Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

Bangunlah menyadari kesembuhan!

Dari Bentara Ilmupengetahuan Kristen - 13 Februari 2018

Aslinya diterbitkan di edisi April 2011 majalah The Christian Science Journal


Semuanya seakan begitu sejati. Udara yang dingin dan malam yang gelap, tirai yang tertiup angin dan menimbulkan rasa ngeri. Orang yang masuk melalui jendela dengan pisau di tangan—dan berlari ke arah saya. Saya melawan serangannya, menendang dan berteriak sekuat tenaga.

Lalu, tiba-tiba ... saya merasakan lengan suami saya mendekap erat, ketika dengan lembut dia membangunkan saya. “Sayang!” katanya, “Semuanya BAIK-BAIK SAJA! Kamu hanya bermimpi. Kamu aman. Semuanya baik!!” Dan suami saya terus mendekap saya, sampai saya benar-benar terbangun dan menyadari bahwa—memang benar, semuanya baik-baik saja. Semuanya aman di bawah kendali Allah seperti halnya saat kami hendak tidur. Hembusan lembut angin musim panas menyentuh jendela, dan keadaan di kamar tidur kami baik semuanya.

Keesokan harinya, kami hampir lupa akan kejadian tersebut, kecuali sesaat menertawakan hal itu saat makan pagi. Tetapi seiring dengan berjalannya hari itu, ketika saya, sebagai penyembuh Ilmupengetahuan Kristen, berbicara dengan orang-orang yang minta didoakan, ternyata saya mengulang apa yang disampaikan suami saya malam itu. Misalnya, “Jangan terkecoh—keadaan yang kami doakan ini—meskipun seakan sejati dan berbahaya—sesungguhnya hanyalah sebuah mimpi. Mimpi yang dibuat oleh apa yang dalam Alkitab disebut sebagai ‘budi yang kedagingan.’ Mimpi tentang kepedihan dan kesedihan, tentang hidup yang terpisah dari Allah. Tetapi keterpisahan seperti itu adalah mustahil. Allah hadir bersama anda sekarang juga, dan anda senantiasa bersama Allah. Saat ini juga, Ibu-Bapa ilahi anda melihat anda sebagai keserupaanNya, tidak bercela, rohaniah, bebas sepenuhnya. Dan anda pun dapat melihat diri anda seperti itu. Anda dapat bangun menyadari kesejatian. Anda dapat bangun menyadari kesembuhan!

Saya bahkan menceriterakan mimpi saya malam itu kepada beberapa di antara mereka, dan bagaimana suami saya telah “menyelamatkan” saya—bukan dengan cara melompat ke dalam mimpi saya dan memukul si penyerang yang bersifat khayal—tetapi dengan membangunkan saya sepenuhnya dari mimpi itu. Dengan demikian menunjukkan, sebagaimana seorang penyembuh  Ilmupengetahuan Kristen akan menunjukkan kepada seorang pasien, bahwa mimpi itu sejak semula tidak sejati! 

Tentu saja praktek penyembuhan Ilmupengetahuan Kristen jauh lebih daripada hanya membangunkan seseorang dari sebuah mimpi buruk. Ini menyangkut membangunkan pasien dari mimpi yang penuh gejolak tentang hidup yang terbelenggu oleh zat. Dalam doa penyembuhan, penyembuh dan pasien mendapati—bahwa skenario dalam mimpi dari budi yang kedagingan—dengan segala sensasi dan kesia-siaannya—tidak pernah sejati, dan tidak pernah dapat menjadi sejati. Allah tidak pernah menciptakannya. Hal itu melanggar hukum Allah yang sepenuhnya bersifat adil dan penuh rahmat bagi semua anak-anakNya yang terkasih.

