Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

Apakah Anda cukup baik?

Dari Bentara Ilmupengetahuan Kristen - 19 Juni 2014

Aslinya diterbitkan di edisi 3 Maret 2014 majalah Christian Science Sentinel


Pertanyaan di atas, datang dengan salah satu cara kepada banyak orang setiap minggu, terkadang bahkan setiap hari! Meragukan kemampuan diri merupakan hal yang umum, meskipun tidak pernah produktif. Tetapi bagaimana jika pertanyaannya berbunyi seperti ini: “Apakah Allah cukup baik?” Sudah pasti  hal itu akan memberi sudut pandang yang sama sekali berbeda mengenai kemampuan serta bakat. Di dalam Alkitab kita dapati ayat yang sangat membesarkan hati ini: “Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah” (2 Kor. 3:5).

Dari pernyataan tersebut kita bisa menyimpulkan: sebagai ciptaan Allah, kesanggupan serta bakat kita adalah pernyataan dari kegiatan ilahi. Allah, yang dalam Ilmupengetahuan Kirsten didefinisikan sebagai Budi, mencerminkan sepenuhnya pada diri kita pengertian serta bakat—dan bahkan keunggulan. Sifat-sifat ilahi tersebut tidak perlu ditingkatkan atau dimunculkan. Sebagai pernyataan Allah yang selaras, kita mewakili watak ilahi seutuhnya.

Setiap saat, kesanggupan rohaniah yang dinyatakan Budi secara spontan dalam diri kita, bersifat tidak berhingga, selalu aktif, senantiasa tersedia. Dalam kesatuan kita dengan Allah, kita menerima bukan sebagian, melainkan seluruh kesanggupan ilahi. Kita telah menerima kesempurnaan. Kita telah menerima kebaikan yang murni. Kita telah menerima kerohanian yang mutlak. Dengan mengamalkan dan menyatakan kecukupan ilahi ini, dan merasa sangat bersyukur untuk hal tersebut, kita memanfaatkannya.

Orientasi kepada yang jasmani—pola pikir yang besifat kebendaan—tidak bisa memberi seseorang keutuhan atau kemurnian. Hanya Bapa Surgawi yang dapat melakukannya. Sementara dunia dengan bertubi-tubi dan secara salah mengidentifikasi manusia sebagi wujud kebendaan, Budi ilahi membangunkan kita kepada kesejatian rohaniah. Alih-alih dibatasi kefanaan, kita merdeka sepenuhnya sebagai “hamba rendah Budi yang tenang,” sebagaimana dinyatakan dalam buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci karya Mary Baker Eddy (hlm. 119). Dapatkah kita menginginkan hal yang lebih baik?

Kata cukup berarti dapat memenuhi setiap tuntutan yang diajukan. “Ah, Tuhan ALLAH! “demikian tertulis dalam Alkitab, “Tiada suatu apapun yang mustahil untuk-Mu!,” (Yeremia 32:17). Terkadang kita mengepalkan tangan dan berusaha keras untuk menjadi cukup baik, sementera kita lupa bahwa menyatakan Allah adalah sesuatu yang wajar. Sangatlah wajar bagi kita untuk mengasihi kebenaran yang mutlak mengenai kesempurnaan Allah dan menyadari bahwa kita mewakili kesempurnaan ini. Sangatlah wajar untuk sering memikirkan hal tersebut sepanjang hari kita, dan membiarkan hal itu menembus sampai pikiran kita yang paling dalam. Sangatlah wajar bagi kita untuk mengalami transformasi karena hal tersebut. Sifat Allah adalah substansi yang menyusun diri kita yang sejati.

Dalam keadaan apa pun, masalahnya bukanlah apakah seorang manusia fana memiliki kesanggupan atau cukup baik. Yang penting adalah kesanggupan serta kecukupan yang tidak berhingga dari Allah yang kita cerminkan dengan bebas. Marilah kita sambut kemampuan ilahi ini ke dalam hari-hari kita, dan kita akan melihat bahwa “Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan” (2 Kor. 9:8).

Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.