Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

Menyertakan hal-hal yang jenaka

Dari Bentara Ilmupengetahuan Kristen - 1 April 2013

Aslinya diterbitkan di edisi Januari 2013 majalah The Christian Science Journal


Bagi Kittie Burris, tawa jauh lebih dari sekedar reaksi wajar terhadap lelucon yang jenaka.  Tawa merupakan suatu unsur yang menyembuhkan. Misalnya ketika menceriterakan bagaimana dia menikah dengan suaminya, Don, dia menyampaikan suatu kisah jenaka. Pada waktu itu dia yakin bahwa sebagai seorang pelajar Ilmupengetahuan Kristen, dia harus menikah dengan pelajar Ilmupengetahuan Kristen juga. “Saya berkencan dengan beberapa orang pelajar Ilmupengetahuan Kristen,” katanya. “Saya bahkan bertunangan dengan seorang penyembuh Ilmupengetahuan Kristen.” 

Ketika dia mendatangi gurunya dalam Ilmupengetahuan Kristen dan menceriterakan bahwa dia selalu berharap dapat menikah dengan seorang pelajar Ilmupengetahuan Kristen, namun “selalu gagal dalam berpacaran,” “guru saya mulai membolak-balikkan halaman di buku catatannya”, lanjut Kittie. “Apa yang Anda lakukan,” tanya Kittie. Jawab gurunya: “Saya sedang mencari di mana di catatan saya, harus saya sisipkan kalimat ‘Harus menikah dengan pelajar Ilmupengetahuan Kristen.’” 

Kittie, yang memiliki bakat alami untuk mendongeng, meneruskan: “Memang lucu, tetapi akhirnya saya menikah dengan seorang polisi berdarah Irlandia yang suka minum!” Tetapi dia yakin telah membuat suatu pilihan yang tepat. Suaminya, Don, berhenti merokok dan minum, sangat mendukung keputusan Kittie untuk menjadi penyembuh Ilmupengetahuan Kristen, dan kemudian, setelah Kittie menjadi guru Ilmupengetahuan Kristen di tahun 1997, mengikuti Pelajaran Kursus yang diberikan Kittie. 

Don meninggal belum lama ini. Seperti diceriterakan Kittie, “Saya sangat kehilangan dia. ... Saya begitu dimanjakan  sehingga saya bahkan lupa bagaimana memasak.” Ketika saya menawarkan untuk menangguhkan wawancara ini, dia menjawab, “Terbayang bagaimana Don akan berkata, ‘Ayolah, Kittie!’”.  Dengan penuh semangat dan senang hati dia meluangkan waktunya—meskipun dia sedang mempersiapkan Pelajaran Kursus yang akan diselenggarakan di kota tempat tinggalnya di Birmingham, Alabama. Kami berbicara banyak mengenai doa penyembuhan Ilmupengetahuan Kristen, dan dia menceriterakan banyak kisah lain kepada saya, termasuk beberapa pelajaran rohaniah yang didapatnya di saat yang sarat petualangan kala masih bekerja di FBI—yang juga menjadi titik awal dari wawancara ini ....  

Kittie: Berbicara tentang pekerjaan saya di FBI waktu itu, saya sering mengatakan bahwa bekerja di FBI dan meluangkan waktu untuk menjadi penyembuh Ilmupengetahuan Kristen adalah hal yang sama. Kita harus membuka kedok kesesatan, menanganinya dengan terang kebenaran, dan menutup mulut kita rapat-rapat.

Roger: Anda membuat suatu pembandingan yang luar biasa! Bekerja untuk FBI terkesan sangat menantang. Meskipun saya tahu Anda bekerja sebagai sekretaris, bukan seorang agen, apa yang membuat anda meninggalkan pekerjaan tersebut untuk menjadi penyembuh Ilmupengetahuan Kristen? 

Saya menyukai pekerjaan saya di FBI, tetapi sebetulnya pekerjaan tersebut memberi saya banyak waktu luang, sehingga saya memiliki banyak kesempatan untuk mempelajari buku-buku saya—Alkitab dan Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci, karangan Mary Baker Eddy. Saya juga menghadiri kebaktian gereja secara teratur. Saya jarang mengobrol atau bergaul dengan para anggota lainnya, tetapi saya mulai mendapat telepon meminta bantuan doa penyembuhan Ilmupengetahuan Kristen—meskipun, demi alasan keamanan, nomor telepon saya tidak tercatat. 