Dan apakah yang membunyikan sangkakala yang membangunkan kita dari mimpi? Itulah Kristus—komunikasi dari hati-ke-hati antara Allah dengan kita semua. Kristus memberitakan “kebenaran” tentang diri kita sendiri dan dunia kita. Kristus membangunkan kita kepada hukum Allah yang menyatakan kasih yang murni, yang senantiasa bekerja demi kebaikan kita. Kristus berbicara kepada penyembuh yang ada di dalam diri kita semua. Dan Kristus berbicara kepada kita saat kita memerlukan kesembuhan. Kristus berbicara kepada orang yang seumur hidupnya menganut Ilmupengetahuan Kristen, dan kepada orang yang baru saja mempelajari Ilmupengetahuan yang merubah dunia ini. Kristus berbicara kepada semua putera-puteri Allah, di seluruh alam semesta. Kepada orang Kristen, Budha, Muslim, Hindu, bahkan orang yang menganggap dirinya tidak percaya bahwa Allah ada. Kita semua ditakdirkan untuk mendengar Tuhan berbicara kepada kita melalui Kristus yang menyembuhkan dan menyelamatkan.

Alkitab sarat dengan contoh yang benar-benar terjadi mengenai orang-orang yang mendengar suara Allah, yang membangunkan mereka dari mimpi yang membelenggu mereka, penyakit, kehilangan, kesedihan—kepada kesejatian akan kebebasan, kesembuhan, pembaharuan. Para nabi Ibrani, seperti Yesaya menganjurkan kepada bangsanya untuk melepaskan mimpi gelap materialisme. “Terjagalah, terjagalah! “ katanya, “Kenakanlah kekuatanmu seperti pakaian, hai Sion!” (Yes 52:1), dan menjanjikan bahwa suatu saat  “Mesias,” atau Kristus, akan menyelamatkan mereka selama-lamanya. 

Akhirnya ada seseorang yang kehidupannya demikian menggambarkan kasih karunia Allah yang menyelamatkan sehingga para pengikutnya menyebutnya “Yesus Kristus.” Misinya adalah membantu membangunkan dunia menyadari ketidaksejatian kejahatan, dengan cara menyembuhkan orang dari hampir semua penyakit yang dapat dibayangkan. Bahkan saat teman baiknya, Lazarus, meninggal, Yesus memahami bahwa itu adalah suatu mimpi. "Lazarus, saudara kita, telah tertidur,” katanya, “tetapi Aku pergi ke sana untuk membangunkan dia dari tidurnya" (Yoh. 11:11). Dan Yesus membuktikan bahwa kematian hanyalah suatu keadaan tidur, dengan membangkitkan Lazarus dari keadaan itu. 

Yesus ingin agar pengikutnya membangunkan orang seperti yang dilakukannya. “Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan,” pinta Yesus kepada mereka (Mat. 10:8). Tetapi hanya sedikit yang mengikuti perintahnya itu secara harfiah … dan hanya sampai sekitar satu abad setelah kenaikannya ke surga.

PENYEMBUHAN KRISTIANI DIBANGKITKAN KEMBALI!

Adalah Mary Baker Eddy yang membangunkan dunia kepada makna yang sesungguhnya dari ucapan Yesus. Ketika menderita cedera dalam yang parah akibat jatuh di pinggir jalan pada musim dingin di Massachusetts, AS, Ny. Eddy berpaling kepada kisah tentang penyembuhan yang dilakukan Yesus yang tertulis di Alkitab. Ketika membaca, tiba-tiba kisah itu terasa begitu hidup baginya. Tentu itulah apa yang kemudian disebutnya sebagai “denyut yang hidup akan kehadiran Kristus, Kebenaran,” yang berbicara kepadanya (Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci, hlm. 351). Dengan kesadaran tersebut, dia bangkit, dan berjalan ke kamar sebelah—sembuh sepenuhnya! Saat itu dia “memasuki terang,” yang merubah seluruh hidupnya. Dan hal itu menempatkannya di ambang penemuan yang kemudian disebutnya sebagai  “Ilmupengetahuan Kristen” (Lihat Retrospection and Introspection, hlm. 23).

Diperlukan sembilan tahun kerja keras—mempelajari Alkitab dengan cermat, dengan sungguh-sungguh menerapkan hukum-hukum ilahi yang telah ditemukannya, menyatakan penemuannya dalam kata-kata yang dapat dipahami secara insani—sebelum Ny. Eddy menerbitkan bukunya, Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci. Buku ini memberitakan kepada dunia, bahwa penyembuhan Kristiani tidak mati. Bahwa penyembuhan Kristiani telah bangkit kembali, dibangunkan kembali, sebagai suatu “Ilmupengetahuan” yang dapat dipelajari dan dipraktekkan setiap orang.

