Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

Saya telah menjadi seorang pelajar Ilmupengetahuan Kristen sepanjang hidup saya...

Dari Bentara Ilmupengetahuan Kristen - 4 Desember 2015

Aslinya diterbitkan di edisi Juni 1989 majalah The Christian Science Journal


Saya telah menjadi pelajar Ilmupengetahuan Kristen sepanjang hidup saya dan sangat menikmati setiap langkah yang saya jalani. Selama masa kanak-kanak dan remaja, saya telah mengalami banyak kesembuhan yang meyakinkan—beberapa di antaranya dengan bantuan doa seorang penyembuh Ilmupengetahuan Kristen dan beberapa melalui doa penyembuhan saya sendiri saja. Salah satu kesembuhan awal yang terjadi dari hasil doa saya sendiri adalah kesembuhan yang tuntas setelah tangan saya terbelah di antara ibu jari dan jari telunjuk pada waktu saya menangkap bola baseball; kesembuhan tersebut terjadi dalam beberapa jam tanpa meninggalkan bekas luka. Sebelumnya cedera seperti itu memakan waktu delapan minggu untuk sembuh dan meninggalkan bekas luka.

Saat berusia sembilan belas tahun saya mengikuti pelajaran kursus Ilmupengetahuan Kristen dan sesudah itu masuk Angkatan Laut (ini terjadi pada Perang Dunia II). Kira-kira setahun kemudian saya menderita sakit punggung dan paha saya bengkak entah karena apa. Staf medik Angkatan Laut merasa sangat khawatir, dan saya dikirim ke rumah sakit Angkatan Laut di Corona, California, AS. Diagnosa medik mengatakan bahwa saya menderita tbc di tulang punggung. Pemotretan dengan sinar-X menunjukkan bahwa beberapa ruas tulang belakang mengalami kerusakan. Sebagai akibatnya cairan terkumpul di paha saya. Para dokter memberitahu saya bahwa keadaan itu bersifat fatal dan bahkan jika saya terus hidup saya tidak akan bisa berjalan lagi.

Mereka memberi saya surat keterangan boleh pulang dari rumah sakit dan dengan tubuh digips saya dibawa ke Santa Barbara, ke rumah kedua yang dimiliki orang tua saya, “untuk menghabiskan sisa hidup saya.” Di sana, meskipun saya dalam perawatan, saya tidak mendapatkan perawatan medik. (Meskipun sebelumnya saya diopname oleh Angkatan Laut, saya tidak menggunakan obat-obatan).

Selama periode itu, saya dengan tekun mempelajari Ilmupengetahuan Kristen dan berdoa. Saya tidak takut. Saya tidak pernah meragukan kuasa Allah untuk menyembuhkan saya, tetapi saya sangat ingin memahami bagaimana Ilmupengetahuan Kristen menyembuhkan—bagaimana dan mengapa fakta bahwa wujud sejati manusia bersifat rohaniah dan sempurna dapat menyembuhkan keadaan kebendaan yang saya hadapi; bagaimana Allah, Kebenaran dan Kasih, dapat menyembuhkan tubuh jasmani. Saat itu tidak menjadi soal bagi saya apakah saya mati atau tidak, asal saja saya dapat memahami bagaimana kuasa Allah bekerja dalam pengalaman insani. Saya pikir saya memahami Ilmupengetahuan dan Kesehatan (buku ajar Ilmupengetahuan Kristen karangan Penemunya, Mary Baker Eddy) dari awal sampai akhir, tetapi sekarang saya mencari sesuatu yang belum saya temukan dalam pemahaman saya.

