Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

Jangan Paksakan Doa Penyembuhan Anda

Dari Bentara Ilmupengetahuan Kristen - 14 Mei 2014

Aslinya diterbitkan di edisi November 1986 majalah The Christian Science Journal

Editorial ini diterbitkan pertama kali di majalah The Christian Science Journal edisi September 1969.


Doa penyembuhan Ilmupengetahuan Kristen, jika diberikan dengan benar, merupakan terapi paling manjur yang pernah ditemukan. Melalui pengertian rohaniah dan dengan memusatkan perhatian kepada ide-ide yang benar, kita membuktikan bahwa kemahakuasaan Budi ilahi mengatasi ketidakselarasan insani. Karena semua zat, termasuk tubuh manusia fana, bersifat mental dan fana, maka pengetahuan rohaniah yang benar dapat melakukan penyesuaian pada tubuh atau suatu keadaan, dan dengan demikian menghasilkan keselarasan.

Cara penyembuhan ini paling efektif manakala si penyembuh memahami dengan jelas kesemestaan serta kebaikan mutlak Allah, kuasa serta kehadiranNya yang meliputi semuanya, kemudian memahami keutuhan sempurna identitas manusia yang berasal dari, dan ada di dalam Asas yang mencipta dan tidak berhingga ini. Pemahaman ini tidak perlu dipaksakan. Kebenaran tentang Allah dan manusia hadir dan berlaku sekarang juga, dan tidak memerlukan bantuan kita. Kebenaran tersebut memberlakukan dirinya sendiri, menyatakan kuasanya yang tidak dapat dilawan, tanpa kesulitan atau ketegangan. Ny Eddy menyatakan, “Ilmupengetahuan Kristen mendiamkan kemauan insani, meredakan ketakutan dengan Kebenaran dan Kasih, dan memperlihatkan gerakan spontan tenaga ilahi dalam menyembuhkan orang sakit” (Ilmupengetahuan dan Kesehatan, hlm. 445).

Tentu saja ini bukan berarti bahwa pekerjaan metafisika yang baik tidak menuntut apa-apa dari seorang penyembuh. Bukan demikian. Suatu doa penyembuhan yang efektif tidak terjadi begitu saja. Doa yang efektif merupakan hasil dari pemahaman rohaniah yang kita upayakan—melalui pembelajaran yang tekun, doa, pemurnian diri, dan kepercayaan diri yang timbul dari pembuktian yang praktis. Tetapi persiapan yang kita lakukan dalam pekerjaan penyembuhan maupun untuk doa penyembuhan tidak perlu bertele-tele atau penuh susah payah. Dalam menghadapi setiap masalah, yang menjadi penyembuh adalah Budi yang tidak berhingga atau Kasih ilahi, dan kita melakukan pekerjaan penyembuhan dengan sebaik-baiknya kalau kemauan diri serta sifat mementingkan diri kita bungkam, sehingga Budi yang murni dan sempurna dipahami sebagai penyembuh yang sebenarnya, dan dengan iman serta pemahaman penuh kita mempercayai kemahakuasaanNya yang memulihkan. Ny. Eddy tidak meninggalkan keraguan sedikit pun bagi kita mengenai hal ini. Dia menulis, “Orang yang menjadi penyembuh yang sebaik-baiknya, adalah yang paling tidak menonjolkan diri, dengan demikian Budi ilahi, yang adalah satu-satunya penyembuh, dapat bersinar melaluinya; Budi ilahi adalah penyembuh yang ilmiah” (Miscellaneous Writings, hlm. 59).

Kristus Yesus menyembuhkan orang sakit dengan cepat dan mudah karena kerohaniannya yang sangat tinggi. Kesadarannya yang tenang dan jernih, yang menyadari sepenuhnya kesatuan serta kesempurnaan Allah dan manusia, menjadikannya mampu mengalahkan segala macam penyakit, dan bahkan membangkitkan orang mati. Tetapi kuasa ini bukan bersifat perorangan dan bukan pula hanya dimiliki olehnya. Sang Guru tidak mengatakan bahwa dia memiliki kebaikan serta kemampuan dari dirinya sendiri. Dia berbicara tentang mengusir setan, atau kejahatan, pikiran-pikiran yang menimbulkan penyakit, “dengan kuasa Allah” (Lukas 11:20). Yesus mengatakan, “Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri” (Yoh. 5:30). Kerendahan hati yang begitu dalam ini, yang membuatnya menyangkal suatu penanggapan perorangan serta kebendaan mengenai hidup serta kecerdasan, menjadikannya mampu melebur dengan sifat yang dinyatakan Jiwa yang esa, atau Ego, dengan demikian mengambil bagian dari sifat yang sempurna serta kuasa penyembuhan Jiwa.

