Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

Pergi ke mana? Ke dalam kamar doa.

Dari Bentara Ilmupengetahuan Kristen - 8 Juli 2019

Aslinya diterbitkan di edisi 27 Mei 2019 majalah  Christian Science Sentinel


Salah satu petikan dari karya tulis Ny. Eddy yang sangat saya sukai adalah ini: “Dalam Ilmupengetahuan ilahi, yang mengakui bahwa doa bersifat mental, semua dapat berpaling kepada Allah sebagai ‘penolong dalam kesesakan sangat terbukti’”  (Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci, hlm. 12–13). Hal itu selalu mengingatkan saya bahwa Allah mengasihi kita, dan memelihara kita dan Allah yang esa dan tidak berhingga ini ada di mana-mana dan menjawab doa kita.  

Baik Alkitab maupun buku ajar Ilmupengetahuan Kristen, Ilmupengetahuan dan Kesehatan, telah banyak mengajar saya tentang doa. Misalnya, jika kita berdoa tentang suatu masalah tetapi tidak segera melihat kesembuhan, mungkin itu karena kita memberitahu Allah bagaimana kita menginginkan solusi itu terjadi, alih-alih mendengarkan dan membiarkan kehendakNya—yang baik—jadi. 

Dalam kisah-kisah Alkitab, orang-orang yang mendengarkan suara Allah dibimbing untuk membuat keputusan-keputusan yang bagus. Misalnya, Musa mampu berkali-kali menyelamatkan bangsa yang telah dibimbingnya keluar dari perbudakan. Orang lain juga menemukan jawaban serta kesembuhan untuk berbagai masalah, termasuk penyakit. Pengalaman mereka menunjukkan kepada kita bahwa Allah mengetahui segalanya—bahwa Ibu-Bapa kita tahu apa yang kita perlukan sebelum kita memohon—dan bahwa Dia memberi kita ide-ide rohaniah yang meluhurkan pikiran kita dan membantu kita menanggapi bimbinganNya.

Saya telah selalu mencoba mengikuti jalan yang sama, yakni benar-benar mendengarkan Allah melalui doa di dalam hati, seperti yang diajarkan Kristus Yesus. Misalnya, beberapa bulan yang lalu saya mengalami demam tinggi, saya tidak bisa tidur, dan tubuh saya terasa panas sekali, terutama di malam hari. Saya merasa sangat lelah sehingga tubuh saya terasa sakit, saya tidak bisa makan dengan baik, dan saya tidak bisa meninggalkan tempat tidur saya. 

Keadaan itu sangat berat bagi saya. Tetapi sebagai murid Sekolah Minggu Ilmupengetahuan Kristen berusia sembilan belas tahun (di Gereja Kedua Kristus, Ahli Ilmupengetahuan, Kinshasa, Republik Demokrasi Kongo), saya merasa yakin bahwa saya tahu cara berdoa, dan saya memutuskan untuk memberi diri saya sendiri doa penyembuhan Ilmupengetahuan Kristen. Saat itu saya merasakan dukungan metafisika dari ayah dan saudara laki-laki saya, yang telah dengan penuh kasih mendukung saya melalui doa. 

Pada dua hari pertama saya berdoa dengan ide-ide yang dalam Ilmupengetahuan Kristen bersifat mendasar ini: Allah adalah Budi ilahi, satu-satunya sebab, dan sumber dari kesehatan kita; dalam Budi dan penyataanya—dalam Allah dan ideNya—tidak ada penyakit, tidak ada lawan kebaikan, karena Allah adalah kebaikan dan mengisi semua ruang; sebagai ide, atau cerminan Allah, saya tidak bisa mengalami sakit. Meskipun demikian keadaan fisik saya kelihatannya tidak membaik.

Keesokan harinya adalah hari Senin, dan pokok Pelajaran Alkitab minggu itu (dapat ditemukan di Buku Triwulanan Ilmupengetahuan Kristen) adalah “Perjamuan Suci.” Saya merasa bahwa pelajaran itu adalah yang saya perlukan. Pelajaran itu mencakup beberapa ayat Alkitab yang sangat membantu—misalnya, perintah Yesus ini, “Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu” (Matius 6:6). Pelajaran ini juga mencakup petikan berikut yang menjelaskan apa yang dimaksud dengan “kamar,” dari Ilmupengetahuan dan Kesehatan: “Kamar itu melambangkan tempat kudus Roh, yang pintunya tertutup bagi penanggapan yang berdosa, tetapi membiarkan masuk Kebenaran, Hidup, dan Kasih” (hlm. 15).  

Hal ini datang seperti kilatan terang. Saat itu juga saya memutuskan untuk masuk ke dalam kamar saya, tempat kudus yang rohaniah itu, dengan cara menolak kesaksian kebendaan bahwa saya demam dan membuka pikiran saya lebar-lebar kepada terang Kristus, Kebenaran—kepada pengertian rohaniah bahwa kita tidak pernah sedetik pun dapat kehilangan kesehatan atau keselarasan yang dikaruniakan Allah kepada kita.     

Di dalam tempat kudus Roh, Allah ini, saya melihat bahwa hidup saya mencakup damai, suka cita, ketenangan, kekuatan, daya hidup, dan kesehatan. Tidak ada yang dapat menahan saya dari menyatakan kelengkapan dan kesempurnaan identitas rohaniah saya sebagai cerminan Allah. Saya tetap yakin akan hal ini, dan juga terhibur dengan mendengarkan banyak nyanyian gereja dari Buku Nyanyian Ilmupengetahuan Kristen malam itu.   

Sebagai hasil dari kesadaran yang rohaniah ini, keesokan harinya saya bebas sama sekali dari demam dan rasa sakit. Saya makan dengan normal dan pergi keluar, dengan sukacita menyatakan kesehatan saya yang dikaruniakan Allah. Saya sangat bersyukur untuk kesembuhan itu dan untuk dukungan keluarga saya selama waktu itu.  

Karena dalam beberapa bulan mendatang saya akan lulus dari Sekolah Minggu, saya ingin mengatakan bahwa saya juga bersyukur untuk pendidikan rohaniah yang sangat berharga yang saya terima sejak saya kecil. Hal itu telah memberi saya keyakinan untuk benar-benar mendengarkan bimbingan Allah dan mengikutinya, dan untuk percaya bahwa semua yang masuk ke dalam kamar doa akan mendengar pesan Allah yang menyembuhkan. 

Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.