Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

Kesembuhan total dari radang otak yang parah

Dari Bentara Ilmupengetahuan Kristen - 21 Januari 2015

Aslinya diterbitkan di edisi Oktober 2014 majalah The Christian Science Journal


Ketika berumur sekitar duapuluh lima tahun, saya terkena campak. Saya segera menghubungi seorang penyembuh Ilmpengetahuan Kristen untuk mendapatkan doa penyembuhan, tetapi meskipun kami telah berusaha sebaik-baiknya, keadaan saya dengan cepat memburuk dan secara mental maupun fisik saya menjadi tidak berdaya. Karena tidak bisa merawat saya, keluarga saya membawa saya ke rumah sakit. Para dokter mengatakan bahwa saya menderita radang otak parah yang disebabkan oleh virus. Tidak ada obat untuk penyakit itu, dan mereka meramalkan, bahwa jika dapat bertahan hidup, maka kemungkinan besar saya akan mengalami kerusakan otak dan memerlukan masa penyembuhan bertahun-tahun untuk bisa pulih. 

Mencari bantuan medik itu bukanlah pilihan saya, dan, karena saya tidak dapat disembuhkan juga secara medik, maka doa penyembuhan Ilmpengetahuan Kristen dilanjutkan.

Ketika pertama kali tiba di tumah sakit, semuanya terlihat gelap. Tetapi saya merasa seakan dapat melihat samar-samar setitik cahaya, seperti bintang yang jauh, yang membimbing saya keluar dari kegelapan. Ingatan pertama saya yang jernih di rumah sakit itu adalah melihat sebuah majalah Christian Science Sentinel di meja di sebelah tempat tidur saya. Saat itu menjelang Natal, dan di sampul majalah itu terlihat suatu gambar yang indah mengenai bintang Betlehem yang bersinar terang, dan saya merasa terhibur.

Tetapi setelah sadar bahwa saya berada di rumah sakit, saya merasa sendiri dan ketakutan. Saya berdoa sekuat tenaga dengan Mazmur 91 dan berbagai kebenaran lain dari Alkitab, yang saya pelajari di Sekolah Minggu. Seorang teman yang juga pelajar Ilmupengetahuan Kristen tidak diizinkan menemui saya, karena hanya anggota keluarga yang boleh menengok, dan saya juga tidak akan bisa mengenalinya. Tetapi teman saya itu tetap datang, dan ketika melihatnya, saya mengenalinya dan berteriak penuh suka cita.

Teman saya berkata, “Carolyn, kita bersaudara dalam roh!” Seorang perawat bertanya apakah kami benar-benar saudara. Kami menjawab memang begitu—karena kami benar-benar merasakan suatu persaudaraan di antara kami. Karena melihat bahwa kedatangan teman saya berpengaruh baik bagi saya, ketika perawat tahu bahwa tidak ada hubungan darah di antara kami, mereka meminta teman saya untuk datang kembali, dan itu dilakukan teman saya setiap hari. Ini merupakan kasih Kristus yang sangat berharga, yang disediakan Allah bagi saya  saat itu—memberi saya harapan yang saya butuhkan.

Tetapi, terutama di malam hari, keadaan terasa sangat gelap dan menakutkan. Suatu hari ketika sudah larut malam, kira-kira setelah dua minggu di rumah sakit, seorang perawat mendapati saya sedang menelepon seorang penyembuh. Perawat itu merebut telepon dari tangan saya. Saya menjadi histeris. Beberapa perawat lain datang, memegangi saya, dan mengikat saya di tempat tidur. Saya diberi obat penenang, tetapi tidak ada manfaatnya, saya terus saja berteriak sekuat tenaga karena merasa takut dan marah.

Lalu, saya mendengar “suara yang kecil dan halus” (1Raja-raja 19:12, menurut versi King James) dari Allah, Kasih, menembus kegaduhan itu, mengatakan bahwa saya harus memaafkan. Saya menjadi tenang dan sadar bahwa saya dapat memaafkan mereka. Saya memanggil dengan suara yang normal, dan seorang perawat lain datang di sisi saya. Saya mengatakan, bahwa saya ingin menelepon seorang penyembuh Ilmupengetahuan Kristen yang sedang mendoakan saya, dan menjelaskan kepada perawat tersebut bahwa penyembuh itu tidak berkeberatan meskipun saya meneleponnya larut malam. Perawat itu meninggalkan saya dan kembali bersama atasannya. Saya mengulang penjelasan saya. Hal ini saja sebetulnya sudah merupakan kemajuan, karena sampai saat tu, sulit bagi saya untuk merangkai beberapa kata yang bermakna, apalagi untuk mengatakan hal yang sama dua kali. Perawat dan atasannya membuka ikatan saya dan membiarkan saya menelepon. Malam itu saya menelepon penyembuh beberapa kali, dan keesokan harinya keadaan saya jauh lebih baik.

