Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

Memerlukan beberapa bulan untuk …

Dari Bentara Ilmupengetahuan Kristen - 1 Juni 2019

Aslinya diterbitkan di edisi Maret 1997 majalah The Christian Science Journal


Memerlukan beberapa bulan bagi saya untuk menyadari sepenuhnya betapa menakjubkan kesembuhan yang saya alami baru-baru ini, yang merupakan bukti sertamerta dan nyata akan pembedahan secara mental.

Pada suatu hari, di tengah malam saya tiba-tiba terbangun merasa tidak enak badan. Untuk sekejap saya berusaha memberi nama pada kesulitan itu, tetapi segera saya mengenalinya sebagai suatu saran mental yang agresif—suatu kepercayaan bahwa sebab dan akibat dapat ada di dalam zat.  

Saya segera merubah sepenuhnya dasar pemikiran saya, dan dengan penuh keyakinan berpaling kepada Allah seperti belum pernah saya lakukan sebelumnya. Saya yakin akan kehadiran Allah Ibu-Bapa saya. Saya merasakan sepenuhnya bahwa saya ada bersama Pencipta saya yang asli dan juga keakuan rohaniah saya yang asli sebagai anak Allah. Saya merasakan kasih Allah yang tidak terkira. Ini adalah langkah pertama dalam penerimaan saya yang sepenuhnya akan kehadiran Allah yang menyembuhkan dan bahwa secara mutlak saya bebas dari segala dusta dan ketidakmurnian, yang hendak merasuki keakuan saya yang bersifat sempurna, murni dan rohaniah. Saya sudah bangkit dari tempat tidur dan mengalami ketidaknyamanan jasmani yang dahsyat ketika satu kata datang dengan penuh kekuatan: hapus. Saya tidak ingat pernah membaca kata tersebut, tetapi bagaimanapun juga saya tahu artinya. Saya tahu Kebenaran akan menghapus kesesatan tersebut—akan melenyapkannya sebagai sama sekali tidak berkuasa.  

Saya mulai kehilangan kesadaran dan memanggil suami saya. Saya pingsan sebentar dalam dekapan lengannya, tetapi saya mempunyai dukungan yang lebih dari itu. Kemudian ia menceritakan kepada saya kebenaran-kebenaran yang diucapkannya dan mengatakan bahwa ketika kesadaran saya pulih saya mengatakan “kebenaran … membuang dengan selayaknya apa pun yang merugikan.” Ini adalah bagian dari pernyataan yang ampuh dalam buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan: “Suatu ide rohaniah tidak mengandung satu pun unsur kesesatan, dan kebenaran ini membuangkan dengan selayaknya apa pun yang merugikan” (hlm. 463). Saya tahu saya tidak bisa mengandung “satu pun unsur kesesatan,” tidak mengandung sedikit pun unsur kesesatan, sama sekali tidak ada. Kira-kira saat itu perasaan sakit itu hilang dan saya menyadari ada suatu benda yang cukup besar keluar dari mulut saya. Saat itu saya tidak begitu khawatir atau ingin tahu.   

Kami kembali tidur, dan saya sudah sembuh ketika tertidur, sama sekali tidak merasa takut. Kami akan melakukan perjalanan panjang keesokan harinya, dan saya tahu kami akan menikmati satu bulan yang menyenangkan, dan adalah hal yang benar bagi kami untuk pergi.  

Cuaca pagi itu merupakan tantangan lain—badai salju mulai terjadi. Ini tidak menggentarkan saya; kami terus melanjutkan rencana kami tanpa gangguan, meninggalkan bandara sesuai jadwal. Tidak sekali pun saya memikirkan kembali kejadian malam sebelumnya.   