Jadi kita tahu, bahwa Yesus menyembuhkan orang sakit tidak melalui upaya pribadi yang kuat. Doa penyembuhan yang ia berikan tidak menjadikannya lelah atau membelenggunya secara mental. Ia meyakini bahwa karena Budi yang tidak berhingga mencakup semua di dalam diriNya sendiri, Budi itu  mengendalikan semuanya tanpa memerlukan bantuan Yesus. “Kuasa Allah”—kuasa Kebenaran yang menyatakan dirinya sendiri—itulah yang melakukan penyembuhan.

Banyak pekerjaan penyembuhan Ny. Eddy bersifat serta merta. Seringkali, Ny. Eddy juga mencapai ketinggian rohaniah seperti yang dinyatakan Sang Guru. Bagi Ny. Eddy doa penyembuhan bukanlah proses yang melelahkan melainkan penglihatan yang jelas mengenai kesejatian. Hanya melalui kasih yang menakjubkan yang dirasakan dan dinyatakannya, kegelapan mental yang menyatakan diri sebagai penyakit dihapuskan.

Meskipun dapat menyembuhkan penyakit dengan cepat melalui Roh, Ny. Eddy segera menyadari bahwa hanya sedikit pengikutnya yang dapat melakukan hal itu. Maka Ny. Eddy dibimbing secara ilahi untuk mengajarkan suatu sistem penyembuhan melalui penalaran mental—menegaskan kebenaran tentang Allah dan manusia, dan menyangkal penyakit beserta yang seakan merupakan sebab dan gejalanya. Dengan cara tersebut seorang pelajar dapat meluhurkan pikirannya kepada kesadaran rohaniah dan dengan demikian menyembuhkan orang sakit. 

Kebanyakan dari kita berada pada tahap pertumbuhan rohaniah di mana teknik ini diperlukan. Kita perlu melakukan upaya yang jelas untuk membebaskan pikiran kita dan pasien kita dengan cara menegaskan dan menyadari kesempurnaan manusia di dalam Allah dan dengan gigih menyangkal kuasa atau kehadiran saran-saran yang menghipnotis dari penyakit yang menyerang kita.

Beberapa pelajar mengalami ketegangan dan kelelahan saat menggunakan metoda ini, tetapi sesungguhnya  hal ini tidak perlu terjadi. Penegasan kita akan Kebenaran dan penyangkalan kita akan kesesatan tidak diperkuat melalui upaya yang berat dan melelahkan untuk menjadikan kesatuan antara Allah dan manusia suatu fakta dan menyangkal kesejatian sesuatu yang memang tidak sejati. Kebenaran ada, saat ini juga, dan yang sesungguhnya perlu kita lakukan adalah dengan tenang, damai, jelas, melihat fakta tersebut, dan membiarkan Budi yang mahaselaras menyatakan kemahakuasaanNya sendiri yang tidak dapat dilawan. Ny. Eddy memberitahu kita, "Mengibas kiri kanan di dalam kabut, tidak pernah menjadikan penglihatan jelas; tetapi mengangkat kepala kita di atasnya adalah penawar yang paling berkuasa" (Miscellany, hlm. 355).

Jadi, doa penyembuhan yang baik bukan merupakan pekerjaan yang melelahkan. Hal itu bukanlah melakukan rangkaian penalaran mental yang melelahkan. Agar efektif, doa penyembuhan harus bersifat spontan dan penuh ilham—suatu persatuan yang memulihkan, penuh kedamaian dengan Kasih ilahi, sumber segala keselarasan dan kesehatan.

Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.