Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

Kebenaran berlaku untuk setiap orang

Dari Bentara Ilmupengetahuan Kristen - 21 April 2015

Aslinya diterbitkan di edisi 9 Maret 2015 majalah Christian Science Sentinel


Ketika saya tumbuh dewasa, ibu dan saya mengenal seorang penyembuh Ilmupengetahuan Kristen yang sudah menjadi seperti keluarga kami. Kami merasa sangat dikasihi olehnya, dan selama bertahun-tahun kami minta bantuan doa penyembuhan darinya dan mengalami banyak kesembuhan. Saat saya meneleponnya, seakan dia langsung tahu wawasan rohaniah apa yang saya perlukan. Saya selalu bertanya-tanya bagaimana dia dapat begitu mudah melihat apa yang saya perlukan.

Bertahun-tahun kemudian, salah seorang cucu perempuannya menunjukkan kepada saya sepucuk surat di mana penyembuh itu menjelaskan bahwa pekerjaan  penyembuhannya menjadi lebih berhasil saat dia menyadari dan menegaskan bahwa kebenaran berlaku bukan hanya baginya serta pasiennya, melainkan bagi setiap orang.

Hal ini merupakan peringatan bagi saya bahwa doa dalam arti yang sebenar-benarnya bukan hanya berpaling kepada Allah untuk memenuhi keperluan pribadi kita, melainkan jauh lebih luhur dari itu. Doa adalah pengakuan akan kebenaran bahwa Kasih ilahi merangkul semua orang dan memelihara keutuhan, sukacita, dan kesempurnaan setiap orang. Itulah sebabnya Yesus Kristus bisa menyembuhkan orang banyak.

Mary Baker Eddy menulis di buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci, “Tidaklah benar untuk mengira, bahwa Yesus membuktikan kekuasaan ilahi untuk menyembuhkan hanya bagi sejumlah orang yang terpilih atau untuk suatu jangka waktu yang terbatas, karena kepada sekalian umat manusia dan pada tiap-tiap saat Kasih ilahi mengaruniakan segala kebaikan” (hlm. 494).

Beberapa waktu yang lalu saya mengalami sesuatu yang menunjukkan bahwa berkat yang dihasilkan doa kita yang mencakup seluruh umat manusia dapat menjangkau sangat jauh. Suatu hari, seorang kerabat muda diam-diam menemui saya sepulang sekolah dan mengatakan bahwa dia tidak merasa “sebahagia anak-anak lainnya.” Saat itu usianya sepuluh tahun, dan bagi saya keadaan itu merupakan pertanda bahwa dia dalam masalah besar. Saya merasa perlu berdoa dengan tekun mengenai hal tersebut.

Saya mulai dengan bertanya kepada Allah mengenai apa yang diperlukan. Saya merasa dibimbing untuk mengatakan kepada teman kecil saya bahwa tidak ada yang bisa memisahkannya dari kasih Allah yang tidak berhingga serta melimpah, yang senantiasa mengelilinginya (lihat Roma 8:38, 39). Setelah bertanya kepada ayah anak tersebut apakah saya boleh berdoa bagi anaknya, saya mulai memahami dalam doa bahwa kebaikan Allah yang tidak berhingga terus-menerus datang kepada anak itu—mengalir bahkan lebih deras dari pada air terjun Niagara. Tidak sesuatu pun dapat menghalangi atau menyembunyikannya. Saya melihat bahwa kebaikan adalah satu-satunya yang ada, dan kebaikan itu dinyatakan secara tidak berhingga dalam diri anak muda tersebut.

Firman yang Pertama menuntut kita untuk menyembah atau mengakui satu kuasa saja—Allah. Kejadian 1:31 memberitahu kita, “Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik.” Saya terus berpegang kepada kebenaran tersebut selama beberapa hari, dan mempelajari berbagai maknanya.

Di hari ketiga, saya ingat saran penyembuh untuk menyadari dan menegaskan bahwa fakta-fakta rohaniah ini berlaku untuk setiap orang. Dengan sukacita saya melihat bahwa apa pun yang hendak mengatakan, bahwa ada kuasa yang menghalangi kebaikan ini datang kepada kita semua, adalah suatu dusta, suatu khayalan, yang tidak memiliki substansi. Kebenaran tersebut memenuhi pikiran saya selama beberapa hari berikutnya. Selagi terus berdoa secara spesifik untuk anak tersebut, saya juga bersukacita atas berbagai macam kebaikan lain yang dikaruniakan Allah kepada setiap orang di antara kita, seperti sukacita, keceriaan, suplai, keamanan, pertemanan, pemenuhan, damai, tujuan, pekerjaan, kepuasan.