Tidak lama kemudian, kesukaan saya menyembuhkan melebihi kesukaan saya pada pekerjaan saya. Bagi saya, bekerja bagi orang lain melalui doa penyembuhan Ilmupengetahuan Kristen merupakan sifat mementingkan diri sendiri yang sebenar-benarnya. Tetapi yang saya maksud di sini adalah, bahwa pekerjaan yang kita lakukan bagi orang lain itu mendukung pertumbuhan pribadi kita  dalam memahami Ilmupengetahuan mengenai Kristus yang menakjubkan ini, dan membuktikan kuasa serta wibawa Ilmupengetahuan tersebut dalam menyembuhkan. 

Secara bertahap, pekerjaan saya di FBI makin berkurang. Suatu malam saya terbangun dan mendengar kata, “Sekarang.” Tanggapan saya waktu itu adalah, “Sekarangkah Tuhan?” Sekali lagi saya mendengar kata, “Sekarang.” Itulah saatnya.  

Suami saya sedang bepergian, dan ketika dia kembali saya sudah mengundurkan diri dari pekerjaan saya. Saya mengkhawatirkan keadaan keuangan kami. Dapatkah saya menghasilkan uang sebanyak penghasilan saya sebelumnya? Haruskah pola hidup kami berubah? Dapatkah kami tetap mempertahankan kuda-kuda kami? Setelah Don kembali ke kantor beberapa hari kemudian, ternyata dia telah dipromosikan, dan penghasilannya naik dua puluh tiga dollar setahun lebih banyak daripada penghasilan saya sebelumnya. Allah telah mengatur semuanya secara rinci.

Apakah anda mempunyai ceritera mengenai pengalaman kerja anda di FBI yang membantu mempersiapkan anda menjadi penyembuh? 

Memang saya mempunyai beberapa contoh yang menakjubkan tentang perlindungan serta bimbingan saat menghadapi bahaya, tetapi sayangnya saya tidak dapat membicarakannya. Kerahasiaan sama pentingnya dalam bekerja di FBI maupun bekerja sebagai penyembuh. Tetapi ada satu kisah yang tetap mengesankan bagi saya, yang dapat saya ceriterakan, karena itu terjadi sebelum saya bekerja di FBI. 

Bagi saya doa bersifat universal—ditujukan untuk seluruh umat manusia. Doa adalah komunikasi dengan Allah. Itu berarti menjalani hidup saya sebagai pelajar Ilmupengetahuan Kristen, mencari kebaikan orang lain, mendengar dan melihat sebisa saya, kasih Allah kepada mereka.

Pada waktu itu Don dan saya belum menikah lama, mungkin baru beberapa bulan. Don belum menjadi pelajar Ilmupengetahuan Kristen, dan dia belum mempelajari Pelajaran Alkitab mingguan bersama saya. Pada suatu hari saya membacakan Pelajaran Alkitab kepadanya. Dan pokok pelajaran minggu itu adalah favorit setiap orang—“Ilmu Sihir yang Kuno dan yang Modern, alias Mesmerisme dan Hinotisme, Dibuka Topengnya”! 

Kemudian hari itu kita pergi—saat itu kami suka menghadiri pesta-pesta—dan kami pergi ke suatu kelab untuk makan malam. Kami tidak menyangka bintang tamu malam itu adalah seorang ahli hipnotis. Dia tampil, dan memulai pertunjukannya. Terlihat jelas bahwa dia tidak berhasil. Dia tidak dapat menghipnotis para pemirsa seperti yang biasa dilakukan dalam pertunjukannya. 

Akhirnya dia turun dari panggung—perlu diketahui bahwa yang hadir waktu itu sekitar tiga atau empat ratus orang—dan dia berjalan langsung ke meja kami yang terdiri dari enam orang. Dia memandang langsung kepada saya. Kemudian dia berpaling kepada yang lain, dan berkata, “Sore ini saya tidak dapat melakukan pertunjukan. Di antara hadirin ada seorang pelajar Ilmupengetahuan Kristen.” 

Yang benar saja!

Ya! Andai saja Don ada di sini sekarang untuk membenarkan ceritera saya, karena dia senang sekali mengulang-ulang peristiwa tersebut kepada orang-orang.  Maksud saya, saat itu saya tidak tahu apakah harus berdiri dan mengatakan, “Ya, sayalah orangnya!” atau bersembunyi di bawah meja. 