Pada bab pertama, buku itu membedakan antara apa yang sejati dengan yang tidak sejati, antara Roh dengan zat. Dunia kebendaan, menurut buku itu, adalah suatu pengalaman dalam mimpi yang memalsukan hidup yang sejati dan mulia di dalam Allah—yang sarat dengan kebaikan rohaniah, kasih, sukacita, keindahan, keamanan, kesehatan. Dan mengetahui hal ini sudah cukup untuk menjadikan kita mampu menyembuhkan! “Hidup ilahi sama sekali terpisah dari kepercayaan serta mimpi akan kehidupan kebendaan — dan Hidup ilahi menyatakan pengertian rohaniah dan kesadaran akan kuasa manusia atas seluruh bumi” (hlm.14).

Ilmupengetahuan dan Kesehatan menjelaskan, bahwa tanpa pemahaman yang penting ini, umat manusia akan selamanya menganggap ketidaksejatian sebagai kesejatian, dan sebaliknya. “Ditidurkan oleh khayalan yang memabukkan,” kita akan terus “melewatkan waktu … dalam mimpi” (hlm. 95), SAMPAI … ketidaknyamanan mimpi itu membuat kita berusaha mendapatkan sesuatu yang lebih baik. Kita mulai menendang dan berteriak (seperti yang saya lakukan malam itu!) sampai Juru Selamat kita datang. Dan “kedatangan yang terus-menerus akan Kristus” (hlm. 230), sarana ilahi untuk membangunkan kita kepada kesejatian, menyelamatkan kita. (Kristus sudah selamanya berbicara kepada kita, tetapi kita tidak selalu mendengarkan.) Dan kita pun bangun menyadari penghiburan dan penyembuhan.

MIMPI DAN PEMIMPI

Jadi kalau dosa, penyakit, dan maut hanyalah mimpi, apa yang menyebabkan kita menderita? Yang pasti bukan keadaan kebendaan yang benar-benar ada. Bagaimanapun juga, Roh memenuhi semua ruang. Yang mendatangkan penderitaan adalah kepercayaan kita bahwa kita menderita, bahwa benar-benar ada suatu mimpi kebendaan—baik yang menyiksa maupun yang menggoda. Dan kepercayaan bahwa kita adalah pemimpi yang percaya kepada mimpi seperti itu!

Tetapi Anda dan saya tidak pernah merupakan pemimpi itu. Allah tidak pernah menciptakan mimpi atau manusia fana yang bermimpi. Anda dan saya adalah putera dan puteri Allah yang bersifat baka—cerminan dari pengetahuan Allah yang tidak dapat salah, yang dapat melihat dengan jernih. Dan Allah hanya mengetahui kebaikan. “Riwayat kesesatan adalah suatu ceritera mimpi,” demikian dinyatakan dalam Ilmupengetahuan dan Kesehatan. “Mimpi itu tidak mempunyai kesejatian, kecerdasan, ataupun budi; sebab itulah maka pemimpi dan mimpi adalah satu, karena tidak satu di antara keduanya itu benar atau sejati” (hlm. 530).

Apa yang menghilangkan dusta itu? Kebenaran. Baik mimpi maupun pemimpi harus disingkapkan sebagai kesalahan. Mimpi itu boleh jadi seakan berwujud dosa, penyakit, atau maut. Tetapi yang harus disingkapkan dan dihapuskan oleh penyembuh Ilmupengetahuan Kristen adalah keadaan mental yang keliru yang diwakilinya, seringkali dalam bentuk “ketakutan, ketidaktahuan, atau dosa” (Ilmupengetahuan dan Kesehatan, hlm. 411). Berikut ini beberapa contoh mengenai kebangunan dari mimpi akan ketakutan, ketidaktahuan, dan dosa, yang terjadi baru-baru ini dan kesembuhan yang didatangkannya:

