Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

Apakah penyembuhan Ilmupengetahuan Kristen itu?

Dari Bentara Ilmupengetahuan Kristen - 18 Juni 2020

Aslinya diterbitkan di edisi 2 Maret 2020 majalah Christian Science Sentinel


Mungkin anda pernah mendengar bahwa hal tersebut adalah suatu cara memperbaiki sesuatu yang kurang baik. Atau bahwa hal itu hanyalah suatu metoda alternatif untuk perawatan kesehatan. Jawaban-jawaban tersebut ada benarnya, tetapi tidak menggambarkan seluruh kebenarannya. Penyembuhan Ilmupengetahuan Kristen lebih luas daripada jawaban-jawaban tersebut, dan ketika kita memahami apa sesungguhnya Ilmupengetahuan Kristen itu, penyembuhan mau tidak mau mengikutinya secara wajar.

Untuk menjawab pertanyaan di atas dengan lebih saksama, ada baiknya kita mendefinisikan Ilmupengetahuan Kristen. Apakah Ilmupengetahuan Kristen suatu denominasi keagamaan? Atau sekelompok orang yang biasanya tidak menggunakan pengobatan konvensional? Sekali lagi kedua jawaban tersebut tidak salah, tetapi Ilmupengetahuan Kristen lebih dari itu. Berikut ini suatu definisi tentang Ilmupengetahuan Kristen yang diberikan oleh Penemunya, Mary Baker Eddy: “Itu bukanlah pencarian akan kearifan, itu adalah kearifan: itulah tangan kanan Allah yang menggenggam alam semesta,—seluruh waktu, ruang, kebakaan, pikiran, kediaman, sebab, dan akibat; yang merupakan dan memerintahi semua identitas, keindividuilan, hukum, dan kekuasaan” (Miscellaneous Writings 1883–1896, hlm. 364). Itu adalah suatu pernyataan yang sangat luas. Tetapi bagi saya, itu adalah suatu cara yang sangat bermanfaat dalam berpikir tentang Ilmupengetahuan Kristen karena hal itu mengangkat pemahaman kita tentang Ilmupengetahuan ini melampaui cara untuk memperbaiki sesuatu kepada apa yang dinyatakannya tentang Asas ilahi, Allah, yang memerintahi ciptaanNya sendiri.

Apa yang ditemukan dan dijelaskan Ny. Eddy adalah kesejatian rohaniah—yang melampaui ruang lingkup penanggapan jasmaniah. Inilah kesejatian yang sama yang dipahami Yesus dua ribu tahun yang lalu, dan dikhotbahkan kepada para pengikutnya ketika ia berkata, “Kerajaan Sorga sudah dekat” (Matius 3:2). Dalam buku ajarnya tentang Ilmupengetahuan Kristen, Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci, Ny. Eddy menjelaskan pemikirannya tentang sifat kesejatian ini, termasuk hukum-hukum rohaniahnya tentang kesehatan, kelangsungan, dan keselarasan—yang, jika dipahami dan dipraktekkan, mendatangkan kesembuhan.

Kesejatian ini murni bersifat rohaniah, sempurna, bebas dari penyakit serta dosa. Kesejatian ini diciptakan serta diperintahi Allah. Keberadaan alam semesta Roh ilahi ini tidak berdampingan dengan apa yang kita lihat sebagai alam semesta yang kebendaan; alam semesta yang rohaniah ini adalah satu-satunya kehidupan yang sejati dan benar. Apa pun selain kesempurnaan wujud rohaniah ini adalah pemahaman yang terbatas dan palsu. Meskipun kesejatian yang murni dan satu-satunya ini mungkin tidak selalu terlihat nyata, tetapi bagaimana pun juga ada, dan kita melihat kilasannya—seperti cahaya yang kita lihat ketika sang surya menembus awan. Di saat-saat yang diterangi inilah kesembuhan terjadi. 

Kesembuhan adalah hasil yang wajar dari menyadari kehadiran Allah.

Jadi apa yang kita lakukan jika menghadapi masalah? Ada berbagai cara pendekatan. Biasanya kita berpikir harus menemukan solusinya, atau menggunakan suatu penawar yang menyembuhkan. Tetapi suatu pemahaman yang lebih dalam mengenai penyembuhan Ilmupengetahuan Kristen yang sebenarnya memberi kita suatu pilihan yang lain. Dalam praktek saya sendiri, saya mendapati bahwa yang benar-benar memberikan hasil adalah memahami dan menjalani hidup sedemikian rupa agar pikiran saya tetap terbuka bagi kehadiran serta kuasa Allah.  Doa seringkali merupakan sarana yang memungkinkan hal ini terjadi. 

