Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

Apakah magnetisme hewani sudah kuno?

Dari Bentara Ilmupengetahuan Kristen - 7 Agustus 2018

Aslinya diterbitkan di edisi Juli 1988 majalah The Christian Science Journal


Sesekali kita mungkin melihat istilah magnetisme hewani tiba-tiba muncul di suatu majalah berita, ketika penulisnya dengan sekuat tenaga berusaha menjadikan tulisannya lebih hidup. Tetapi mungkin bagi banyak orang magnetisme hewani tetap merupakan topik dari abad yang lain.

Betulkah magnetisme hewani masuk dalam kategori yang sudah usang? 

Sesungguhnya, mungkin tidak ada cara yang lebih baik untuk menjelaskan beberapa kejadian yang sangat modern selain menggunakan istilah magnetisme hewani. Misalnya, apa yang membuat suatu bangsa—yang jelas berbudaya, beradab, taat hukum—membiarkan upaya untuk melenyapkan kelompok-kelompok orang secara keseluruhan, termasuk anak-anak kecil, ketika seorang penjahat yang tidak waras menunjukkan caranya? Pengaruh yang menghipnotis adalah penjelasan yang kelihatannya paling mendekati inti permasalahan tersebut.

Luasnya pengaruh mental yang menghipnotis, atau magnetisme hewani, dalam pengalaman insani disingkapkan oleh Kekristenan yang ilmiah. Dengan mempertimbangkan hal ini kita tidak bergerak mundur, melainkan maju. Ini tidak berarti kita percaya kepada takhyul, tetapi bersikap rasional. Kebenaran tentang magnetisme hewani tidak memicu ketakutan, melainkan keberanian dan kuasa. Dan memahami pokok ini tidaklah berat dan bersifat negatif melainkan positif dan memerdekakan.

Sebenarnya, suatu pemahaman tentang hal yang bertentangan dengan Ilmupengetahuan Kristen ini penting sekali bagi praktek penyembuhan yang ilmiah. Kalau anda ingin memperbaharui atau memperdalam pemahaman anda mengenai pokok ini, tidak ada tempat yang lebih baik untuk mencarinya selain di buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci karangan Mary Baker Eddy. Penjelasannya tidak berbelit-belit dan bermanfaat. Misalnya, anda diingatkan bahwa magnetisme hewani adalah nama lain untuk hipnotisme. Tetapi anda juga melihat bahwa dalam Ilmupengetahuan Kristen istilah tersebut mengandung arti yang jauh lebih luas daripada upaya seseorang untuk mempengaruhi orang lain dengan menghipnotisnya. Kepercayaan seseorang bahwa ada budi di dalam zat, bahwa ada suatu budi selain Budi yang ilahi dan tidak berhingga, melibatkan orang tersebut dalam pengaruh yang menghipnotis. Ny. Eddy menjelaskan, "Budi fana, yang pekerjaannya berdasarkan pendirian bahwa penanggapan ada di dalam zat, adalah magnetisme hewani . . . ." (hlm. 178). 

Pengaruh ini tidak memerlukan tatapan yang aneh dan benda-benda yang berputar atau bahkan mengulang kalimat-kalimat yang menenangkan untuk mendapatkan hasilnya, tetapi pengaruh tersebut terus-menerus menimbulkan kesan bahwa berbagai hal yang pada dasarnya hanyalah kepercayaan yang bersifat khayal, seakan terlihat sejati. Mungkin jenis hipnotisme masal yang paling jelas, terlihat pada mode, keisengan, dan budaya yang populer. Hanya ketika orang mengambil jarak serta pandangan atas suatu masa tertentu, mulailah mereka mempertanyakan mengapa hal-hal tertentu pernah dianggap sangat wajar—apakah itu merokok, makan terlalu banyak, atau “kumpul kebo.”

Tetapi penyakit, juga bersifat menghipnotis. Para dokter dan peneliti semakin mengakui bahwa sekitar 80% penyakit manusia jelas-jelas disebabkan keadaan mental. Tetapi Ilmupengetahuan Kristen menunjukkan, bahwa semua penyakit terdiri dari kepercayaan, tidak peduli seberapa nyata kelihatannya gejala fisik serta bukti yang ditunjukkan penyakit itu. Ketika kepercayaan gelap yang ada di dalam pikiran dihancurkan oleh Kebenaran, atau terang Wujud ilahi, maka penyakit itu sembuh, apa pun keadaannya atau tahapnya. Apa pun yang masih perlu dibuktikan mengenai hal ini, penyembuhan-penyembuhan yang sudah terjadi dalam pelayanan Yesus Kristus dan melalui praktek penyembuhan Ilmupengetahuan Kristen selama bertahun-tahun, sudah lebih dari cukup untuk mendukung pernyataan di atas.

