Bertahun-tahun yang lalu jadwal mingguan saya mencakup beberapa pekerjaan paruh waktu yang masing-masing melibatkan tugas fisik yang berat. Pada suatu hari ketika pekerjaan hampir selesai, secara tidak sengaja saya menumpahkan ember berisi air sabun, dan ketika membersihkan tumpahan itu saya terpeleset dan jatuh di atas lantai yang basah. Untuk sesaat, saya sulit bernafas. Rasa sakitnya luar biasa.
Saya telah mengalami banyak kesembuhan melalui doa semata, oleh karena itu alih-alih memikirkan kejadian tersebut, saya berdoa; saya menegaskan bahwa Allah selalu hadir dan satu-satunya kuasa. Saya teringat suatu mazmur yang menghibur dari Kitab Suci (Mazmur 91) yang mengingatkan kita tentang perlindungan serta keamanan yang diberikan Allah bagi semua anakNya. Mazmur itu mulai dengan, “Orang yang tinggal dalam lindungan Yang Mahatinggi akan menetap di bawah naungan yang Mahakuasa” (Mazmur 91, menurut Alkitab bahasa Inggris). Sambil berpegang teguh pada ayat ini, saya menyelesaikan tugas saya.
Sore itu saya membaca dan mempelajari kebenaran rohaniah tentang Allah dan manusia dari Alkitab dan buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci karangan Mary Baker Eddy. Kedua buku tersebut mengungkapkan keakuan manusia yang sesungguhnya bersifat rohaniah, oleh karena itu tidak merasa sakit dan selamanya satu dengan Allah. Kedua buku itu juga memberi kita pengertian yang lebih baik tentang Allah dan tentang perhubungan manusia dengan Allah yang tidak terpisahkan.
Misalnya, Kitab Suci menyatakan bahwa Allah “berkuasa menjaga supaya kamu jangan tersandung dan . . . membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya” (Yudas 1:24). Hal ini membantu saya untuk tetap memusatkan doa saya pada fakta bahwa Allah selalu hadir dan terus-menerus mendukung manusia, keserupaan rohaniahNya. Oleh karena itu manusia tidak dapat berada di luar jangkauan perlindungan serta penjagaanNya, bahkan untuk sekejap saja.
Tanpa mengambil cuti, saya terus memenuhi tugas saya di berbagai pekerjan itu. Namun dalam beberapa hari, rasa sakit itu semakin hebat, sampai-sampai saya hampir tidak kuat bekerja. Selain itu, ketika melihat keadaan keuangan saya, saya sadar bahwa saya tidak hanya perlu bebas dari ketidaknyamanan fisik tetapi juga dari rasa dibatasi oleh penghasilan yang tidak mencukupi. Saat itulah saya melihat bahwa Allah selalu memberi kita ide yang kita butuhkan, dalam keadaan apa pun.
Saya memutuskan untuk membaca kisah Alkitab tentang nabi Elisa yang menolong seorang janda miskin menyadari bahwa Allah adalah sumber suplai yang tidak terbatas. Dengan mengikuti petunjuk Elisa, janda itu mendapatkan sumber daya yang memulihkan keadaannya dan tepat memenuhi kebutuhannya (lihat 2 Raja-raja 4:1-7). Kisah itu melukiskan bahwa setiap ide yang benar bersumber pada Allah, Ibu-Bapa kita semua, dan bahwa setiap orang di antara kita, sebagai anak Allah yang terkasih, mudah menerima bimbingan ilahi ini. Saya mulai memahami diri saya secara lebih rohaniah, dan melihat melampaui situasi keuangan yang suram dan keadaan fisik yang sakit.
Petikan berikut dari Ilmupengetahuan dan Kesehatan khususnyasangat membantu: “Karena tidak pernah lahir dan tidak dapat mati, maka tidaklah mungkin bagi manusia, di bawah pemerintahan Allah dalam Ilmupengetahuan abadi, untuk jatuh dari darajatnya yang mulia” (hlm. 258). Saya sadar bahwa saya tidak pernah dapat cedera atau menderita hukuman apa pun di bawah kendali Allah yang di atas segala-galanya. Diperintahi oleh kemahakuasaanNya, kita hidup dan bergerak tanpa dirintangi zat atau hukum keterbatasan apa pun.
Sebelum tidur malam itu, saya menyadari bahwa rasa sakit itu hilang sama sekali dan saya dapat bergerak bebas. Keesokan harinya, dan hari-hari berikutnya, dengan gembira saya menyelesaikan setiap tugas tanpa ketidaknyamanan sama sekali. Dan dalam waktu singkat, penghasilan dan jadwal kerja saya sangat membaik.
Kira-kira setahun kemudian, lingkup pekerjaan saya membantu saya mendapatkan pekerjaan tetap yang bahkan lebih memuaskan. Saya terus merasakan syukur yang tidak berhingga karena secara tetap mendapat penghasilan yang mencukupi dan juga untuk kesembuhan fisik yang saya peroleh.
Pengalaman ini merupakan bukti yang lebih jauh bagi saya bahwa tidak ada yang terlalu sulit bagi Allah dan bahwa setiap kesulitan harus menyerah kepada keselaluhadiran dan kemahakuasaan Kebenaran ilahi.
Cherie L. Holloway
Tulsa, Oklahoma, AS