Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

Protes dan kemajuan

Dari Bentara Ilmupengetahuan Kristen - 1 Mei 2018

Aslinya diterbitkan di edisi 26 Februari 2018 majalah Christian Science Sentinel


Protes terhadap ketidakadilan di seluruh dunia seringkali telah membawa kemajuan meskipun ada perlawanan kuat dari kepentingan-kepentingan yang sudah bercokol dan korup. Banyak protes yang menggerakkan hati masyarakat diingat karena pesannya yang sederhana dan kuat, seperti aksi para pengumpul sampah sanitasi kulit hitam di Amerika Serikat pada tahun 1968, yang melakukan protes untuk mendapatkan kondisi kerja yang lebih baik. Mereka mengenakan tanda yang bertuliskan "Saya adalah seorang manusia." 

Manusia bukanlah komoditas untuk digunakan dan dibuang. Setiap orang memiliki nilai serta kecerdasan untuk dihormati. Protes "Saya adalah seorang manusia" bahkan lebih mengena jika kita mempertimbangkan makna rohaniah dari kata manusia. Bab pertama Alkitab menyatakan, “Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya ...; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka” (Kejadian 1:27). 

Kemajuan yang langgeng datang dengan memahami arti manusia sebagai gambar Allah, meskipun demikian orang seringkali tidak menyelidiki makna yang revolusioner dari ide tersebut. Kata Allah pada dasarnya berarti kebaikan. Kebaikan bukanlah komoditas kebendaan, melainkan kesejatian rohaniah, yang hadir dan dapat diketahui siapa saja, terutama sebagai kasih. Manusia sebagai gambar Allah pada hakikatnya bersifat rohaniah dan menyatakan sifat laki-laki maupun perempuan dari kebaikan, seperti kekuatan, kearifan, dan kebaikan hati. 

Ilmupengetahuan Kristen adalah suatu gerakan protes dalam arti yang paling mendasar. Ilmupengetahuan Kristen menyingkapkan dan menentang pandangan kebendaan yang menggampangkan yang hendak membuat kita memandang serta memperlakukan orang dengan cara-cara yang menjadikan seseorang kurang berkemampuan atau kurang dihargai dibandingkan yang lain. Tujuan Ilmupengetahuan Kristen adalah mendatangkan keadilan serta kesejahteraan bagi semua dengan cara seperti yang dilakukan Yesus Kristus—dengan  menunjukkan bahwa sesungguhnya setiap orang adalah gambar Allah. Yesus menghentikan amukan orang banyak yang hendak merajam seorang wanita, menggagalkan korupsi, dan menyembuhkan orang dari penyakit-penyakit yang dianggap tidak bisa disembuhkan. Ia tidak melakukan hal tersebut dengan kekuatan perorangan, melainkan dengan kuasa Kebenaran yang memenuhi kesadarannya dan memerintahi tindakannya.

Di buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci, Mary Baker Eddy menulis bahwa doa Yesus “yang penuh kerendahan hati adalah pernyataan [protes] yang sangat dalam dan saksama tentang Kebenaran — tentang keserupaan manusia dengan Allah dan kesatuan manusia dengan Kebenaran dan Kasih.” (hlm. 12).

Sangatlah mencerahkan untuk mencari dalam sabda-sabda Yesus doa dalam bentuk protes. Berikut ini salah satu contoh: “Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah” (Matius 4:4). Yesus mengatakan hal itu setelah berhari-hari menyendiri dan berdoa serta bergumul dengan perasaan bahwa kejahatan memiliki kuasa. Ia lapar. Kelihatannya, doa yang wajar adalah  mohon kepada Allah untuk memberinya makan. Alih-alih demikian, di hadapan ancaman bahwa hidupnya bergantung kepada makanan jasmaniah, Yesus melakukan protes, menyatakan bahwa yang memelihara manusia adalah kuasa yang murni bersifat rohaniah, dan selalu hadir. Dan, tanpa mengetahui lebih rinci, kita tahu bahwa keperluannya terpenuhi.

Yesus menangani penderitaan dalam taraf melebihi sekedar perbaikan sementara. Ia memahami keunggulan pikiran dalam memerintahi pengalaman dan bahwa musuh yang harus diatasi adalah kepercayaan bahwa keadaan kebendaan membentuk dan mengendalikan hidup. Menolak kepercayaan ini di dalam kesadarannya sendiri hari demi hari terbukti sangat praktis. Hal itu menjadikan Yesus mampu menyediakan makan bagi banyak orang ketika hal itu kelihatannya mustahil dan memulihkan kekuatan banyak orang yang lemah karena cacat. 

