Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

Sembuh tuntas dari patah tulang belakang

Dari Bentara Ilmupengetahuan Kristen - 10 Agustus 2020

Aslinya diterbitkan di edisi Agustus 2020 majalah The Christian Science Journal


Saya telah lama menghargai pekerjaan perawat Ilmupengetahuan Kristen, tetapi pembicaraan saya baru-baru ini dengan seorang pekerja sosial di negara bagian saya membuat saya menghargai lebih dalam misi penyembuhan dari pekerjaan itu dan memberi saya kesempatan untuk menghilangkan beberapa pandangan umum salah yang dimilikinya tentang pekerjaan ini. Hal itu juga mengingatkan saya kepada perkenalan saya dengan pekerjaan keperawatan Ilmupengetahuan Kristen bertahun-tahun yang lalu. 

Meskipun mengikuti Sekolah Minggu Ilmupengetahuan Kristen seumur hidup saya, saya belum pernah bertemu dengan seorang perawat Ilmupengetahuan Kristen dan tidak tahu tentang pekerjaan mereka—sampai saya berumur sembilan belas tahun dan tanpa disangka berada dalam situasi yang memerlukan perawatan mereka. Lalu saya bukan saja mengetahui apa yang mereka lakukan, tetapi juga peran mereka yang sangat berharga dalam mendukung penyembuhan Ilmupengetahuan Kristen. Begini ceriteranya: 

Pada suatu hari yang indah di musim panas, dua orang teman dan saya pergi ke danau naik kapal ski yang besar. Kami berencana menemui teman-teman lain di seberang danau untuk main ski air dan berpiknik. Setelah berangkat saya mengambil tempat di haluan kapal. 

Ketika kapal melaju, angin dengan cepat datang, dan ombak menjadi semakin tinggi. Tiba-tiba, pegangan saya pada tepi kapal terlepas dan saya terlempar ke udara dan jatuh telentang di lantai kabin. Teman-teman saya dengan cepat mematikan mesin dan berlari untuk membantu saya. Saya tidak dapat bergerak, dan punggung saya terasa nyeri, meskipun demikian saya merasakan suatu ketenangan yang hanya bisa datang dari perasaan yang kuat akan kehadiran Allah. 

Waktu itu belum ada telpon genggam untuk minta bantuan dalam keadaan darurat, karena itu pengemudi kapal menyalakan mesin kapal kembali, dan kami segera menyeberang ke arah taman, di mana teman-teman kami yang telah menunggu naik ke kapal untuk menghibur saya. Dengan berhati-hati mereka membantu membawa saya pulang ke rumah di mana saya tinggal dengan ibu saya, yang juga seorang pelajar Ilmupengetahuan Kristen, karena mereka tahu saya ingin bersandar kepada Ilmupengetahuan Kristen untuk mendapatkan kesembuhan. 

Saya menelpon guru Sekolah Minggu saya dan memintanya berdoa untuk saya, yang terasa wajar karena saya telah berbicara dengannya tentang langkah saya selanjutnya setelah lulus SMU. Meskipun saya tidak ingat persis apa yang dikatakannya ketika saya menelponnya hari itu, saya yakin dia mengingatkan saya bahwa saya tidak pernah dapat jatuh dari penjagaan Allah yang penuh kasih karena kita tidak dapat dipisahkan dariNya. Sesungguhnya, Allah tidak mengenal atau menyebabkan kecelakaan; Allah memerintah dengan hukumNya akan keselarasan yang tidak terputuskan, jadi itulah satu-satunya “sejarah” yang dapat kita miliki. Dan apa yang diperlukan saat itu adalah membuktikan hal tersebut dalam penyembuhan. 

Sore hari nya rasa sakit saya bertambah dan saya masih belum bisa duduk, sehingga ibu dan saya memutuskan untuk pergi ke rumah sakit, karena saya memerlukan perawatan fisik. Saat itu tidak terpikir untuk pergi ke fasilitas perawatan Ilmupengetahuan Kristen, karena baik ibu maupun saya tidak tahu apa yang bisa diberikan keperawatan Ilmupengetahuan Kristen dalam situasi seperti itu. Saya kira fasilitas itu hanya untuk orang yang sudah lanjut usia. 

Di rumah sakit, foto Rontgen menunjukkan bahwa salah satu tulang belakang saya patah. Saya dapat melihat bahwa para dokter dan perawat sangat khawatir, tetapi saya lega masih merasakan akibat yang  menenangkan dari kehadiran Kasih ilahi. Saya memberitahu dokter yang memeriksa bahwa saya pelajar Ilmupengetahuan Kristen, dan tidak bersedia memakai obat-obatan. Dokter itu menghormati keinginan saya, meskipun dia mengatakan bahwa saya hanya dapat diberi makan melalui infus. Saya setuju untuk menginap di rumah sakit malam itu dan memikirkan langkah berikutnya keesokan harinya.

Selama beberapa hari berikutnya, ibu dan saya berbicara dengan para dokter. Seorang dokter ahli bedah ortopedi menyarankan untuk menjalani operasi guna membetulkan tulang yang patah dan mengatakan bahwa itu merupakan operasi yang berisiko tinggi. 

