Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

Sakit punggung hilang

Dari Bentara Ilmupengetahuan Kristen - 10 April 2019

Aslinya diterbitkan di edisi 11 Maret 2019 majalah Christian Science Sentinel


Bertahun-tahun yang lalu punggung saya cedera ketika saya mengangkat suatu benda yang berat ke dalam truk. Rasa sakit itu hebat sekali, tetapi setelah beberapa hari, lambat laun berkurang. Tetapi, selama beberapa waktu setelah kejadian itu, rasa sakit itu akan kambuh setelah saya melakukan tugas tertentu misalnya, mengangkat sesuatu atau membungkuk. Saya bekerja di bidang konstruksi saat itu, dan kadang-kadang sulit bagi saya untuk naik atau turun dari truk saya, memutar tubuh saya, atau bahkan berjalan secara normal.

Pada suatu pagi setelah merasakan ketidaknyamanan ini di punggung saya, saya terbangun dan hampir tidak bisa bergerak. Saya telah mengalami rasa sakit yang hebat beberapa kali, tetapi ini pertama kali saya hampir tidak bisa bergerak. Rasa sakit itu begitu hebat sehingga saya benar-benar berpikir untuk bunuh diri. “Mengapa terus hidup,” pikir saya, “kalau rasa sakit ini hebat sekali, dan saya bahkan tidak bisa bangun dari tempat tidur?” Sebagai pelajar Ilmupengetahuan Kristen, saya telah mengalami berbagai kesembuhan melalui doa. Tetapi, rasanya tidak ada yang seberat ini. Namun demikian, saya tahu bahwa saya tidak bisa menyerah kepada pikiran itu dan bahwa saya memerlukan bantuan doa.

Saya merangkak dari tempat tidur dan menuruni tangga menuju telpon kami. Saya menelpon seorang penyembuh Ilmupengetahuan Kristen dan menceritakan kepadanya apa yang ada dalam pikiran saya. Penyembuh tersebut dengan serta merta mengutip suatu ayat dari Mazmur: “Aku tidak akan mati, tetapi hidup, dan aku akan menceritakan perbuatan-perbuatan Tuhan” (118:17).

Ketika ia mengatakan hal ini saya tahu bahwa bunuh diri bukanlah jalan keluarnya. Secara mental saya membuat komitmen untuk “bertahan.” Kemudian, rasa sakit itu berkurang, tetapi saya masih belum bisa bergerak dengan nyaman.

Setelah bekerja dengan penyembuh itu beberapa hari, saya memutuskan untuk menelpon guru saya dalam Ilmupengetahuan Kristen untuk minta bantuan doa penyembuhan. Setelah saya menjelaskan keadaan saya, guru saya menjawab, “Paul, sebetulnya ini sederhana sekali, ‘Budi adalah sumber segala gerakan …’”  (Mary Baker Eddy, Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci, hlm. 283). Guru saya mengatakan hal ini dengan keyakinan yang begitu kuat disertai pemahaman sehingga saat itu juga saya menerima bahwa yang dikatakannya itu benar. Saya tahu tanpa keraguan sedikit pun bahwa hal itu adalah fakta rohaniah dan berlaku bagi saya saat itu juga.

Saya dapat melihat bahwa karena saya adalah ide rohaniah yang diciptakan Allah, maka setiap aspek hidup saya, termasuk gerakan, berasal dari Budi ilahi (nama lain untuk Allah). Saya juga menyadari bahwa sebagai ide Budi, saya tidak dirintangi oleh kepercayaan-kepercayaan fana tentang gerakan, melainkan saya adalah pernyataan Allah, Budi ilahi, dalam segala kegiatanNya. Apa yang kelihatannya sebagai keadaan fisik atau keadaan tubuh tidak ada hubungannya sama sekali dengan kemampuan saya untuk bergerak. Budi ilahi yang menyatakan dirinya sendiri di dalam diri saya adalah kesejatian yang sesungguhnya.

Sesudah selesai menelpon, saya merasa kebenaran ilahi itu bekerja di dalam kesadaran saya. Saya bisa berdiri tegak. Kemudian, pada hari itu juga saya bisa berjalan ke tempat yang dekat, dengan sedikit saja rasa kaku di punggung saya. Setelah satu dua hari, rasa kaku itu hilang, dan saya bisa berjalan dan bergerak dengan normal.

Setelah kesembuhan ini (yang lebih suka saya anggap sebagai pengungkapan akan sifat saya yang sejati sebagai ide Allah), rasa sakit dan gejala-gejala lain itu tidak datang lagi, dan selama bertahun-tahun saya telah bebas bergerak. Sebagai bukti bahwa saya sudah sepenuhnya bebas bergerak, beberapa tahun yang lalu saya bisa mendapat sabuk hitam tingkat tiga dalam Taekwondo, suatu seni bela diri asal Korea yang memerlukan fleksibilitas dan gerakan tubuh yang luar biasa, termasuk pemanasan berupa peregangan punggung dan kaki yang lama. Salah satu gerakan adalah mengangkat kaki di atas kepala yang disebut tendangan jatuh, suatu prestasi yang sebelumnya tidak mungkin saya lakukan.

Untuk kebenaran yang sederhana tetapi dalam akan Ilmupengetahuan Kristen ini, serta penerapannya dalam kehidupan kita, saya sangat bersyukur. 

Paul Sedan 
San Francisco, California, AS

Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.