Sore itu, suami saya mengeluarkan saya dari rumah sakit. Test yang dilakukan berkali-kali untuk mengetahui adanya kerusakan otak, tidak memberikan hasil positif. Saat pulang tubuh saya lumpuh sebagian, tetapi bantuan doa terus diberikan, dan dalam dua hari saya dapat menggunakan semua anggota tubuh saya.

Meskipun demikian, keadaan mental saya masih bermasalah. Saya tidak ingat bagaimana melakukan hal-hal sederhana, seperti mengenakan pakaian sendiri atau membaca kata-kata secara berurutan. Selain itu, saya juga bereaksi terhadap hal-hal yang sesungguhnya hanya ada dalam angan-angan saya. Oleh karena itu saya pergi ke fasilitas perawatan Ilmupengetahuan Kristen yang menerima pasien-pasien yang bermasalah secara mental.

Ada satu kejadian di tempat itu yang memberi kesan indah dan mempercepat kesembuhan saya. Suatu malam ketika merasa sangat galau dan frustasi, saya mencopot bagian-bagian dari semua perabotan di kamar saya dan melemparkannya ke dinding. Beberapa orang berkumpul di luar pintu, tetapi tidak mau masuk ke kamar saya. Lalu saya mendengar suara mengatakan penuh kasih, “Saya tidak takut kepadanya.” Seorang perawat Ilmupengetahuan Kristen masuk, dan saya membenamkan diri dalam pelukannya, meneguk kasih yang dinyatakannya. Sesudah itu saya tidak pernah merusak perabotan atau melakukan hal seperti itu lagi.

Selama di tempat itu, saya sering berjalan di kamar sambil menyanyikan nyanyian no 176 dari Buku Nyanyian Ilmupengetahuan Kristen:

G’reja Allah, lama engkau
Berdiri di tengah taufan;
Aman di batu abadi,
T’rangmu menghalau keg’lapan;
Mendatangkan pengertian
Mengenai amanat Tuhan,
Menghapuskan kekacauan.
(berdasarkan syair Nikolaj F. S. Grundtvig dalam bahasa Denmark, yang diadaptasi © CSBD)

Pesan tersebut sangat berkuasa dan menghibur. Saya terus-menerus mengingat gambaran tentang bintang yang membimbing saya keluar dari kegelapan. Bintang itu brangsur-angsur bersinar semakin terang seperti “sinar matahari Kebenaran” dalam kesadaran saya (Mary Baker Eddy, Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci, hlm. 162).

Setelah sebulan, saya dapat  pergi ke rumah orang tua saya. Saya masih berperilaku agak aneh, sampai suatu hari, saya bangun dan memutuskan bahwa semua itu harus berakhir. Saya sadar, bahwa saya memiliki kuasa, yang dikaruniakan kepada saya dari Allah (lihat Kejadian 1:26). Mula-mula, sulit bagi saya berusaha untuk tidak mengatakan dan melakukan hal-hal yang aneh, tetapi hal itu menjadi lebih mudah setiap hari manakala saya tetap berpegang kepada fakta rohaniah bahwa saya memiliki kuasa.

Sekitar empat bulan setelah saya jatuh sakit, saya pulang, kembali bekerja penuh waktu, dan melakukan tugas ibu bagi anak-anak saya. Ketika mereka hampir dewasa, saya menyelesaikan gelar di bidang teknik dengan nilai sangat bagus, dan hal ini membuka jalan bagi saya untuk menekuni karir yang produktif di suatu perusahaan yang sangat terpandang. Saya tidak bisa berhenti menyatakan rasa syukur saya kepada Kristus Yesus yang telah membuktikan bahwa Allah adalah Kasih; juga kepada Mary Baker Eddy yang telah menemukan Ilmupengetahuan Kristen, yang saat ini memungkinkan terjadinya penyembuhan Kristen; dan untuk terang rohaniah Kebenaran dan Kasih yang datang kepada saya melalui pengalaman ini.

Carolyn Muir
Milan, Illinois, AS

Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.