Meskipun demikian, mengapa hal yang kita akui sebagai kepercayaan, seringkali kelihatannya sangat membandel meskipun kita telah berupaya penuh untuk mengetahui kebenarannya yang rohaniah? Mungkinkah karena kita belum sepenuhnya berserah kepada seluruh wahyu Ilmupengetahuan ilahi, atau Penghibur? Kita menegaskan bahwa Allah adalah semua, tetapi sesungguhnya kita terus menempatkan kesetiaan kita kepada suatu kerangka kehidupan kebendaan yang kita anggap utama serta sejati, lalu kita berusaha membuat kebenaran-kebenaran rohaniah bekerja di dalam kerangka ini. Sesungguhnya kita masih terhipnotis. Mungkin hal ini menunjukkan bahwa kita perlu mempertimbangkan dengan jauh lebih tekun apa yang diajarkan Ilmupengetahuan Kristen tentang magnetisme hewani.

Misalnya, jika kita sibuk “menangani” berbagai tahap magnetisme hewani tetapi tidak pernah melihat hal yang utama bahwa semua ketidakselarasan serta kejahatan adalah khayalan yang menghipnotis, maka kita masih perlu belajar sesuatu mengenai pokok itu. Jika kita berusaha memerangi magnetisme hewani melalui kemauan kuat dengan upaya kita sendiri, dan dalam proses itu kehilangan sukacita rohaniah, maka kita masih harus tumbuh.  

Kemajuan kita dalam memahami bahwa hanya ada satu Budi, dan Budi ini adalah Allah, dan karena itu tidak ada budi atau pengaruh yang lain, memerdekakan kita dari khayalan magnetisme hewani yang menghipnotis, baik karena ketidaktahuan ataupun yang bertujuan jahat. Tetapi kemajuan ini tidak datang dengan mempelajari suatu keahlian teknik. Seperti ditunjukkan Rasul Paulus, "Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya"  (Roma 8:7). Oleh karena itu kita memerlukan pembaptisan rohaniah dan pemurnian, yang sangat penting untuk membebaskan kita dari budi kedagingan yang sulit diatur.

Adalah jelas bahwa kita perlu mempraktekkan Ilmupengetahuan Kristen dari sudut pandang Ilmupengetahuan Kristen—dan sulit, bahkan tidak mungkin, untuk berusaha melakukannya dengan cara lain. Tetapi betapa sering kita mendapati diri kita tergelincir menerima penanggapan kebendaan tentang hidup kemudian dengan tekun, bahkan secara keagamaan, berusaha memperbaiki penanggapan ini. Kita mungkin cenderung merasa bahwa sudut pandang yang Kristen ilmiah agak kurang jujur, kurang rendah hati, atau mungkin kita menyatakan sesuatu yang belum kita buktikan. Atau mungkin ada saran bahwa pandangan metafisis ini adalah sesuatu yang pernah kita rasakan tetapi sekarang tidak lagi, atau sesuatu yang tidak kita rasakan dengan jelas atau tidak begitu kita yakini. 

Semua ini adalah akibat dari magnetisme hewani—pengaruh mental khusus yang menghipnotis. Saran-saran ini harus dilawan dan disangkal dengan dasar rohaniah yang ilmiah, dengan demikian, mereka mulai memudar. Kemudian, terkadang dengan tiba-tiba, kita melihat bahwa perasaan-perasaan seperti itu sangat tidak normal dan tidak wajar. Kita mendapatkan kembali pemahaman tentang apa yang sudah selalu kita ketahui mengenai Ilmupengetahuan Kristen, dan proses ini tidak perlu memakan waktu berhari-hari atau berminggu-minggu. Perhatian kita menjadi terfokus, dan kita tidak bingung, mengetahui samar-samar, atau berpikiran kosong, melainkan memiliki kejelasan serta kecerdasan dan kekuatan rohaniah yang bersifat wajar bagi manusia sebagai pernyataan Budi ilahi.