Jadi, apa yang anda lakukan?

Saya hanya tersenyum kepadanya, dan orang itu membalas dengan senyuman yang hangat. Dia tidak marah. Dia hanya kembali ke panggung, dan berkata, “Maaf sekali, saya tidak bisa menyajikan pertunjukan malam ini.” Kemudian dia turun dari panggung. Tentu saja orang2 yang duduk di meja kami semua melihat ke saya dan sepertinya takjub. Mereka semua menjadi tahu bahwa saya seorang pelajar Ilmupengetahuan Kristen. Mereka bukan pelajar Ilmupengetahuan Kristen, tetapi tahu bahwa saya pelajar Ilmupengetahuan Kristen. 

Apakah saat itu anda berdoa? 

Wah, saya belum berceritera tentang hal itu. Ya, saya berdoa! Begitu saya sadar bahwa kami akan menyaksikan pertunjukan seorang penghipnotis, saya berpikir, “Ya Tuhan, saya baru saja membaca Pelajaran Alkitab mengenai hipnotisme dibuka topengnya. Apa yang akan dipikirkan Don? Lalu pikiran ini datang, ‘Tidak ada banyak budi. ‘Penghipnotis’ ini tidak memiliki budi yang terpisah dari Allah.” Saya berdoa untuk mengetahui bahwa dia tidak dapat merambah pemikiran saya atau menjadikan apa yang saya baca dalam Pelajaran Alkitab bukan saja tidak benar, tetapi diragukan oleh Don. Saya tidak berusaha mengacaukan pertunjukan si penghipnotis, tetapi mempertahankan pikiran saya, dan juga berusaha mempertahankan pikiran Don.

Apa reaksi Don ketika penghipnotis itu menghampiri anda di antara sekian banyak orang? 

Ah, anda harus mengenal Don untuk memahami hal ini. Dia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Bertahun-tahun kemudian, saya memberi kesaksian mengenai kejadian tersebut, dan kemudian Don kembali hanya menggelengkan kepalanya, dan berkata, “Itulah Kittie; dia selalu membawa saya kepada situasi yang menghebohkan.” 

Kami terus berbicara tentang Pelajaran Alkitab minggu itu, yang menyatakan dengan jelas sekali bahwa tidak mungkin ada pemindahan pikiran. Itulah cara lain menggambarkan hipnotisme. Jika kita terhipnotis, kita berada di bawah pengaruh pikiran orang lain. Kita bertindak seakan kita terjaga, tetapi sebetulnya kita tertidur. Kristus datang kepada pikiran manusia untuk menjaga agar kita tetap terjaga terhadap pikiran yang salah atau manipulasi mental.

Kittie, kelihatannya ini merupakan kesempatan yang bagus untuk berbicara tentang doa penyembuhan Ilmupengetahuan Kristen secara lebih mendalam. Seringkali orang bertanya mengenai perbedaan antara doa dan doa penyembuhan dalam Ilmupengetahuan Kristen. Apa penjelasan Anda mengenai hal ini? 

Sudah pasti ada perbedaan antara doa dan doa penyembuhan, karena saya tidak suka mendengar pelajar Ilmupengetahuan Kristen berkata, “Saya tidak dapat berdoa bagi anda.” Bagi saya, doa bersifat universal—dipanjatkan demi seluruh umat manusia. Itulah komunikasi dengan Allah. Itulah menjalani hidup sebagai seorang pelajar Ilmupengetahuan Kristen, mencari kebaikan pada setiap orang, mendengar dan melihat sebisa saya,  kasih Allah kepada mereka. 

Sudah barang tentu doa penyembuhan bersifat lebih spesifik. Sesungguhnya itu adalah berhubungan dengan pikiran orang lain melalui Allah, Kasih ilahi, dan memperluas kasih Allah secara khusus bagi mereka, membetulkan pikiran mereka dan merubah konsep mereka dari ketakutan atau sejenis kepercayaan yang keliru. 

Sebagai seorang penyembuh, bagaimana anda mengetahui bahwa doa penyembuhan telah berhasil? Bagaimana anda mengetahui bahwa hal itu benar-benar mendatangkan kesembuhan? 