Tetapi setelah berbicara dengan seorang penyembuh Ilmupengetahuan Kristen, ibu menyarankan bahwa saya dapat pergi ke fasilitas perawatan Ilmupengetahuan Kristen, karena ibu mendapati bahwa perawat Ilmupengetahuan Kristen dapat memberikan perawatan yang praktis bagi setiap orang berapa pun usianya, setiap saat, untuk alasan apa pun. Saya ingat merasa lega memikirkan akan mendapat perawatan di lingkungan yang mendukung penyembuhan Ilmupengetahuan Kristen. Saya tidak tahu apa yang bisa saya harapkan, tapi saya tahu bahwa saya ingin bersama orang-orang yang akan mengharapkan kesembuhan tuntas bagi saya melalui cara-cara rohaniah. 

Meskipun dokter bedah tulang itu merasa khawatir karena saya meninggalkan rumah sakit, dia setuju untuk memindahkan saya ke fasilitas perawatan Ilmupengetahuan Kristen terdekat, yang kira-kira berjarak 45 menit dari rumah sakit. Ketika ibu saya menelpon fasilitas itu agar saya dapat diterima, mereka mengatakan bahwa saya perlu mendapat doa penyembuhan dari seorang penyembuh Ilmupengetahuan Kristen yang terdaftar di majalah Journal selama dirawat di fasilitas itu. Jadi saya mengucapkan terimakasih kepada guru Sekolah Minggu saya untuk bantuannya dan menghubungi seorang penyembuh yang pernah mendoa bagi saya sebelumnya.  

Ketika tiba di fasilitas itu, beberapa perawat Ilmupengetahuan Kristen telah menunggu di ruang tunggu. Saya merasakan kasih yang begitu besar dari mereka; kasih itu menyelimuti saya. Sekarang saya tahu bahwa perasaan itu timbul karena mereka telah memandang saya bukan sebagai manusia fana yang sakit, melainkan sebagai anak Allah yang sempurna dan bersifat rohaniah, seperti cara Yesus Kristus memandang setiap orang yang ditemuinya. Para perawat itu mendorong saya ke kamar saya yang tenang dan dengan hati-hati mengangkat saya ke tempat tidur. Damai Allah yang saya rasakan selama ini menjadi jauh lebih terasa di sana.

Seperti saya kemukakan sebelumnya, di rumah sakit saya mendapatkan gizi yang diperlukan hanya melalui infus. Saya sekamar dengan pasien lain, dan pasien itu hampir setiap saat menyalakan TV. Saya merasa sangat lapar, dan sebuah restoran cepat saji terus-menerus mengiklankan produk baru mereka, banana milkshake, yang sangat menggugah selera. 

Di fasilitas perawatan Ilmupengetahuan Kristen layanan makan malam sudah berakhir, tetapi para perawat Ilmupengetahuan Kristen itu menawarkan untuk memasak sesuatu yang istimewa buat saya. Ingat akan iklan yang saya lihat di TV, saya mengatakan bahwa yang benar-benar saya inginkan adalah banana milkshake. Milkshake yang mereka buat sampai sekarang mungkin masih merupakan sesuatu yang paling lezat yang pernah saya rasakan. Tanggapan mereka yang wajar dan praktis adalah memberi saya makan, tanpa takut. Bagi saya itu adalah bukti nyata bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Meskipun saya tidak ingat secara khusus detil pembicaraan saya dengan penyembuh, saya tahu bahwa dia bekerja erat dengan para perawat Ilmupengetahuan Kristen yang merawat saya dan memantau kemajuan saya dengan mereka. Penyembuh itu berdoa bagi saya setiap hari, dan saya ingat bahwa setiap kali saya berbicara dengannya dia menanggapinya dengan sapaan yang penuh sukacita dan selalu meyakinkan saya bahwa saya bersifat rohaniah, gambar dan keserupaan Allah, dan bahwa perhubungan saya dengan Allah tetap utuh, tidak pernah dipatahkan dengan cara apa pun. Saya juga berdoa untuk melihat hal ini dengan lebih jelas. 

Kehadiran para perawat Ilmupengetahuan Kristen yang meluhurkan adalah sesuatu yang saya ingat jelas. Dalam beberapa minggu berikutnya mereka mengangkat semangat saya dan membuat saya tertawa; tetapi yang terpenting, mereka menguatkan iman saya kepada Allah. Di sore hari, seorang perawat Ilmupengetahuan Kristen akan datang dan berdoa bersama saya sebelum tidur, dan saya ingat bisa tidur dengan pulas. 