Begitu kami menemukan kamus dan Konkordansi untuk karya-karya tulis Ny. Eddy, suami saya menunjukkan definisi hapus di kamus. Artinya “menghilangkan atau membuang”—“mengeluarkan.” Selain itu di buku Retrospection and Introspection karangan Ny. Eddy, kami menjumpai pemikiran ini: “Sejarah manusia perlu direvisi, dan catatannya yang kebendaan dihapus” (hlm. 22).  

Saya terus memanjatkan syukur yang tidak berhingga kepada Tuhan untuk kesembuhan ini.   

Lois Ann Vessels
Scotia, New York, AS

Tidak lama sesudah saya tertidur, saya mendengar istri saya memanggil. Saat saya tiba di sampingnya, dia pingsan di pelukan saya. 

Untuk sesaat saya khawatir sekali. Haruskah saya menelpon 911? “Wah, itu benar-benar tidak perlu,” saya berkata kepada diri sendiri; “Allah adalah pertolongan yang cepat dan efektif.” Istri saya dan saya telah membuktikan hal ini berkali-kali. Fakta bahwa kejadian ini seakan suatu keadaan darurat, tidak merubah apa yang sudah kami buktikan berulang kali. Ketika menyadari hal ini, ketenangan menyelimuti diri saya, dan saya berpaling kepada Allah di dalam doa.  

Sambil merangkul istri saya, saya mengucapkan pernyataan dari Ilmupengetahuan dan Kesehatan yang telah saya renungkan untuk beberapa lama: “Ketakutan tidak pernah menghentikan wujud serta pekerjaannya. Darah, jantung, paru-paru, otak, dsb. sama sekali tidak ada sangkut-pautnya dengan Hidup, Allah” (hlm. 151). Kemudian saya mengingatkan istri saya bahwa Allah adalah satu-satunya Hidup—sempurna, abadi, dan baik—dan bahwa sebagai cerminan Allah dia hanya bisa merupakan pernyataan Hidup tersebut. Saya mengatakan kepadanya bahwa tidak sesuatu pun yang kurang sempurna dapat tercakup dalam pengalamannya. Dengan tegas saya menunjukkan bahwa dia sudah selalu, dan saat itu juga, dan akan selalu sangat berarti dan merupakan bagian dari keseluruhan ciptaan Allah yang “sungguh amat baik.” Kemudian saya kembali kepada apa yang dikatakan Ny. Eddy dalam Ilmupengetahuan dan Kesehatan dan menambahkan, “Segala yang sesungguhnya ada ialah Budi ilahi dengan ideNya, dan dalam Budi ini seluruh wujud kedapatan selaras dan abadi” (idem). 

Semua ini terjadi dengan cepat sekali. Respon yang serta merta pun terjadi. Istri saya sadar kembali dan dengan tenang menceritakan kepada saya kebenaran yang telah dipikirkannya. Dan, seperti yang dinyatakannya, dia mengeluarkan dari mulutnya suatu benda padat bundar, sedikit lebih besar dari bola golf. Itulah akhir dari masalah tersebut.

Saya terkesan dengan ketenangan dan kedamaian yang dinyatakan istri saya. Ketika saya menyarankan untuk menunda perjalanan kami, istri saya dengan cepat dan yakin mengatakan bahwa itu tidak perlu. Ia langsung tidur kembali. Pengalaman itu seakan-akan tidak pernah terjadi. Sebaliknya, saya tidak dapat tidur, oleh karena itu saya terus berdoa dengan merenungkan makna Doa Tuhan dan Mazmur 23. 

Keesokan harinya saya terkesan bagaimana istri saya tidak terpengaruh oleh apa yang dialaminya beberapa jam sebelumnya. Badai dahsyat yang terjadi rupanya juga tidak berpengaruh atasnya. Pengharapannya yang tenang akan kebaikan saja, membuat saya tenang sekali. Tidak sesuatu pun dapat merubah ketenangan serta kedamaian yang telah dicapai karena kami telah bersandar sepenuhnya dan seutuhnya kepada Allah.  

Robert D. Vessels

Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.