Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

Pada Pihak Mana?

Dari Bentara Ilmupengetahuan Kristen - 19 Februari 2015

Aslinya diterbitkan di edisi 3 Januari 1942 majalah Christian Science Sentinel


Dalam artikel yang berjudul "Christian Healing [Penyembuhan Kristiani]" (hlm. 10) Mary Baker Eddy, Pemimpin kita yang terkasih, menulis, "Jika anda ingin bahagia, lakukanlah pembelaan bagi diri anda pada pihak kebahagiaan; belalah pihak yang anda inginkan, dan waspadalah untuk tidak membela kedua belah pihak, atau membela kesedihan lebih daripada sukacita." Dalam saran tersebut, dengan jelas Ny. Eddy memperingatkan kita bahwa pelajar Ilmupengetahuan Kristen tidak boleh bersikap setengah hati dalam menghadapi kesesatan dalam bentuk apa pun; bahwa mereka harus berdiri kokoh pada satu-satunya pihak yang sejati, pihak yang benar, di pihak Allah, kebaikan; bahwa hanya dengan cara ini keselarasan serta damai dapat dibuktikan. Hal ini berlaku dalam menghadapi masalah pribadi maupun menghadapi yang seakan merupakan masalah dunia yang muncul saat ini. Para pelajar Ilmupengetahuan Kristen harus waspada agar dapat memenuhi tanggungjawab mereka untuk hanya berpikir tentang pihak yang benar saja, dan membelanya. Tidak ada keraguan bahwa dalam Ilmupengetahuan Kristen ditemukan jawaban untuk semua masalah yang dihadapi umat manusia di dunia saat ini.

Budi fana dengan lantang berbicara di pihak kesesatan, menyatakan bahwa semuanya kacau-balau; bahwa dunia belum pernah mengalami gejolak seperti sekarang ini; bahwa masa depan tidak menentu, bahwa tidak ada keamanan di mana jua pun, dan tidak ada kedamaian. Apa yang dikatakan Ilmupengetahuan Kristen mengenai hal ini? Dapatkan Allah berubah? Tidak! Dapatkan manusia yang diciptakan dalam gambar dan keserupaan Allah berubah? Tidak! Dapatkah alam semestaNya berubah? Tidak! Faktanya adalah, hanya ada satu kekuasaan yang memerintah, satu pemerintahan, dan itu adalah pemerintahan Asas ilahi. Hanya ada satu manusia, yakni manusia yang diciptakan Allah. Maka marilah kita berdiri kokoh pada kebenaran-kebenaran ini dan hanya berbicara serta bernalar pada pihak kesempurnaan. Hendaklah kita jangan menyuarakan atau membahas kesesatan jenis apa pun. Saat menghadapi berita yang mengganggu dari radio atau media lainnya, hendaklah kita berpaling kepada Ilmupengetahuan Kristen, dan, menyangkal pernyataan palsu penanggapan kebendaan tersebut, kita tegaskan kepada diri sendiri kebenaran serta damai Allah, yang senantiasa hadir dan tersedia bagi kita.

Alkitab mengisahkan bahwa ketika tentara Aram dengan kuda dan kereta mereka, mengepung kota di mana Elisa berada, dan pelayan Elisa datang memberitahukan bahaya yang kelihatannya mengancam mereka, dan bertanya, "Celaka tuanku! Apakah yang akan kita perbuat?" Elisa menjawab, "Jangan takut, sebab lebih banyak yang menyertai kita dari pada yang menyertai mereka." Dan selanjutnya dikisahkan: “Lalu berdoalah Elisa: ‘Ya TUHAN: Bukalah kiranya matanya, supaya ia melihat.’ Maka TUHAN membuka mata bujang itu, sehingga ia melihat. Tampaklah gunung itu penuh dengan kuda dan kereta berapi sekeliling Elisa" (2 Raja-raja 6).

Demikian pula, ketika Gideon dan bangsanya, orang Israel, diperbudak oleh bangsa Midian, dengan upaya yang benar dan bersatu, sekelompok kecil orang Israel dapat mengalahkan musuh dan membuktikan kemahakuasaan Alah, kebaikan, dan memberi damai serta kebebasan kepada suatu bangsa yang dijajah.

