Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

Kemiskinan bukanlah suatu kuasa

Dari Bentara Ilmupengetahuan Kristen - 5 Juni 2023


Jika seseorang lahir dalam suatu keluarga yang miskin dan hidup di suatu negeri atau daerah dimana sumber-sumber penghasilan adalah langka, kehidupan mungkin terasa tanpa harapan baginya. Ia mungkin akan bertanya: “Apakah gunanya agama bagi saya kalau saya begitu banyak memerlukan bantuan kebendaan?” Bahkan ia mungkin akan menganggap pernyataan Alkitab bahwa “Allah menciptakan manusia ...menurut gambarNya” dan “melihat segala yang dijadikanNya itu, sungguh amat baik”1, sebagai tidak benar. Tetapi Ilmupengetahuan Kristen menunjukkan kepada kita bagaimana kita dapat membuktikan kebenaran ayat-ayat Kitab Suci itu – bagaimana tiap-tiap orang dapat membuktikan kelengkapsempurnaannya yang berasal dari Allah, alih-alih meminta bantuan kebendaan kepada orang lain.

Menunjuk kepada asas ilahi penyembuhan, yaitu Allah, Ny. Eddy menyatakan: “Asas yang tidak dapat dibantah ini menunjuk kepada wahyu akan Imanuel, yaitu ‘Allah menyertai kita’ – keselaluhadiran yang berdaulat, yang membebaskan anak-anak manusia dari segala kesulitan yang ‘menjadi warisan daging.’” 2

Dengan mempelajari Ilmupengetahuan Kristen, kita belajar mengetahui bahwa semua orang sesungguhnya adalah ide Allah. Lalu menjadi tugas hidup kitalah untuk membuktikan kebenaran ini. Dengan mengakui bahwa Roh ilahi hadir di mana-mana dan adalah Semua-dalam-semua, kita mulai melihat ketidaksejatian segala hal yang kebendaan dengan keadaan-keadaannya yang tidak baik, dan menginsafi ketidakkuasaan keadaan-keadaan itu untuk mengubah hak asasi kita sebagai anak-anak Allah. Kita melihat bahwa kemiskinan bukanlah suatu kuasa, melainkan hanya suatu dongeng. Dan dengan melihatnya demikian, pengertian ini akan menjadikan nyata di dalam kehidupan sekarang ini kelimpahruahan  yang dianugerahkan Allah kepada kita.

Dalam pekerjaan penyembuhan dan pengajarannya yang dinamis, Kristus Yesus menunjukkan kepada kita sifat-sifat manusia yang sejati dan kekuasaannya. Meskipun lahir di suatu daerah yang miskin dan berasal dari keluarga yang sederhana, Yesus tidak pernah dibatasi oleh keadaan-keadaan yang kebendaan. Ia tidak benci kepada orang-orang yang kaya, dan tidak juga memohon bantuan mereka untuk memenuhi keperluan-keperluannya. Ia sepenuhnya mengandalkan pengertiannya akan kemahakuasaan Allah, Kasih.

Suatu saat, waktu di Yerusalem, ia berjumpa dengan seorang laki-laki yang terbaring di pinggir sebuah kolam. Kolam itu, menurut kepercayaan orang, mempunyai kekuasaan penyembuhan yang gaib. Orang itu sudah tiga puluh delapan tahun dalam keadaan tidak berdaya. Ketlka Yesus bertanya kepadanya apakah ia ingin sembuh, orang itu hanya berkeluh kesah bahwa tidak ada orang yang menolongnya, sehingga ia hampir-hampir tidak menangkap makna dari kata-kata Sang Guru. Ia menjawab: “Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang.” Yesus tidak mempedulikan keluhan itu. “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah”, 3  katanya.

Orang itu sembuh. Mengapa? Karena Yesus melihat keakuannya yang benar dan rohaniah dan kelengkapsempurnaannya yang abadi, kesatuannya dengan Allah, kesatuan yang tidak dapat dipisahkan oleh sesuatu apa pun.

Ada seorang yang baru mulai mempelajari Ilmupengetahuan Kristen, yang merasa bahwa ia ada dalam keadaan yang mirip dengan orang yang disembuhkan Yesus itu. Hidup di suatu negara miskin, ia merasa terperangkap dalam kemiskinan dan kekurangan pendidikan formal. Banyak diantara teman-temannya mempunyai pandangan yang hampir sama, dan mereka mengatakan kepadanya bahwa hanya badan-badan yang memberi bantuan kebendaan sajalah yang dapat menolong dia memperbaiki kehidupannya. Tetapi orang muda itu bertekun terus mempelajari Ilmupengetahuan Kristen. Dengan cepat ia bangun menginsafi, bahwa ia telah menerima gambaran mengenai dirinya sebagai seorang fana yang miskin, yang lebih rendah martabatnya daripada orang-orang fana lainnya. Dengan penuh sukacita ia menyadari bahwa semua individu sebenarnya adalah keturunan rohaniah Allah, yang mencerminkan kasih Allah yang tidak pilih kasih dan kebaikan Allah yang tidak berhingga.

Ia belajar menginsafi bahwa cerita yang disajikan oleh pancaindera kebendaan, cerita mengenai makhluk-makhluk kebendaan di dalam suatu dunia kebendaan yang terjadi dari kebaikan maupun ketidakbaikan, bukanlah kesejatian tentang wujud. Apabila seseorang mengenal dirinya sendiri sebagai cerminan Roh yang tidak berhingga, maka apa yang seakan-akan merupakan pengaruh hukum-hukum kebendaan yang membatasi atas dirinya, secara berangsur-angsur digantikan oleh pengaturan oleh hukum-hukum Roh yang murah hati.

Orang muda itu mulai melihat bahwa tidak ada sesuatu pun yang dapat mengganggu, atau pernah mengganggu, pernyataan akan keakuannya yang benar sebagai cerminan Allah, dan sebagai akibatnya keadaannya berangsur-angsur bertambah baik. Sedang ia dengan sungguh-sungguh mempelajari Pelajaran-pelajaran Alkitab di dalam Buku Triwulanan Ilmupengetahuan Kristen dan memperoleh pandangan yang lebih jelas tentang pemeliharaan Allah yang penuh kasih atas manusia, bukti yang nyata akan pemeliharaan ini mulai nampak. Terutama sekali, ia mendapat pekerjaan. Dan sekarang, dengan pergantungannya yang terus menerus pada pengertiannya akan Allah, ia membuktikan bahwa manusia tidak kekurangan sesuatu apa pun.

Kata-kata dari Surat Yohanes yang Pertama ini dengan cara yang bagus sekali memberikan kesimpulan tentang kelengkapsempurnaan manusia (3:2): “Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan dirinya, kita akan menjadi sama seperti dia, sebab kita akan melihat dia dalam keadaannya yang sebenarnya.”

Renungkanlah ini. Kita semua mempunyai kemampuan untuk bangun dan berjalan sebagai manusia, sebagai gambar Allah sendiri!

1 Kej. 1:27, 31          

2 Ilmupengetahuan dan Kesehatan, hal. 107 

3 Yoh. 5:7,8

Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.