Melalui perawatan mereka yang penuh kasih dan praktis serta dukungan doa yang gigih dari penyembuh, saya mendapat pemahaman yang lebih baik bahwa Rohlah, Allah, bukan zat, yang mengatur tubuh. Mary Baker Eddy berkata di buku ajar Ilmupengetahuan Kristen: “Ilmupengetahuan Kristen membawa kepada tubuh sinar matahari Kebenaran yang menguatkan dan memurnikan. Ilmupengetahuan Kristen bekerja sebagai suatu alat perubah, yang menawarkan kesesatan dengan Kebenaran. Diubahinya sekresi, dikeluarkannya zat cair yang tidak baik, dihilangkannya tumor, dilembutkannya urat daging yang kaku, dipulihkannya tulang yang busuk sehingga sehat kembali. Akibat Ilmupengetahuan ini ialah: budi insani digerakkan olehnya untuk mengambil suatu dasar pendirian yang lain, yang memungkinkannya menyerah kepada keselarasan Budi ilahi” (Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci, hlm. 162).

Tidak lama kemudian saya berjalan bersama para perawat Ilmupengetahuan Kristen ke pintu kamar saya, lalu, di berbagai kesempatan, menyusuri lorong. Hanya dalam beberapa minggu, saya mampu berjalan dengan pelan, tanpa bantuan, keluar dari fasilitas tersebut dengan hati penuh rasa syukur. 

Meskipun saya perlu terus mengambil cuti, dan menunda awal studi saya di perguruan tinggi, dengan dukungan doa penyembuh saya terus bertumbuh dalam pengertian saya tentang Allah dan bahwa substansi saya yang sesungguhnya bersifat rohaniah, tidak tersentuh oleh kecelakaan atau rasa sakit. Dokter telah memberi saya prognosa yang panjang lebar tentang masalah-masalah yang dapat muncul di berbagai tahap kehidupan saya, mulai dari yang akan terjadi beberapa bulan ke depan dan pada dasawarsa-dasawarsa berikutnya. Tetapi sebagai hasil dari doa penyembuh, saya bisa kembali bekerja dan bersekolah, dan telah menyingkirkan penopang tulang belakang yang saya kenakan selama beberapa bulan untuk membantu saya di siang hari. 

Namun demikian, dari waktu ke waktu saya akan mengalami mati rasa di punggung saya ketika saya duduk untuk waktu yang lama saat bekerja atau di sekolah, oleh karena itu saya berhati-hati ketika mengangkat benda-benda berat, tidur di kasur yang keras dan hanya duduk di kursi tertentu di sekolah.  

Beberapa tahun kemudian saya mendapat kesempatan mengikuti pelajaran kursus Pertama dalam Ilmupengetahuan Kristen. Di hari pertama, ketidaknyamanan di punggung saya cukup mengganggu. Saya minta doa penyembuhan dari guru Ilmupengetahuan Kristen saya, dan dengan penuh kasih dia berkata bahwa dia akan berdoa dan saya bebas untuk memusatkan perhatian kepada apa yang diajarkannya di kelas. Saya ingat bahwa itulah yang terjadi, dan selama dua minggu mengikuti pelajaran itu saya tidak sadar akan ketidaknyamanan di punggung saya. Saat itu saya menyadari bahwa ketidaknyamanan itu hanya timbul karena saya menerima kepercayaan palsu bahwa pada suatu ketika saya dapat terpisah dari Allah, dan saya tahu bahwa saya dapat menyangkal kepercayaan tentang keterpisahan ini dalam doa saya. Seperti dijelaskan dalam buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan, “Dalam Ilmupengetahuan tidak dapat sungguh-sungguh terjadi patah tulang ataupun tulang yang keluar dari persendiannya” (hlm. 402).

Karena kemajuan saya konsisten, saya mampu lulus dari perguruan tinggi, dan saya memulai karir di dunia bisnis dengan sangat berhasil. Melalui itu semua pemahaman rohaniah saya meningkat dan saya terus-menerus merasakan bimbingan serta kasih Allah dalam semua yang saya lakukan. Pada suatu hari saya menyadari bahwa rasa tidak nyaman yang datang secara sporadis itu telah hilang untuk selamanya.  Kepercayaan bahwa cedera punggung telah berdampak pada diri saya pun lenyap. Saya bebas sepenuhnya, baik secara fisik maupun mental. 

Kesembuhan ini terjadi berpuluh tahun yang lalu, dan saya terus menjalani kehidupan yang sehat dan aktif, bermain tenis, berkebun, naik sepeda, membantu kepindahan teman. Saya menganggap diri saya tidak berbatas. Ketika saya mendengar orang berkata bahwa mereka memiliki “sakit punggung,” saya tidak mengkaitkan diri saya, atau mereka, dengan masalah itu. Kesembuhan itu tuntas ketika saya sadar  bahwa pengalaman itu bukan merupakan sejarah saya.  

Saya sangat bersyukur kepada para perawat dan penyembuh Ilmupengetahuan Kristen yang telah begitu banyak berperan dalam meningkatkan kepercayaan saya kepada Allah dan untuk kemajuan yang begitu cepat segera setelah kecelakaan terjadi. Pekerjaan yang mereka lakukan menunjukkan kepada dunia bahwa penyembuhan Kristen tetap hidup dan sangat baik.

Kelly Michaels
Poulsbo, Washington, AS

Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.