Doa dapat mengangkat pikiran kita  kepada Allah. Ny. Eddy mengkhususkan bab pertama buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan untuk menjelaskan “bagaimana cara” berdoa. Tetapi inilah yang menjadikan penjelasannya tentang doa unik: Berdoa bukan berusaha “memperbaiki” suatu masalah, maksud doa ialah membuka pikiran kita agar melihat kesejatian rohaniah—menyadari kebaikan Allah yang senantiasa hadir. Ketika hal ini terjadi, kita mengalami kesejatian Allah, tepat di mana kita berada. Keselarasan serta keindahan dari Allah yang seluruhnya baik menjadi nyata. Apa yang tidak menyerupai kebaikan hilang dari kesadaran kita; hal itu tidak lagi terasa sejati bagi kita. Dan kesembuhan adalah hasilnya yang wajar. 

Bertahun-tahun yang lalu saya mendapat pengalaman yang sangat mengesankan yang banyak mengajarkan kepada saya apa sesungguhnya penyembuhan itu dan bagaimana hal itu terjadi. Saat itu saya tidak mencari kesembuhan, tetapi kesembuhan terjadi juga—tanpa upaya.

Keindahan serta keselarasan yang diciptakan Allah dapat kita alami tepat di mana kita berada.  

Hari itu udara dingin, dan saya duduk di tempat tidur berbalut selimut tebal, membaca Ilmupengetahuan dan Kesehatan—khususnya penanggapan rohaniah Ny. Eddy tentang Mazmur 23, yang menekankan bahwa Kasih ilahi bersifat tidak berhingga dan meliputi semuanya (lihat Ilmupengetahuan dan Kesehatan, hlm. 578). Ketika selesai membaca, saya merasakan Kasih mengelilingi saya. Saya merasa bagaikan berada di dalam terang yang sangat indah.

Tepat saat itu, telpon saya berdering, ternyata dari saudara perempuan saya. Hal itu merupakan suatu kejutan karena meskipun kami tinggal di kota besar yang sama, kami jarang berhubungan. Saudara saya mencurahkan sederet masalah, termasuk tidak memiliki uang maupun pekerjaan, dan khawatir akan diusir dari apartemennya. Sementara ia berbicara, saya memikirkan sifat Kasih yang menakjubkan, dan karena Kasih ada di mana-mana, saudara saya itu tentu tercakup juga di dalamnya. Sementara kami terus berbicara, saya sangat menyadari kehadiran Allah. Suatu ketika saya mengatakan sesuatu seperti, “Mungkin kamu dapat berharap akan terjadi sesuatu yang baik.” Ia merasa kesal dan menutup telpon. 

Beberapa jam kemudian, ia menelpon kembali dan memberitahu bahwa ia telah ditawari pekerjaan dan bahwa keperluannya di bidang keuangan akan terpenuhi. Namun itu belum semuanya. Dua minggu kemudian ia datang ke apartemen saya dengan seikat bunga aster kuning. Ia mengatakan bahwa selama kami berbicara di telpon sesuatu yang luar biasa telah terjadi. Lalu ia berceritera bahwa ia telah kecanduan heroin. Setiap hari ia menyuntikkan heroin ke tubuhnya. Saya sama sekali tidak mengetahuinya. Tetapi setelah pembicaraan telpon itu, tiba-tiba ia merasa terbebas dari kecanduan tersebut. Saat itu ia menghubungi saya hendak meminjam uang untuk membeli heroin, namun kemudian menyadari ia tidak mempunyai keinginan lagi untuk menggunakan heroin. Dan ia tidak mengalami gejala sakau. Ia terbebas begitu saja dari heroin. Ia menunggu selama dua minggu untuk memastikan bahwa ia benar-benar bebas. Sore itu ia bertanya kepada saya, “Apa yang sebenarnya terjadi selama kita berbicara di telpon?” 

Saya takjub. Saya tidak berdoa untuk menyembuhkan sesuatu. Yang saya lakukan hanyalah mengalami kasih Tuhan, yang saya sadari tersedia bagi setiap orang, termasuk saudara saya. Meskipun demikian, sesuatu yang perlu disembuhkan telah diperbaiki secara wajar. 

Pengalaman ini meyakinkan saya bahwa pekerjaan penyembuhan yang dilakukan Yesus dan Ny. Eddy datang dari kesadaran mereka yang konsisten dan terus-menerus bahwa mereka berada dalam kasih Tuhan. Kesembuhan adalah akibat wajar dari membiarkan pikiran kita sendiri memasuki ketidakberhinggaan secara mendalam. 

Dapatkah kta melakukan hal ini? Yesus meyakinkan kita bahwa kita bisa, demikian juga Ny. Eddy. Kesejatian rohaniah yang diciptakan Allah dapat kita alami dalam segala keindahan serta keselarasannya tepat di mana kita berada. Itu adalah sesuatu yang sejati dan mulia. Kita dapat dengan sadar menyaksikan kehadiran ini saat kita menghadapi ketidakselarasan dan melihat bukti bahwa kuasa Allah menang. Penyakit dan dosa tunduk kepada kuasa ini dan lenyap. Lalu kita benar-benar mengalami “Tangan kanan Allah yang menggenggam alam semesta,” dan kita mendapati diri kita sendiri dan dunia kita, digenggam dengan aman dalam rangkulan yang penuh kasih itu. 

Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.