Wah! Pertanyaan yang bagus. Sesungguhnya itu menyangkut suatu perasaan. Bagaimana kita menjelaskan suatu perasaan? Anda tiba-tiba saja tahu bahwa hal itu benar. Ini bukan sesuatu yang abstrak. 

Belum lama ini saya menerima telpon di malam hari untuk membantu seorang anak. Saya mulai bekerja dan memberikan doa penyembuhan. Tidak lama kemudian si ibu menelpon kembali. Saya dapat mendengar anaknya menangis. Setelah pembicaraan telpon selesai, saya terus berpikir tentang anak itu sebagai anugerah Allah, penuh sukacita dan suara tawa-canda. Tiba-tiba sebuah senyuman yang tersimpan jauh di lubuk hati saya timbul ke permukaan, dan saya tahu bahwa penyembuhan telah terjadi dan tuntas. Sang ibu menelpon kembali keesokan harinya dan mengatakan bahwa anaknya bisa tidur dengan tenang dan saat bangun sudah sembuh. 

Sebuah senyuman yang ada jauh di dalam hati saya merupakan satu-satunya cara saya menjelaskan bagaimana saya tahu bahwa kesembuhan telah terjadi. 

Itu jawaban yang bagus sekali, karena sulit untuk bersikap intelektual mengenai hal ini—kita tidak bisa melakukannya. 

Yah, karena terkadang kita memberikan doa penyembuhan mungkin selama dua menit, dan kita hampir-hampir tidak mengerjakan apa-apa. Saya rasa salah satu penyembuhan yang terindah dalam praktek penyembuhan saya adalah ketika seseorang menelpon, merasa bahwa dia terkena serangan jantung lagi—sebelumnya dia pernah mengalami serangan jantung dan hal itu telah didiagnosa. 

Setelah menerima telpon tersebut, saya berjalan ke kompor dan secara tidak sengaja meletakkan tangan saya di atas kompor yang membara. Dengan cepat saya berdoa dan bekerja untuk diri saya sendiri, dan setelah beberapa jam, orang yang menelpon tadi mengatakan bahwa dia telah sembuh dengan serta-merta. Dia sembuh sama sekali. Semenjak saat itu, selama duapuluh tahun saya mengenalnya, dia tidak pernah mengalami masalah itu lagi.

Saya terkesan, karena itu adalah suatu penyembuhan yang sangat cepat. Saya hanya berdoa untuknya dengan cepat,  mengatakan padanya “Itu tidak benar! Engkau mencerminkan jantung hati Kasih yang akbar, dan hal itu tidak dapat diserang.” Lalu saya berjalan dan meletakkan tangan saya di atas kompor. Budi fana berusaha mengalihkan perhatian saya, tetapi hubungan dengan pasien itu telah terjalin melalui Kasih ilahi, dan pasien itu mengetahui kebenaran.

Bagaimana dengan tangan anda, apakah juga sembuh? 

Ya, benar. Sebelumnya saya telah mengalami berbagai luka bakar yang menyakitkan. Beberapa tahun sebelumnya, sebuah petasan meletus di tangan saya, tetapi saya mengalami kesembuhan yang indah dari kejadian itu. Maka ketika saya secara tak sengaja meletakkan tangan saya di atas kompor, dan secuil daging tangan saya jatuh di kompor itu, saya ingat berpikir, “Tidak, saya tidak mau mengalami hal itu lagi. Suatu masalah yang telah diatasi atau suatu ketakutan yang tidak pernah sungguh-sungguh ada tidak dapat timbul lagi.  Saya tidak pernah mengalami kecelakaan dan mendapat luka bakar.”

Dalam sekejap saya tahu bahwa luka bakar tersebut tidak pernah terjadi dan tidak dapat dialami manusia—ide rohaniah Allah yang tidak dapat terbakar. Saya tidak sempat melakukan doa penyembuhan secara mendalam karena kesembuhan terjadi begitu cepat. Sekali lagi, itu merupakan salah satu saat ketika saya hanya tahu bahwa kesembuhan telah tuntas. Sungguh menarik; keesokan harinya, di kompor itu masih terlihat cuilan daging saya yang terbakar, tetapi tidak ada bekas luka di tangan saya. 

Kittie, dalam email anda kepada saya, anda mengatakan bahwa terkadang kita merasa kehilangan arah sebagai pelajar Ilmupengetahuan Kristen saat harus memberikan doa penyembuhan dan bersikap spesifik dalam berdoa. Dapatkan anda menjelaskan lebih jauh? 

