Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

Masalah HATI

Dari Bentara Ilmupengetahuan Kristen - 22 Januari 2014

Aslinya diterbitkan di edisi 10 February 10 2003 majalah Christian Science Sentinel


Hari Velentine sudah datang lagi! Hal ini membuat saya gusar. Oh, saya menyukai cokelat dan segala hiasan hati berwarna merah dan bunga-bunga indah seperti orang lain. Yang membuat saya gusar adalah tidak orang yang mengirim hal-hal seperti itu kepada saya.

Baiklah saya ceriterakan dari awal.

Waktu masih kecil, Hari Valentine amat menyenangkan. Anggota keluarga saling memberi hadiah berwarna merah dan merah muda. Anak-anak di sekolah akan saling memberi kartu kecil dengan ucapan selamat hari Valentine. Toko-toko penuh dengan pernak-pernik berenda dan cokelat. Semua itu amat menyenangkan.

Seiring bertambahnya usia, saat saya kuliah, perasaan saya berubah. Seakan kita harus memiliki teman khusus yang suka memberi dan menerima hadiah-hadiah yang romantis. Saya tidak selalu memiliki pacar, dan saat mempunyai pacar, kelihatannya mereka tidak menganggap memberi hadiah dan kartu sebagai sesuatu yang penting. Saya bahkan merasa bahwa mereka seolah terpaksa untuk melakukan hal-hal itu. Dan saya lebih sering tidak mempunyai pacar. Saya merasa tersingkir dan tertekan.

Keluarga saya sangat baik dan saya memiliki banyak teman, jadi saya tidak bisa dikatakan kesepian, tetapi rasanya ada sesuatu yang hilang kalau tidak terlibat asmara juga, dan hal ini hampir selalu demikian. Banyak teman-teman saya memiliki perasaan yang sama. Keadaan itu bertambah buruk dengan adanya statistik yang beredar luas, yang menyimpulkan bahwa, di negeri kami, tidak tersedia cukup pria untuk kelompok umur kami. Ini sangat tidak adil. Kami, para wanita mungkin cukup bahagia melajang, tetapi kami pikir kami akan lebih berbahagia jika memiliki suami, atau setidaknya pria pendamping di hari Valentine.

Suatu saat, saya mulai berdoa mengenai keadaan tersebut. Saya tahu Allah adalah Kasih. Bukan sesuatu yang romantis, melainkan kebaikan serta kepedulian yang tulus. Kelihatannya tidak mungkin kalau Allah mengasihi saya (dan teman-teman saya), meskipun demikian menakdirkan kami untuk gagal. Dan saya tahu Allah mengasihi saya karena di waktu yang sudah-sudah Dia selalu menolong saya.

Saya berupaya memahami keadaan tersebut, dan berikut ini beberapa pelajaran yang saya peroleh selama satu dua tahun itu:

  • Ide bahwa setiap orang harus selalu mempunyai hubungan yang romantis merupakan sesuatu yang dipasarkan kepada kita. Tetapi hal itu bukan bagian dari diri kita. Hal tersebut digunakan untuk menjual berbagai barang dan jasa yang mungkin sekali tidak ada hubungannya dengan kasih yang sesungguhnya. Tidak ada salahnya bagi seseorang untuk tidak selalu jatuh cinta.
  • Tersedia cukup banyak hal untuk memenuhi apa pun keperluan kita. Allah adalah sumber ciptaan, dan Dia dapat menciptakan apa pun yang diperlukan. Statistik seperti yang membuat teman-taman saya dan saya galau, tidak merupakan kata akhir. Hal itu bisa menyesatkan atau sama sekali keliru. Bertahun-tahun kemudian, disampaikan informasi bahwa data yang menunjukkan tidak tersedia cukup pria bagi wanita kelompok umur saya, adalah keliru. Meskipun demikian, seandainya hal tersebut bukan sesuatu yang keliru, saya sudah belajar untuk mempercayakan pemenuhan keperluan saya yang sesungguhnya kepada Allah.
  • Suatu hal penting yang saya peroleh: Pria yang salah adalah jauh lebih buruk dari pada tidak memiliki pacar. Siapa yang perlu dibebani dengan seseorang yang tidak siap untuk saling memberi dan menerima, menghargai kesetaraan, dalam perhubungan yang dewasa?
  • Dan yang satu ini sangat penting: saya mendapati bahwa saya bahagia sepenuhnya tanpa memiliki pacar. Saya tidak tahu bagaimana menjelaskannya, tetapi tiba-tiba saya tidak lagi mengkhawatirkan hal tersebut.

Mungkin Anda sudah menduga, bahwa semua ini merupakan kemajuan yang sesungguhnya bagi saya. Ketika saya tidak lagi sepanjang waktu merasa khawatir dan bertanya-tanya mengapa belum mempunyai pacar, saya mendapati bahwa Allah telah menyediakan pria yang sangat baik untuk saya: cerdas, baik hati, dan menyadari kasih Allah. Tidak ada keraguan mengenai hal tersebut—tidak ada stres, tidak ada rayuan gombal. Hanya kasih yang normal dan menyenangkan saja. Kami telah bertahun-tahun menikah, dan hubungan kami tetap wajar, sehat, dan menyenangkan.

Apa yang akan saya katakan kepada seseorang yang merasakan lebih banyak kesedihan daripada suka cita di hari Velentine? Cobalah meluangkan waktu untuk mengenal Allah sebagai Kasih itu sendiri; belajarlah untu mengandalkan Allah untuk memenuhi semua yang Anda perlukan dalam hidup Anda; dan jangan biarkan seorang pun mendikte perasaan Anda. Tersedia cukup banyak kasih untuk setiap orang.

Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.