Para pelajar Ilmupengetahuan Kristen jelas harus bekerja. Kita bersatu untuk mengurangi kejahatan, dan kita dapat melakukan hal ini hanya dengan berdiri teguh pada pihak Allah. Kesetiaan kita tidak boleh terbagi. Kita tidak punya waktu untuk menekuni analisa budi fana mengenai keadaan yang kita hadapi, apa lagi menerimanya. Kesesatan menyatakan bahwa dirinyalah yang berkuasa. Tapi kita tahu bahwa hanya Allah saja yang memiliki kuasa. Dalam kesejatian yang mutlak tidak ada perang, tidak ada kebencian, tidak ada kepahitan, tidak ada agresi, tidak ada penghukuman, dan tidak ada keinginan membalas dendam yang dapat memicu perselisihan di antara anak-anak Allah. Adalah tugas para pelajar Ilmupengetahuan Kristen untuk berpihak pada kesemestaan Allah dan pada manusia sebagai pernyataanNya, dengan demikian membuktikan bahwa semua yang tidak menyerupai kebaikan tidak memiliki kuasa dan bukanlah sesuatu. Mereka harus menunjukkan bahwa kebaikan itu meliputi semuanya dan mahakuasa, sehingga fakta tersebut menjadi semakin nyata bagi penanggapan insani, dan pernyataan palsu akan kebencian, keserakahan, dan agresi—kejahatan  dalam segala bentuknya—akan dihapuskan dan lenyap.

Kasih yang dinyatakan Yesus Kristus adalah Kasih yang universal, Kasih yang adalah Asas ilahi, kecerdasan, kebijaksanaan—Kasih yang mahakuasa. Melalui kekuatan yang diperoleh dari pemahaman bahwa Allah adalah Kasih, Yesus mengalahkan musuh-musuhnya, mengatasi dosa, penyakit, idap-idapan, dan maut, dan bangkit dengan kemenangan mengatasi zat serta kefanaan. Tidak sesuatu pun kecuali Kasih, dipahami dan dipraktekkan, yang pada akhirnya akan mengatasi segala bentuk peperangan.

Kasih akan mencairkan kebencian, kedengkian, iri hati, agresi, dan keinginan membalas dendam, yang menumbuhkan benih peperangan. Sungguh suatu kesempatan yang mulia bagi kita untuk membuktikan yang dikatakan Ny. Eddy (Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci, hlm. 412): "Kekuasaan Ilmupengetahuan Kristen dan Kasih ilahi adalah mahakuasa. Sesungguhnyalah kekuasaan ini sanggup melepaskan cengkaman dan memusnahkan penyakit, dosa, dan maut." Tidak peduli apa pun yang dikatakan penanggapan fana, kebenarannya adalah, manusia itu cerminan Allah, dan saat ini juga dia hanya menyatakan sifat-sifat yang menyerupai sifat Allah. Kita tidak dapat melihat persaudaraan manusia di dunia ini kecuali kita melihat kebenaran mengenai persaudaraan dalam pengalaman pribadi kita masing-masing. Setiap kali pikiran tentang ketakutan, pikiran tentang penyakit, idap-idapan, kebencian, balas dendam, maut—setiap saran palsu yang diajukan budi fana—dihadapi dan diatasi melalui Ilmupengetahuan Kristen dalam pengalaman pribadi kita, maka dalam perbandingan itu kita menghancurkan keseluruhan kesesatan dan mempercepat pengenalan kita akan kerajaan surga, pemerintahan keselarasan, dengan demikian membawa damai di bumi dan kemauan baik kepada sesama manusia.

Berjuang pada pihak Allah berarti mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah, dalam pemikiran yang benar; dan itu artinya mengenakan perlengkapan tersebut setiap saat. Tidak pernah boleh ditanggalkan. Perselisihan dan permusuhan tidak bisa berlanjut jika setiap pelajar Ilmupengetahuan Kristen berdiri teguh pada pihak Allah, berdoa tanpa henti dengan penuh pengertian, menyadari kesempurnaan Allah dan manusia.  Marilah kita  "kenakan ... seluruh perlengkapan senjata Allah!” Di buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan, Ny. Eddy menulis (hlm. 216): "Kerohanian secara terang-terangan memerangi paham materialisme. Pada pihak yang manakah kita berjuang?"

Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.