Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

Sendiri bersama Allah

Dari Bentara Ilmupengetahuan Kristen - 25 Januari 2019

Aslinya diterbitkan di edisi 30 Juni 1928 majalah Christian Science Sentinel


Kemampuan Yesus Kristus untuk terus-menerus menyadari kesatuan manusia yang sejati dengan Sang Bapa, tak diragukan berperan besar dalam banyak pernyataannya yang bijak dan pekerjaan-pekerjaannya yang menakjubkan. Ketika menunjukkan kepada orang Farisi perbedaan antara penilaian mereka yang keliru dan penilaiannya yang benar, Yesus bersabda, “Dan jikalau Aku menghakimi, maka penghakiman-Ku itu benar, sebab Aku tidak seorang diri, tetapi Aku bersama dengan Dia yang mengutus Aku." Dan seakan menekankan pentingnya pernyataan tersebut, selanjutnya ia berkata: "Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku. Dan Ia, yang telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya" (Yoh. 8:16, 28, 29).

Sang Bapa tidak pernah meninggalkan seorang pun dari anak-anakNya sendiri. Kita tidak selalu menyadari kehadiranNya hanya karena kita tidak selalu berpikir sesuai Kebenaran. Kegagalan menyadari kehadiran “Bapa yang ada di tempat tersembunyi” dan memberi pahala secara terbuka, mungkin datang dari kepercayaan bahwa kita melakukan sesuatu dari diri kita sendiri, sesuatu, yang karena salah, hukum Allah tidak bisa membantu kita melakukannya, atau sesuatu yang kita pikir dapat kita capai dengan kemampuan kita sendiri. Entah hal itu keinginan untuk berbuat dosa, sifat mementingkan diri sendiri, atau ketidaktahuan, yang merintangi kita untuk menerima berkat dengan menyadari kebenaran tentang Allah dan manusia, sungguh membesarkan hati untuk mengetahui bahwa Allah selalu hadir, selalu siap, selalu mampu membebaskan kita dari semua ketidakselarasan, jika saja kita mau mengenali dan memanfaatkan kuasaNya.  

Di halaman 287 buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci, Ny. Eddy berkata, "Karena Allah ada di mana-mana dan meliputi segala-galanya, bagaimana dapat Ia tidak hadir ataupun menimbulkan persangkaan, bahwa kehadiran yang di mana-mana dan kemahakuasaan tidak ada?" Dengan menegaskan kembali ajaran Yesus bahwa Allah hadir di mana-mana dan mahakuasa, Ilmupengetahuan Kristen memberi pelayanan yang sangat berharga kepada mereka yang kesepian, menjadi hamba dosa, dan sakit. Karena Allah ada di mana-mana dan tidak pernah absen, bagaimana mungkin kita pernah sendiri atau kesepian, berdosa atau sakit, letih atau melarat?  

Sendiri bersama Allah! Betapa menakjubkan kesempatan yang didatangkan oleh kesadaran ini untuk meningkatkan saat-saat hening kita! Bukankah benar pernyataan bahwa sifat pemikiran orang saat ia sendiri menentukan sifat perilakunya ketika bergaul dengan orang lain? Dan dapatkah diragukan bahwa ketika seseorang sedang sendiri, waktunya akan digunakan dengan jauh lebih baik dan menguntungkan jika ia terus-menerus menyadari kehadiran Allah? Tidak sesaat pun akan terbuang dalam kemalasan, atau dalam berpikir dan berbuat sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran; karena, seperti Abraham, kita akan sadar bahwa Allah adalah Sahabat kita yang senantiasa hadir. Pemazmur juga menyadari bahwa tidak mungkin kita memisahkan diri dari Allah yang maha-melihat dan hadir di mana-mana, ketika berkata: "Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau" (Mazmur 139:7, 8). Jadi, baik saat kita menikmati kesehatan, kenyamanan, dan sukses, maupun saat kita mengalami ketidakselarasan penyakit, dosa, dan kegagalan, kita tidak boleh membiarkan kepercayaan apa pun mengenai keakuan yang terpisah dari Allah, merampas dari diri kita bimbingan ilahi yang selalu siap menuntun kita kepada keselarasan abadi. 

Ketika kita sering mencari saat hening untuk berkomunikasi dengan Allah, kita lebih siap menghadapi berbagai keadaan yang menghadang kita dalam tugas kita sehari-hari dan dalam  pergaulan kita dengan sesama. Adalah hak istimewa kita untuk mengetahui bahwa ada waktu untuk meditasi dan juga waktu untuk pembuktian. Yesus seringkali menyendiri, bukan saja dari orang banyak yang mengerumuninya, tetapi juga dari murid-murid yang dikasihinya, agar ia dapat sendiri bersama Allah, dengan tenang berkomunikasi dengan Bapanya. Seperti diberitahukan Ny. Eddy kepada kita di Miscellaneous Writings (hlm. 133): "Tiga kali sehari, saya menyendiri untuk mencari berkat ilahi bagi orang sakit dan orang berduka, dengan wajah saya menghadap Yerusalem akan Kasih dan Kebenaran, dengan berdoa dalam hati kepada Bapa yang ‘ada di tempat tersembunyi,' dan dengan keyakinan yang dimiliki kanak-kanak bahwa Dia akan memberi pahala ‘secara terbuka.’ Di tengah-tengah tugas untuk menjaga dan bekerja yang menguras tenaga dan pemikiran, saya terus berpaling kepada Kasih ilahi untuk bimbingan, dan menemukan istirahat.”  

Dengan belajar mengikuti teladan Pemimpin kita yang terkasih, Ny. Eddy, seperti ia mengikuti teladan Yesus Kristus, dengan sering menciptakan kesempatan untuk sendiri bersama Allah, maka kita akan mendapati bahwa kita memperoleh kepercayaan diri dalam menyelesaikan masalah kita dan kemampuan kita untuk membantu orang lain. Kita juga akan mendapati bahwa salah satu pahala yang pasti yang diperoleh dengan sering meluangkan waktu untuk komunikasi yang hening dengan Allah adalah, kita terus-menerus merasakan kehadiranNya; dan bahkan di tengah kebisingan, kesibukan, dan kekacauan hari kita yang tersibuk sekali pun, dan meskipun dikelilingi banyak orang, kita juga akan mendapati bahwa kita dapat "terus berpaling kepada Kasih ilahi untuk bimbingan, dan menemukan istirahat." 

Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.