  • Mimpi akan ketakutan. Seorang ibu muda terjebak ketika sedang mengendarai mobil di jalan mendaki yang penuh salju di pegunungan. Tidak ada yang mau berhenti untuk membantunya. Dia panik, menelpon seorang penyembuh dan berteriak, “Tolong!” Penyembuh secara mental bersikukuh bahwa mimpi yang menghipnotis akan ketakutan tidak dapat membelenggu ide rohaniah yang baka. Dengan serta-merta Kristus meniadakan ketakutan wanita tersebut dan dia merasakan kehadiran Allah. Selang beberapa detik, seseorang berhenti, memberi bantuan, dan wanita itu kemudian mengendarai mobilnya dengan aman. 
  • Mimpi akan ketidaktahuan. Beberapa hari sebelum memberikan suatu presentasi publik, seorang wanita mengalami cedera parah di kakinya. Hari itu dia hanya dapat berjalan dengan tongkat penyangga seadanya. Saat mau tidur, wanita itu bertanya-tanya apa yang harus dilakukannya dengan presentasi yang harus disampaikannya. Tetapi, di tengah malam wanita itu terbangun dan tiba-tiba menjadi sangat jelas baginya, bahwa dia bersifat rohaniah, suatu fakta yang agak “diabaikannya.” Dia sadar, bahwa tidak ada keadaan kebendaan yang dapat mencegahnya untuk memenuhi tugas yang diberikan Allah. Dengan serta-merta dia dapat berjalan lagi dan berhasil menyampaikan presentasinya tanpa kesulitan.
  • Mimpi akan dosa. Seorang pria berhenti menggunakan obat-obatan yang memicu halusinasi setelah dia mempelajari Ilmupengetahuan Kristen beberapa tahun sebelumnya. Tetapi dia merasa bahwa marijuana meningkatkan perjalanan rohaniahnya. Meskipun demikian, saat dia terus membaca Ilmupengetahuan dan Kesehatan, dia menyadari bahwa obat itu sebetulnya menghambat  kemajuan rohaniahnya. Obat itu menjadikannya “tidak tepat sasaran,” (makna asli dari dosa). Sekarang ini dia tidak memerlukan obat-obatan kebendaan untuk merasa dekat dengan Allah.

Mary Baker Eddy tahu bahwa penemuannya akan Ilmupengetahuan Kristen tidak akan lengkap tanpa suatu organisasi untuk memberikan dorongan yang terus menerus serta bentuk kepada kebangkitan kembali penyembuhan Kristiani. Maka ia mendirikan Gereja untuk mengilhami umat manusia melepaskan diri dari mimpinya akan kefanaan—akan penyakit, dosa, dan maut. Maksud Gereja itu antara lain adalah untuk, “meluhurkan umat manusia — membangunkan pengertian yang sedang tidur sehingga ditinggalkannya kepercayaan kebendaan dan dicapainya pengertian tentang ide-ide rohaniah serta pembuktian akan Ilmupengetahuan ilahi, dengan demikian membuangkan setan, atau kesesatan, dan menyembuhkan orang sakit” (Ilmupengetahuan dan Kesehatan, hlm. 583).  Membangunkan pengertian yang sedang tidur—itulah yang dilakukan setiap kebaktian gereja, Sekolah Minggu, Ruang Baca, Panitia urusan Publikasi, anggota gereja, penyembuh dan guru Ilmupengetahuan Kristen. Itulah yang dilakukan setiap terbitan Ilmupengetahuan Kristen, termasuk majalah Journal.

Gereja Kristus, Ahli Ilmupengetahuan, dengan cabang-cabangnya di 130 negara yang tersebar di seluruh dunia, sangat aktif dan bersemangat. (Coba baca ChurchAlive di christianscience.com). Dan tangan gereja ini dan semua anggotanya terbuka lebar bagi siapa saja yang ingin bangun, dan membantu orang lain untuk bangun dari khayalan yang menidurkan tentang hidup di dalam zat. 

Dunia belum pernah meronta dan berteriak sekuat sekarang ini untuk membebaskan diri dari mimpi akan kemiskinan, kelaparan, penyakit, peperangan, penindasan, kerusakan lingkungan. Tetapi Kristus senantiasa hadir untuk menembus mimpi-mimpi ini, untuk membantu orang di mana saja merasakan rangkulan kasih Allah yang menghibur dan menyembuhkan. Hari kebangkitan itu adalah sekarang. Dan Anda dan saya sungguh mendapat hak istimewa mengambil bagian dalam membangunkan dunia yang kita kasihi ini kepada kesembuhan!

Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.