Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

Senantiasa dalam lindungan Allah

Dari Bentara Ilmupengetahuan Kristen - 18 Agustus 2015

Aslinya diterbitkan di edisi 25 Mei 2015, majalah Christian Science Sentinel

Artikel ini mula-mula ditulis dalam bahasa Spanyol dan diterbitkan sebagai kesaksian di majalah The Herald of Christian Science edisi April 2015 dalam bahasa Portugis, Spanyol, Perancis, dan Jerman.


Saya menghadiri Sekolah Minggu Ilmupengetahuan Kristen sejak masih kanak-kanak. Saya senang belajar tentang identitas saya yang bersifat rohaniah dan mengetahui bahwa Allah selalu melindungi dan menjaga keamanan saya.

Setiap pagi saya mempelajari Pelajaran Alkitab Ilmupengetahuan Kristen. Saya berdoa untuk diri sendiri, mengetahui bahwa hanya Tuhanlah yang memerintahi dan membimbing saya. Saya berdoa untuk mengetahui dengan jelas bahwa saya adalah gambar Allah yang sempurna, dan bahwa saya mudah menerima ide-ideNya, mudah menerima semua kebaikan yang disediakan Allah bagi kita. Saya bersyukur kepada Allah untuk semua kebaikan yang saya miliki, dari hal yang sekecil-kecilnya sampai yang paling besar, mengetahui bahwa Kasih ilahi hanya memberikan kelimpahan kepada setiap orang di antara anak-anakNya.

Saya telah dapat membuktikan betapa pentingnya berdoa bagi diri sendiri setiap hari sebelum memulai kegiatan lainnya. Jika pikiran kita diluhurkan secara rohaniah, dan tiba-tiba kita menghadapi keadaan yang sulit, dengan wajar kita berpaling kepada Allah, Budi yang tidak berhingga, dan menerima ide-ide rohaniah yang kita perlukan untuk mengatasi masalah tersebut. Saya telah dapat membuktikan hal ini dalam berbagai peristiwa.

Pada suatu hari, saya pergi ke pusat kebugaran dengan seorang teman. Ketika selesai dengan latihan saya, saya tetap tinggal untuk menemani teman saya, ngobrol sambil duduk di salah satu peralatan, melatih kaki saya tanpa memperhatikan apa yang saya lakukan. Ketika teman saya selesai, kami meregangkan tubuh, dan saya merasakan tarikan yang sangat kuat di salah satu kaki saya. Rasanya sakit sekali, dan pelatih di situ mengatakan, bahwa karena saya terlalu banyak melakukan latihan dengan beban yang terlalu berat, mungkin otot saya cedera. Dia menyarankan agar kaki saya dirontgen dan saya menemui seorang ahli.

Saat itu saya sulit sekali berjalan pulang. Dan malam itu saya terbangun beberapa kali karena kesakitan. Keesokan harinya saya melihat tanda-tanda memar, dan saya merasa bahwa saya tidak boleh menerima saran bahwa otot saya cedera, oleh karena itu saya mulai berdoa.

Saya suka berdoa dengan tujuh nama lain untuk Allah ini: Asas, Roh, Hidup, Kebenaran, Kasih, Jiwa dan Budi (lihat Mary Baker Eddy, Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci, hlm. 465). Saya senang memikirkan bahwa Allah hadir di mana-mana, bahwa Allah adalah Semua-dalam-semua, dan bahwa saya adalah cerminan rohaniah Hidup yang sempurna. Mengenai masalah yang saya hadapi tersebut, saya berdoa untuk mengetahui bahwa tidak ada satu bagian pun dari identitas saya yang tidak mencerminkan keselarasan yang seutuhnya. Ide-ide yang sangat mengilhami mulai datang kepada pikiran saya, misalnya, bahwa ketika kita bekerja dan berdoa, kita maju dalam pengertian kita tentang Roh, dan tidak sesuatu pun dapat mengganggu kemajuan itu.

Ketika selesai berdoa, saya kembali melakukan kegiatan yang biasa saya lakukan, dan tiba-tiba saja sadar bahwa sudah beberapa lama saya tidak merasa sakit. Dan malam itu, tidak ada satu pun tanda memar yang tertinggal.

Di lain waktu, saya memutuskan untuk pergi berlibur dengan orang tua saya. Kami mengendarai mobil dan mengambil jalan raya menuju pantai. Hari itu hujan deras. Orang tua saya mengobrol dan saya duduk di belakang, mengecek handphone dan berusaha tidur sebentar. Tiba-tiba mobil selip, dan ayah berkata keras, “Kita terpental!” Saat itu juga saya berteriak: “Tuhan tolong kami! Tuhan yang baik, lindungi kami!”

Mobil kami mulai berjungkir-balik tanpa kendali, tetapi saya merasa aman; saya merasa pasti bahwa Allah menjaga kami. Kemudian mobil itu terbalik beberapa kali di rerumputan. Saya hanya berpikir bahwa hanya Allah yang hadir di situ.

Ketika akhirnya mobil berhenti, saya adalah orang yang terakhir keluar, dan dengan segera saya melihat bahwa orang tua saya aman. Kami saling berpelukan dan menyadari bahwa kami harus sangat bersyukur karena tidak diragukan bahwa Kasih ilahi telah melindungi kami.

Perusahaan asuransi menetapyatakan bahwa mobil kami rusak total. Dan orang-orang yang melihat mobil kami berpikir bahwa semua penumpangnya cedera berat, atau bahkan tewas. Sesungguhnya, kami bahkan tidak tergores sedikit pun.

Malam itu kami diberitahu bahwa kami harus menjalani pemeriksaan medik untuk mengurus asuransi. Kami dirontgen dan menjalani berbagai pemeriksaan lain, dan semuanya menunjukkan bahwa kami sama sekali tidak cedera.

Saya sangat bersyukur untuk pembuktian-pembuktian mengenai perlindungan yang diberikan Allah setiap saat ini.


Analia senang memanfaatkan waktu luangnya bermain biola.

Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.