Sekitar sebulan sesudah saya meninggalkan rumah sakit, saya mengalami demam yang semakin parah. Karena saya merasa tidak nyaman, gips di tubuh saya dibuka. Akhirnya saya tidak lagi dapat makan dan minum. Saat itu, seorang penyembuh Ilmupengetahuan Kristen yang penuh pengabdian dan tinggal di kota itu, berdoa bagi saya dan ada di sisi tempat tidur saya. Ketika mendekati apa yang kelihatannya sebagai kematian yang tidak dapat dihindarkan, suatu rasa bersalah yang terpendam mengenai kebencian yang membuat saya menderita keluar dari mulut saya. Penyembuh itu menanggapinya dengan cepat dan kuat: “Engkau tidak perlu mengasihi  seseorang, nyatakan saja Kasih!” Saya memahami, bahwa hal itu berarti kita tidak perlu mengasihi penanggapan perorangan atau kemauan insani; suatu penanggapan perorangan mengenai kasih dapat menumbuhkan permusuhan dan kebencian, rasa ingin memiliki dan frustasi, kemarahan dan sifat tidak memaafkan. Tetapi Kasih ilahi menumbuhkan kasih sayang insani yang sesungguhnya, tidak merasa dizalimi, dengan suka cita melihat keinividuilan rohaniah yang sebenarnya, dan menyembuhkan dengan serta merta.

Seakan beban yang berat telah terangkat dari diri saya. Suatu gelombang kelegaan dan kedamaian menerpa diri saya. Demam hilang dan muntah-muntah berhenti. Dan dengan kepastian ilahi, yang menyangkal peringatan dan prediksi, saya bangun dan berjalan. Sifat mematikan dari penyakit itu telah berakhir, meskipun penyembuhannya belum tuntas. Kelemahan di punggung saya dan keluarnya cairan dari paha terus berlanjut.

Setelah beberapa waktu saya pergi ke suatu fasilitas yang menyediakan tempat untuk beristirahat dan belajar dan juga perawatan, bagi para pelajar Ilmupengetahuan Kristen. Pada suatu hari seorang wanita muda yang wajahnya berseri-seri dan berhati terbuka makan di meja saya. Kami saling berkenalan dan dia menganjurkan saya untuk menghubungi seorang penyembuh yang dikenalnya. Setelah pulang saya melakukan hal itu.

Pada pertemuan pertama saya dengan penyembuh itu, ia mendengarkan dengan sabar apa yang saya ceritakan. Kemudian ia menekankan bahwa Ilmupengetahuan, dengan penalarannya yang ilmiah, sesungguhnya—secara metafisika, adalah “tulang punggung” saya yang sebenarnya. Kita membahas bagaimana yang ilahi bekerja dalam pengalaman insani, bahwa ide-ide rohaniah itu nyata dan sejati, dan bahwa yang rohaniah “menentukan yang lahiriah dan sesungguhnya” seperti dinyatakan dalam buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan (hlm. 254).

Setelah kunjungan itu, saya tekun membaca Ilmupengetahuan dan Kesehatan. Hal-hal yang sebelumnya hanya saya baca sepintas menjadi hidup bagi saya, dan berkali-kali saya menemukan jawaban yang saya cari. Saya mendapati bahwa saya dapat mengatakan tanpa ragu-ragu, “Saya bersifat rohaniah!”

Sebelumnya, saya merasa yakin bahwa semua yang saya sentuh dan lihat bersifat kebendaan dan perlu dibuang, oleh karena itu rasanya munafik untuk menegaskan bahwa saya bersifat rohaniah. Tetapi sekarang saya melihat bahwa manusia bersifat rohaniah di sini dan saat ini juga dan zat tidaklah lebih dari penyangkalan yang bersifat subyektif dan pengaburan akan wujud yang sejati. Tentang pemahaman para murid mengenai ajaran Yesus, dalam Ilmupengetahuan dan Kesehatan disebutkan (hlm. 43): “Kedatangan pengertian inilah yang dimaksudkan dengan turunnya Roh Kudus — pengaliran Ilmupengetahuan ilahi ke dalam pikiran, yang sangat menerangi Hari Pentakosta dan yang pada masa ini mengulang sejarahnya masa dahulu.” Sesungguhnyalah saya mengalami suatu pengaliran Ilmupengetahuan ini ke dalam pikiran.