Doa yang menegaskan bahwa manusia adalah keserupaan Allah dapat membebaskan manusia dari berbagai macam kesulitan. Pada suatu pertemuan kesaksian yang saya hadiri di suatu gereja Ilmupengetahuan Kristen, seorang wanita bercerita bahwa seorang pria memasuki Ruang Baca tempatnya bekerja dan mengancam akan membunuhnya. Saat pria itu mengacungkan tongkat pemukul di atas kepalanya wanita itu bertanya bagaimana ia dapat membantunya. Setelah wanita itu berkata lagi bahwa Ruang Baca tersedia untuk membantunya, pria itu menurunkan tongkat pemukulnya dan pergi. Saya yakin bahwa usaha wanita itu setiap hari untuk melihat manusia sebagai gambar Allah mencegahnya untuk merasa panik dan membantu pria itu mendapatkan kembali pikiran warasnya saat itu juga. 

Yesus secara progresif mendapatkan kuasa atas ketidakadilan yang besar dari dosa, penyakit, dan maut melalui protes yang dilakukannya untuk mengukuhkan bahwa manusia itu pada hakikatnya baik dan baka: “janganlah kamu menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga”; “sebelum Abraham jadi, Aku telah ada”; “Sesungguhnya barangsiapa percaya [kepada Yesus, bukan hanya siapa Yesus itu tetapi juga kebenaran yang dijalani dan diajarkannya], ia mempunyai hidup yang kekal” (Matius 23:9, Yohanes 8:58, Yohanes 6:47).

Seperti seorang atlit yang mengangkat beban semakin berat, pernyataan-pernyataan yang dalam dan bersungguh-sungguh ini, pada akhirnya menguatkan Yesus untuk mengalahkan maut. Berapa lama waktu yang kita perlukan untuk mencapai tingkat pemahaman, kemurnian dan kuasa seperti itu, kita tidak tahu. Tetapi menyatakan bahwa hidup kita bersifat abadi dan rohaniah sebagai gambar Allah membantu kita sekarang ini untuk melakukan protes, alih-alih menyerah kepada, keadaan-keadaan yang membatasi dari kelahiran maupun hal-hal yang dipercayai membawa kita kepada maut. Protes membawa kemajuan, dan kasih Allah yang tidak berhingga membantu kita mendapat kebebasan seperti hal itu membantu Yesus.

Satu protes lagi yang dilakukan Yesus dan penting bagi dunia saat ini seperti pada zaman Yesus, ialah bahwa neraka sendiri tidak dapat menghentikan gerejanya, komunitas orang-orang yang rendah hati yang hendak menyebarkan cara hidup Yesus. Itu tidak mudah untuk dipercaya bila kita pikirkan apa yang dihadapinya—beberapa pengikut yang seringkali takut, tidak selalu memahaminya, dan saling bertengkar. 

Alih-alih berkecil hati oleh keterbatasan mereka atau gentar oleh perlawanan kuat yang akan mereka hadapi dalam meneruskan pekerjaannya, doa Yesus yang berupa protes adalah bahwa sesungguhnya mereka adalah terang dunia. Doa setiap orang adalah penting, tetapi bahkan dua atau tiga orang yang berkumpul bersama dengan protes tentang Kebenaran adalah kota penuh cahaya yang tidak bisa disembunyikan oleh materialisme yang buntu. 

Doa mencakup banyak hal lain selain protes. Doa ialah menginginkan untuk lebih bersifat baik hati, dermawan, dan melupakan diri sendiri; bersyukur kepada Allah untuk berkat yang diberikan; menjadi saksi akan keindahan serta kebaikan alam semesta dan manusia.

Yang sangat penting mengenai doa protes adalah bahwa doa seperti itu membeberkan dan menyangkal ketidakadilan yang mendasar yang ada di balik semua ketidakadilan yang lain: bahwa manusia bersifat kebendaan dan berdosa, alih-alih gambar Allah yang serba baik.

“Saya adalah seorang manusia” (gambar Allah) adalah dasar kemajuan bagi semua ciptaan.

Margaret Rogers
Anggota Dewan Direktur Ilmupengetahuan Kristen

Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.