Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

Tsunami dari Pasifik Selatan, banjir di Filipina, dan kemudian gempa di Indonesia

Dari Bentara Ilmupengetahuan Kristen - 1 Oktober 2009


Apa yang dapat saya lakukan? Duduk tenang di kantor saya di Tokyo, sejujurnya saya bertanya-tanya apakah saya dapat memberikan bantuan yang berarti. Apa yang mungkin dapat saya lakukan untuk membantu saudara-saudara kita di Filipina, Samoa dan Tonga, dan Indonesia?

Dengan mempelajari Ilmupengetahuan Kristen saya makin mengetahui cara-cara rohaniah yang senantiasa tersedia dan efektif untuk merubah pemikiran yang mendatangkan kehancuran dengan keselarasan, penyakit dengan kesehatan, ketidakselarasan dengan keselarasan.

Pada waktu saya melihat media begitu gencar memberitakan bencana,  saya berpikir tentang kata dalam bahasa Itali “disastro,” yang berarti “kejadian bintang-sial,” seakan bintang memiliki wibawa atau kuasa untuk mendatangkan suatu pengalaman buruk.

Meskipun demikian bintang-bintang adalah ide Allah Ibu-Bapa yang tidak berhingga; bintang-bintang itu  dikendalikan oleh Asas ilahi. Dan pada waktu berdoa, saya menegaskan bahwa Allah adalah satu-satunya sebab dan Dia senantiasa baik, oleh karena itu Allah tidak dapat mengirimkan sesuatu yang buruk kepada anak-anakNya sendiri. Allah memerintahi dan mengendalikan setiap orang dengan selaras.

Saya mengetahui dengan pasti bahwa cara terbaik untuk pulih dari akibat yang ditimbulkan oleh yang disebut sebagai bencana alam adalah melalui pemikiran akan ketertiban dan kesehatan. Kita semua dapat mengharapkan kerjasama yang selaras di saat yang sulit ini, sebagai hasil kesatuan kita dengan Allah, Kasih ilahi.

Dalam mendoa bagi keluarga-keluarga yang berada di wilayah yang dilanda bencana, setiap orang di antara kita dapat mengetahui bahwa kemahakuasaan, kemahatahuan, dan kemahahadiran Allah mengisi seluruh ruang sekarang dan selamanya, dan membawa damai serta pengharapan.

Sedang saya menulis kalimat-kalimat ini, saya tahu bahwa bantuan dari seluruh penjuru dunia berdatangan di negeri-negeri itu. Dan saya melihat bahwa tidak ada batas dan tidak ada musuh, yang ada hanyalah rasa persaudaraan dan persatuan.

Kita semua dapat menantikan Tuhan dengan pengharapan yang paling tinggi. Dengan percaya kepada Allah kita dapat merasakan bahwa Allah, Ibu-Bapa kita yang pengasih, menyediakan semua keperluan insani, dan memberikan penghiburan, di mana penghiburan diperlukan.

Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.