Pernyataan Ny. Eddy “Kasih ilahi senantiasa telah memenuhi dan selalu akan memenuhi segala keperluan manusia” (Ilmupengetahuan dan Kesehatan, hlm. 494) melambungkan pengharapan saya akan kebaikan. Dan baris pertama Mazmur 23 juga sangat menghibur: “TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.” Saya tahu bahwa hukum Allah akan keselarasan yang tidak berhingga tidak bisa dilanggar.

Tidak lama kemudian saya mulai melihat perubahan pada anak itu, yang hampir setiap akhir pekan saya jaga. Dia lebih bahagia, ceria, lebih berperilaku seperti anak-anak, dan kurang murung. Dia banyak tersenyum. Alih-alih tinggal sendiri di kamarnya, seperti yang dilakukannya beberapa waktu sebelumnya, dia lebih sering menerima ajakan teman-teman akrabnya untuk bermain, dan dia juga sering mengajak temannya bermain. Terlihat jelas bahwa dia telah keluar dari rasa tertekan yang saya amati beberapa hari sebelumnya.

Tetapi berkat itu tidak berhenti di situ. Selama tiga hari saya mencakup umat manusia dalam doa saya untuk mengetahui bahwa kebaikan Allah yang tidak berhingga tidak dapat dihentikan, setiap hari ada saja alasan bagi saya untuk mengunjungi Ruang Baca guna melalukan sesuatu yang biasanya memakan waktu sekitar satu menit, dan setiap kali seseorang mengikuti saya untuk bertanya tentang Ilmupengetahuan Kristen dan ingin berbincang tentang cara menyembuhkan secara rohaniah. Setiap kali, saya merasa ada kebutuhan yang besar pada orang-orang itu, dan saya memperkenalkan buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan kepada mereka dan mengatakan bahwa di situlah penyembuhan-penyembuhan yang dikisahkan di Alkitab dijelaskan secara penuh.

Selain itu, ketika saya secara suka rela bekerja di Ruang Baca, ada tiga orang pengunjung, semuanya bertanya mengenai Ilmupengetahuan Kristen. Salah satunya kembali mempelajari Ilmupengetahuan Kristen setelah meninggalkannya bertahun-tahun silam, dan dia membeli buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan ketika pulang.

Ruang Baca kami biasanya tidak seramai itu, dan terkadang tidak seorang pun berkunjung. Tetapi berdoa untuk memahami bahwa kebaikan Allah yang tidak berhingga merupakan milik setiap orang membuka mata saya betapa besarnya berkat yang bisa diberikan Ruang Baca kita kepada komunitas kita yang mencari Kebenaran.

Berkat yang saya peroleh dari pengalaman ini terus-menerus datang. Tidak lama sesudah itu, saya mendapatkan tambahan penghasilan tetap yang sangat diperlukan, padahal saya sudah merasa putus asa karena upaya saya untuk mendapatkannya selama bertahun-tahun tidak mendatangkan hasil. Demikian juga teman-teman yang tinggal beratus mil jauhnya, dan yang pertemanannya sangat saya rindukan setelah saya pindah dari daerah mereka, datang berkunjung.

Sekarang ini, sudah lebih dari setahun berlalu sejak saya berdoa bagi kerabat kecil saya, dan tingkat kegembiraannya terlihat jelas tetap tinggi.  Dia tidak lagi menunjukkan tanda-tanda tidak sebahagia anak-anak yang lain.

Kebaikan Allah yang tidak berhingga ada di mana-mana. Hal itu sudah selalu tersedia—bagi kerabat saya, bagi saya, bagi Ruang Baca gereja saya, bagi pencari kebenaran di komunitas saya—tetapi saat itu rasanya sebuah tirai telah terbuka dan kebaikan itu tiba-tiba dapat dilihat.

“Doa tidak dapat mengubah Ilmupengetahuan tentang wujud, tetapi membantu menyelaraskan kita dengan hal itu. Kebaikan mencapai pembuktian akan Kebenaran,” tulis Ny. Eddy di halaman 2 buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan. Kemudian di halaman yang sama dia menulis: “Adakah kita mengharapkan akan mengubahi kesempurnaan? Akan kita pohonkankah lebih banyak lagi pada sumber yang terbuka, yang telah mencurahkan lebih banyak daripada yang kita mau menerima?”

Melihat melampaui keperluan pribadi kita untuk menyadari bahwa Allah mengasihi dan menjaga semua orang secara tidak berat sebelah memperdalam pemahaman kita tentang kebaikan Allah yang tidak berhingga dan membukakan pintu agar berkat tercurah bagi kita sendiri, komunitas kita, dan seluruh dunia.

Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.