Banyak orang memberikan doa penyembuhan bagi diri sendiri secara dangkal dan hanya mengatakan, “Ah, itu tidak benar,” tetapi kemudian tidak menindaklanjutinya dengan menegaskan apa yang benar. Doa penyembuhan Ilmupengetahuan Kristen memang bisa saja sangat singkat, tetapi umumnya doa itu harus mempunyai dua unsur penting: penyangkalan akan dusta yang dihadapi dan penegasan tentang kebenaran mengenai Allah dan manusia. Banyak pasien sekarang ini yang menyangkal dusta yang mereka hadapi; tetapi lupa menegaskan kebenaran mengenai hal tersebut. Sebetulnya kita harus secepatnya beralih dari penyangkalan dan segera menegaskan, menegaskan, dan sekali lagi menegaskan. 

Itu hanya salah satu jenis doa penyembuhan. Menyangkut cara-cara yang lain, ada banyak orang yang langsung mengambil Pelajaran Alkitab dan membacanya secara tergesa-gesa, karena hidup mereka sangat sibuk. Saya bisa memahami hal tersebut, tetapi mereka hanya membaca “Allah adalah Kasih,” alih-alih memanfaatkannya sebagai doa penyembuhan bagi diri mereka sendiri dan berdoa, “Allah adalah Kasih; Allah mengasihi saya; Allah menganggap  saya sangat berharga; dan karena Allah adalah Kasih, maka saya pun bersifat pengasih, layak dikasihi, dan memang dikasihi.” 

Tahukah anda, bahwa mudah bagi saya untuk merasa dikasihi, tetapi untuk beberapa lama saya sulit melihat bahwa saya layak dikasihi. Saya rasa kita harus meresapi pernyataan-pernyataan yang menakjubkan ini dan menjadikannya milik kita. 

Ya, bukankah ada peran penting yang harus kita laksanakan? Kita harus bersifat mudah menerima dan siap menerima kebaikan. Apakah menurut anda seorang pasien harus mudah menerima doa penyembuhan Ilmupengetahuan Kristen agar sembuh? 

Mudah menerima dan penuh pengharapan—harus ada pengharapan untuk sembuh. Terkadang dengan kasus-kasus yang memakan waktu lama, pasien itu mungkin mudah menerima, tetapi masalahnya dapat begitu mencekam sehingga si pasien kehilangan pengharapan untuk sembuh. Kita harus memulihkan hal tersebut. 

Dapatkah anda memberikan contoh mengenai kasus seperti itu? Karena ada baiknya orang mengetahui bahwa jika suatu masalah berlangsung terus-menerus, itu bukan berarti tidak ada harapan. 

Saya pernah menangani satu kasus, yang bahkan saya sendiri pernah berpikir untuk menyerah, tetapi akhirnya keadaannya membaik dan si pasien sembuh. Tetapi saya ingin menceriterakan suatu penyembuhan yang saya alami sendiri. 

Tidak lama setelah Don dan saya memiliki seekor anak anjing tujuh tahun yang lalu, kami bermain-main dengannya di halaman. Tiba-tiba kedua kaki saya terasa sakit dan saya tidak dapat berdiri. Saya harus dibantu untuk masuk ke rumah, tetapi rasa sakit itu hebat sekali dan saya terus menangis. Saya tidak dapat berpikir dengan tenang.    

Ibu saya ada di situ dan dia mulai membaca dari buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan, definisi tentang manusia: “Manusia bukanlah zat; ia tidak tersusun dari otak, darah, tulang, dan anasir kebendaan yang lain. ... Manusia bersifat rohaniah dan sempurna; dan karena ia rohaniah dan sempurna, ia harus dipahami demikian dalam Ilmupengetahuan Kristen” (hlm. 475).  

Rasa sakit itu segera hilang, tetapi saya masih memerlukan bantuan untuk bergerak. Selama beberapa bulan saya tidak memiliki keseimbangan, satu lubang kecil di rerumputan atau kerikil di jalan dapat dengan mudah membuat saya terjatuh. 

