T: Saya tahu bahwa dalam Ilmupengetahuan Kristen Tuhanlah yang menyembuhkan, tetapi terkadang kebenaran itu terlupakan dalam ketakutan bahwa seseorang merasa kesakitan dan memerlukan pertolongan—dan sebagai seorang penyembuh Ilmupengetahuan Kristen saya dianggap memiliki “peluru ajaib,” pengertian yang spesifik tentang kebenaran, yang akan menyembuhkan mereka. Bagaimana saya dapat berdoa mengenai hal ini?
J: Sebagai seorang penyembuh, jika suatu kasus kelihatannya dipenuhi dengan ketakutan, saya terkadang berpaling kepada pernyataan dari Yesaya ini: “Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan” (41:10). Seperti ditunjukkan oleh pertanyaan anda, sesungguhnya “Tuhanlah yang menyembuhkan.” Kita dapat percaya kepada fakta bahwa kuasaNya meneguhkan kita semua dalam kesehatan yang tidak bercela serta kedamaian yang sempurna, dan dengan lembut menjadikan kesempurnaan itu nyata di dalam kesadaran serta pengalaman insani.
Pertanyaan anda mengangkat beberapa pokok penting mengenai penanganan ketakutan dalam doa penyembuhan Ilmupengetahuan Kristen yang sangat membantu jika dipahami dengan jelas, terutama ketika keadaan seakan menakutkan—baik untuk anda, pasien, atau kedua-duanya.
Di dalam bab “Mempraktekkan Ilmupengetahuan Kristen” di buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci, di bawah sub-judul “Pekerjaan Penyembuhan Secara Mental Diterangkan” (hlm. 410), Mary Baker Eddy membahas bagaimana memberikan doa penyembuhan yang efektif. Dia menekankan perlunya penyembuh menangani ketakutan sejak awal: “Selalu mulailah pekerjaan penyembuhan dengan meredakan ketakutan pasien. Dengan tidak bersuara yakinkanlah mereka, bahwa mereka terhindar dari penyakit dan bahaya. Perhatikanlah hasil aturan sederhana Ilmupengetahuan Kristen ini, dan akan kita dapati bahwa diringankannya gejala tiap-tiap penyakit. Jika kita berhasil menghilangkan ketakutan sama sekali, maka sembuhlah pasien kita” (hlm. 411–412).
Mengapa menghilangkan ketakutan sangat penting? Di berbagai tempat dalam tulisannya, Ny. Eddy menerangkan bahwa ketakutan menghasilkan kepercayaan akan penyakit, dan menghilangkan ketakutan dari pikiran sebagai kunci untuk menemukan kesembuhan. Ketakutan dan saran palsunya tentang penyakit dapat diatasi melalui pemahaman dan penegasan bahwa ketakutan dan penyakit tidak memiliki dasar yang sesungguhnya untuk berpijak—tidak memiliki justifikasi, kredibilitas, atau pengaruh atas diri kita—karena Kasih yang maha kuasa memerintahi setiap segi kehidupan kita.
Penyembuh mungkin juga perlu menghapuskan ketakutan dari pikirannya sendiri, seperti dikemukakan dalam pertanyaan anda. Ilmupengetahuan dan Kesehatan memberi tahu kita, “Untuk dapat berhasil dalam pekerjaan penyembuhan, kita harus mengalahkan ketakutan kita sendiri maupun ketakutan pasien kita, dan naik mencapai suatu kesadaran yang lebih luhur dan lebih kudus.” (hlm. 419). Kesadaran yang lebih luhur dan lebih kudus itu adalah suatu pemahaman serta pandangan yang lebih baik tentang Kristus, Kebenaran, ide Allah yang rohaniah, yang bisa dicapai setiap orang di antara kita. Ketika pikiran diluhurkan untuk melihat keselaluhadiran serta penjagaan Kasih ilahi yang menakjubkan, ketakutan terungkap sebagai tidak sah dan dikalahkan oleh fakta yang berkuasa bahwa “di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan” (1Yoh 4:18).
Menangani ketakutan sejak awal pada setiap doa penyembuhan, bagi pasien dan penyembuh, mendatangkan ketenangan dan kejernihan pada keadaan itu, dan memungkinkan pikiran menyerah kepada pengaruh yang menyembuhkan dari Kasih ilahi; tetapi jika penyembuh tetap merasa takut, mungkin perlu untuk menangani perasaan bahwa dia bertanggungjawab secara pribadi untuk kesembuhan itu.
Ilmupengetahuan Kristen mengajar kita bahwa dalam pekerjaan penyembuhan, tidak ada kekuasaan perorangan, atau kemampuan insani yang unik. Meskipun demikian, terkadang pasien-pasien mungkin mencoba untuk menyematkan kuasa perorangan kepada penyembuh mereka. Atau, seperti tersirat dalam pertanyaan anda, penyembuh mungkin merasa bahwa bebannya ada di pundaknya. Mungkin timbul rasa takut atas tanggungjawab, rasa tidak cakap, atau urgensi untuk menghasilkan kesembuhan. Ini adalah gangguan yang sangat jelas dari budi fana, bukan kebenaran Budi baka, dan gangguan ini akan merintangi kita untuk berpaling dengan kerendahan hati kepada Allah guna mendapatkan ilham yang murni dari Kasih yang menyembuhkan.
Seringkali ketika saya memberikan doa penyembuhan, menegaskan kebenaran tentang Allah dan manusia, saya merasa bermanfaat untuk menenangkan pikiran saya dan dengan rendah hati mendengarkan apa pun yang dikehendaki Budi ilahi untuk saya ketahui. Menyingkir dan dengan jujur mencari tingkat pemahaman yang lebih dalam akan pengertian rohaniah mungkin adalah yang diperlukan untuk mengilhami doa penyembuhan. Kerendahan hati seperti itu dapat mengangkat perasaan terbebani dari pundak seorang penyembuh dengan mendatangkan ilham yang segar dari Allah.
Dalam doa penyembuhan Ilmupengetahuan Kristen adalah penting untuk tetap menujukan pikiran kepada Allah, untuk berpikir dan bernalar dari sudut pandangNya. Kita dapat mengetahui bahwa Allah menegakkan setiap putera dan puteriNya saat ini juga dan setiap saat, sebagai ideNya yang utuh dan lengkap. Karena kita sempurna dan berharga di mataNya, kita dapat melihat ide ilahi yang sempurna itu sekarang juga sebagai identitas yang benar dari pasien kita dan diri kita sendiri.
Suatu nyanyian gereja memberitahu kita, “Segala yang kejadian, / Di dalam tanganMu” (Samuel Longfellow, Buku Nyanyian Ilmupengetahuan Kristen, No. 134). Selagi kita merasa yakin dalam Kebenaran, tidak ada tempat bagi ketakutan atau kekhawatiran yang penuh kecemasan, tetapi hanya keyakinan yang penuh suka cita dan pengertian bahwa semua ada di dalam tangan Tuhan yang penuh kasih.
John Minard