Selama beberapa minggu kemudian saya diperbaharui baik secara rohaniah maupun fisik. Kekuatan, fleksibilitas, dan kebebasan dalam fungsi tulang punggung saya pulih sepenuhnya; paha saya tidak lagi mengeluarkan cairan dan lukanya sembuh; dan dalam dua bulan saya mengikuti kuliah. Saya dapat berlari dengan bebas dan kencang. Bahkan sekarang, empat puluh tahun kemudian, saya berlari dengan suka cita. Saya tidak pernah pincang. Dan saya masih mampu membawa dan mengangkat beban yang berat.

Sejak pengalaman ini saya telah belajar banyak hal dalam Ilmupengetahuan, tetapi saya akan selalu bersyukur untuk kesembuhan ini—suatu karunia yang membaharui dari Allah yang memberi saya kilasan yang sangat berharga mengenai ajaran serta apa yang diamalkan Kristus Yesus, dan penemuan Ny. Eddy. Jika kita dihadapkan kepada yang seakan sebagai dinding yang tidak bisa ditembus atau sumur tanpa dasar, bimbingan sempurna Allah tidak pernah gagal. Dari pengalaman ini saya belajar bahwa kebenaran dari pernyataan Yesus “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu” (Mat. 7:7) adalah sesuatu yang pasti.

Catatan: Saya menikahi “wanita muda yang wajahnya berseri-seri” yang disebut di atas dan sangat bersyukur untuk tahun-tahun yang kami lalui bersama.

Bart R. van Eck
San Marino, California, AS

Saya isteri Bart R. van Eck, dan dengan rasa syukur saya menguatkan kesaksian tentang kesembuhannya dari masalah tulang belakang. Meskipun saya tidak mengenalnya di bagian pertama pengalamannya, saya cukup mengenal seluk-beluk keluarganya dan orang-orang lain untuk menguatkan kebenaran kesaksiannya, dan sudah pasti saya dapat  menegaskan bahwa Bart adalah orang yang jujur dan berintegritas.

Elizabeth van Eck

Sebagai saudara perempuan Bart van Eck dan sebagai orang yang menyaksikan kesembuhan yang indah ini, saya sangat senang dan bersyukur membenarkan kesaksiannya. Setelah dia keluar dari rumah sakit Angkatan Laut saya tinggal bersamanya untuk merawat dan menemaninya hampir selama kesembuhan itu terjadi. (Suami saya dari Angkatan Darat dan bertugas di luar negeri, dan rumah itu juga memenuhi kebutuhan saya).

Meskipun secara fisik pada awalnya Bart tidak bisa ke mana-mana, saya melihat kegiatan Kristus hadir dalam pembelajaran serta doanya yang tekun setiap hari dan pada pekerjaan yang indah dari penyembuh-penyembuh yang setia dan penuh kasih yang membantunya pada saat yang berbeda. Saya menyaksikan setiap langkah kemajuan dengan hati yang penuh pujian kepada Allah.

Tidak pernah ada keraguan atau ketakutan, juga tidak ada penyimpangan dari pergantungan mutlak kepada Ilmupengetahuan Kristen selama penyembuhan itu terjadi. Ayat dari Mazmur ini menyatakan harapan serta suka cita yang berkelanjutan, rasa percaya, keberanian, dan pengharapan yang kuat (62:5): “Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku.”  

Saya sudah sadar akan kasih serta komitmen yang dalam adik saya kepada Ilmupengetahuan tentang Kristus yang ditemukan Pemimpin kita, Mary Baker Eddy, sejak adik saya menginjak remaja.  Sebagai  murid Sekolah Minggu, dia sudah membuktikan dalam pengalamannya sendiri keandalan doa. 

Saya juga menyatakan rasa syukur yang dalam, yang sulit diungkapkan dengan kata-kata, karena telah dibesarkan dalam Ilmupengetahuan Kristen, karena telah menerima ajarannya sepanjang hidup saya, dan karena telah mengalami banyak dari pengajaran serta berkat Kasih yang lemah lembut dalam perjalanan hidup saya. Adalah suatu kegembiraan menyaksikan kesembuhan adik saya, yang tetap memberi terang dan semangat dalam perjalanan saya sendiri menuju Roh.

Agnes van Eck Reed
Aptos, California, AS

Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.