Budi yang kedagingan, yang adalah nama yang diberikan Alkitab untuk budi fana—atau kepercayaan bahwa ada budi di dalam zat—akan senang menghapus seluruh pemahaman tentang magnetisme hewani dari pengetahuan insani, terutama dari kesadaran pelajar Ilmupengetahuan Kristen. Budi fana akan menggunakan argumen apa pun yang dapat ditemukannya—menyiratkan bahwa pembahasan apa pun tentang pokok itu pastilah terlalu berat atau bahwa hal itu sudah kuno dan tidak mengikuti kemajuan jaman atau cenderung menutupi sukacita yang murni yang didapat dengan mempelajari kesejatian agung Allah. Ny. Eddy pernah dengan candaan yang menyindir dan tepat menangkap kecenderungan pemikiran seperti itu ketika menulis tentang seseorang yang melakukan praktek mental jahat, "Anda akan mendapati penyembuh ini berkata bahwa magnetisme hewani tidak pernah mengganggunya, tetapi bahwa Ny. Eddy mengajarkan tentang magnetisme hewani ....” (The First Church of Christ, Scientist, and Miscellany, hlm. 212).

Ilmupengetahuan Kristen memang benar mengajarkan bahwa Budi dan Kasih ilahi adalah semua, yang menyingkapkan kebohongan magnetisme hewani. Ilmupengetahuan Kristen menggambarkan beberapa akibat magnetisme hewani sebagai keadaan mental yang berkabut, kemandegan, dan memikirkan hal-hal yang asing bagi kecenderungan wajar seseorang (dalam "Ways that are Vain" di buku The First Church of Christ, Scientist, and Miscellany). Tetapi dengan bersedia mempelajari kembali apa yang diajarkan Ilmupengetahuan Kristen tentang pokok ini kita mematahkan belenggu yang menghipnotis dari sesuatu yang tidak menguasai kita dan ketakutan kepada sesuatu yang tidak perlu ditakuti. Setiap orang yang dengan tekun mempelajari semua yang dikatakan Ny. Eddy dalam karya-karya tulisnya tentang pokok ini akan memperoleh pemahaman yang seimbang mengenai hal tersebut dan akan memperoleh lebih banyak kemajuan serta sukacita dan kesembuhan dari pembelajaran tersebut, alih-alih kurang banyak.

Pemimpin kita menunjukkan bahwa dalam hal ini peran ketaatan sangatlah penting. Sebagaimana ditunjukkan di Buku Pedoman Gereja Induk Pasal VIII, Ayat 6 dan 8, ketaatan ini adalah suatu keharusan. Bukan bagi kita sendiri saja kita perlu melawan saran yang agresif agar kita hanya sedikit memberi perhatian kepada magnetisme hewani, tetapi kita juga harus bangun menyadari pokok ini berkenaan dengan Gereja kita. Kita memutar roda kita dengan upaya fisik yang mahaberat sampai, dan kecuali, kita menghapuskan dari kebohongan yang agresif kemampuannya untuk membuat kita terpesona. Kemandegan dan tidak adanya kemajuan, maupun perpecahan dari dalam, pada akhirnya disebabkan karena kita tidak cukup berdoa mengenai kebohongan yang menghipnotis dari budi kedagingan.

Yang menarik, Ny. Eddy, saat menggambarkan kota Roh, berkomentar: "Ke sebelah utara, gerbangnya membuka ke Bintang Utara, yaitu Firman, magnet kutub Pewahyuan. . . .''  (Ilmupengetahuan dan Kesehatan, hlm. 575). Adalah wajar bagi orang untuk semakin berpaling kepada Ilmupengetahuan Kristen. Dan persatuan, sukacita, serta kekuatan juga wajar bagi pelajar Ilmupengetahuan Kristen. Manakala yang disangkakan sebagai kegiatan magnetisme hewani disingkapkan oleh kesemestaan Budi ilahi, maka hal itu tidak akan lagi muncul untuk menarik atau menghalau. Hal itu tidak akan lagi berhasil menahan atau memecah-belah. Meskipun biang kebohongan ini mungkin telah mengatakan bahwa ia cukup besar untuk menyembunyikan seluruh alam semesta Allah, kepalsuannya akan ukuran dan substansi dipatahkan dan dihancurkan oleh hasil penyembuhan Kristus, Kebenaran.

Allison W. Phinney, Jr.

Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.