Pada suatu pagi, suami saya mendorong saya di atas kursi dapur menuju ruang kerja saya. Setelah suami saya pergi ke kantor, saya berusaha pindah ke kursi kerja saya, tetapi saya terjatuh di bawah meja kerja saya. Saya memanggil ibu, tetapi beliau tidak mendengar panggilan saya. Ketika saya hendak meraih pesawat telepon, telpon itu jatuh ke tempat yang lebih jauh. Setelah beberapa kali mencoba, akhirnya saya berhasil menelpon seorang penyembuh yang saya ketahui nomor telponnya tetapi dia tidak tahu kalau saya sedang menghadapi masalah.   

Ketika penyembuh itu mengangkat telepon saya, saya berkata, “Saya terjatuh, dan tidak bisa bangun.” 

Dia hanya menjawab, “Hebat, tepuk tangan,” lalu menutup telepon! 

Memang, dia mungkin tidak akan melakukan hal tersebut kepada setiap orang, tetapi saya tahu bahwa dia memiliki rasa humor yang tinggi, dan bahwa dia mengutip suatu iklan di mana beberapa orang bertepuk tangan dan permintaan tolong pun terkirim. Saya mulai tertawa, tahu pasti bahwa permintaan tolong saya telah terkirim dan saya akan menerima doa penyembuhan yang kuat dan menyembuhkan dalam Ilmupengetahuan Kristen. Betul saja, dalam beberapa menit saya bisa bangun, bahkan berjalan beberapa langkah. 

Beberapa jam kemudian saya menelpon penyembuh itu lagi dan berkata, “Saya sudah bisa  bangun tetapi saya berjalan seperti seorang pelaut yang sedang mabok.” 

Lagi-lagi dia memberi saya jawaban yang jenaka: “Berhentilah mabok!” Kemudian dia menutup telepon.   

Sehari itu terjadi kemajuan yang mantap. Dalam beberapa minggu saya berjalan dengan normal, dan mengalami kesembuhan yang tuntas.  

Satu pertanyaan terakhir Kittie. Dalam email anda kepada saya anda berkata bahwa anda menyukai suatu nasehat yang diberikan Ny. Eddy kepada para penyembuh berkaitan dengan bagaimana memberikan doa penyembuhan kepada pasien (baca “Golden Memories—Kenangan Emas,” suatu kenangan yang ditulis oleh Clara Shannon, hlm. 90, The Mary Baker Eddy Library). Anda menyatakan kembali nasehat tersebut dengan kata-kata anda sebagai berikut, “Buat mereka tertawa, buat mereka menangis, tetapi yang penting sembuhkan mereka.”  

Untuk membuat mereka tertawa—mungkin itu adalah salah satu hal terbaik yang saya lakukan. Membuat orang tertawa untuk menyembuhkannya sesungguhnya adalah untuk mengurangi kepekaan pikiran orang tersebut terhadap masalahnya. Hal itu menjadikan pasien sadar bahwa penyakit itu sesungguhnya sama sekali tidak seserius seperti yang dipikirkannya. Maksud saya, mungkin memang serius. Suatu saat Don memotong jarinya secara tidak sengaja—jarinya benar-benar terpotong—dan saya membuatnya tertawa. Saya berkata, “Wah, apa yang akan kita lakukan—harus menumbuhkan jari yang baru?” 

Dia mengalami kesembuhan yang indah. Jarinya menggantung di kulit hanya sekitar seperempat inci. Kami membalutnya, dan semuanya berjalan baik sampai beberapa hari kemudian ketika Don berkata, “Saya harus mengganti pembalut ini.” 

Saya berkata, “Oh, apakah kita akan menyaksikan penyembuhan?”   

Dia menjawab, “Yah, kesembuhan atau jari itu lepas,” dan kami tertawa. Kami benar-benar tertawa mengenai hal tersebut. Jarinya tersambung dan berfungsi secara sempurna. 

Untuk menjadikan pasien menangis—saya mencoba tidak melakukannya terlalu sering. Saya menjadi terlalu sedih jika seseorang menangis, tetapi mungkin saja itu air mata sukacita. Saya pikir yang penting adalah membuat pasien merasa bahwa penyembuhan sedang terjadi. Atau bahwa kasusnya bukan tidak bisa disembuhkan. Kita memberi pasien suatu perasaan bahwa ada “Kristus di dalam diri kita, harapan kemuliaan” (Kolose 1:27). Intinya adalah, lakukanlah apa yang perlu anda lakukan, tetapi sembuhkanlah pasien! 

Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.