Seringkali saat kita menghadapi suatu masalah, apakah itu berhubungan dengan kesehatan, keuangan, atau perhubungan perorangan, kita merasa terbebani oleh masalah tersebut. Beratnya beban itu timbul dari suatu perasaan bahwa kita bertanggungjawab atas semua yang kita hadapi—perasaan bahwa kita harus memperbaiki masalah tersebut.
Tetapi kita dapat merasa bebas dari perasaan tersebut dengan memahami bahwa Allah, satu-satunya kuasa yang sesungguhnya, tidak pernah memberi beban atau masalah kepada kita. Tugas kita adalah mau berusaha memahami apa yang benar dan apa yang tidak benar, dan menerima kuasa penyembuhan Kristus, yang dinyatakan Yesus—kuasa Allah, Roh, atas suatu penanggapan kebendaan akan hidup. Kristus yang senantiasa hadir ini, Mesias ini, mendatangkan keselamatan, kebebasan dari ketidakselarasan dalam bentuk apa pun, setiap saat.
Kita melihat bukti akan keselamatan ini di dalam Alkitab. Di injil Markus tertulis bahwa ke manapun Yesus pergi, orang meletakkan orang sakit di tempat yang akan dilaluinya agar Yesus dapat menyembuhkan mereka (lihat Markus 6:56). Dan dalam Matius tertulis, “Kemudian orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya membawa orang lumpuh, orang timpang, orang buta, orang bisu dan banyak lagi yang lain, lalu meletakkan mereka pada kaki Yesus dan Ia menyembuhkan semuanya” (Matius 15:30).
Tindakan meletakkan seseorang pada kaki Kristus menunjukkan besarnya kerendahan hati serta penyerahan diri kepada kewibawaan serta kuasa ilahi. Fakta bahwa anggota keluarga atau teman-teman ini, yang mungkin merasa bertanggungjawab terhadap kerabat yang disayanginya yang sedang sakit, dan meletakkan mereka pada kaki Yesus menunjukkan bahwa mereka membuangkan rasa tanggungjawab perorangan mereka. Mereka menundukkan diri kepada kuasa serta kewenangan Kristus. Mereka tidak menganggap perlu memohon atau berdebat untuk mendapatkan kesembuhan. Sebaliknya, mereka memiliki harapan penuh, berdasarkan kebaikan, belas kasihan, dan kasih yang ditunjukkan Yesus ke manapun dia pergi, bahwa kuasa Allah akan menang dan menyembuhkan.
Dua bait dari suatu nyanyian gereja menyatakan dengan jelas konsep tentang menyerahkan beban kita kepada Allah dan percaya akan kepedulianNya untuk menyelamatkan kita:
Lembut Firman TUHAN,
Dan ramah p’rintahNya;
Segala susah dan beban
Serahkan padaNya.
. . . . . . . . . . . .
Kasih Bapa tetap
Selama-lamanya,
Beban kubuangkan lenyap,
Terpuji namaNya.
(Philip Doddridge, adapt., Buku Nyanyian Ilmupengetahuan Kristen, No. 124)
Menyerahkan beban kita kepada Allah tidak mengurangi tanggung jawab kita untuk menjalani hidup Kristen dan berusaha melakukan pekerjaan yang dikatakan Yesus akan dilakukan para pengikutnya. Itu berarti membuangkan paham kebendaan yang keliru tentang hidup dan mengenal pemerintahan rohaniah serta hukum yang sesungguhnya, yang berlaku bagi setiap orang di antara kita—Ilmupengetahuan tentang Kristus, yang dijelaskan dalam buku ajar Ilmupengetahuan Kristen karangan Mary Baker Eddy, Penemu dan Pendiri Ilmupengetahuan Kristen.
Ilmupengetahuan ini berlandaskan hukum-hukum Allah, berlandaskan pemahaman bahwa Allah adalah satu-satunya pencipta; bahwa karena Allah adalah Roh, maka segala kehidupan sama sekali bersifat rohaniah; dan bahwa Allah hanya menciptakan apa yang baik.
Buku ajar Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci, menyatakan: “Kristus menunjukkan manusia yang tidak dapat dimusnahkan, manusia yang diciptakan, dibentuk, dan diperintahi oleh Roh. Kristus memperlihatkan dengan contoh keadaan bersatu manusia dengan Allah, Asas ilahinya, yang memberi manusia kekuasaan atas seluruh bumi” (hlm. 316). Roh, Allah, menciptakan, meliputi, dan memerintahi segala kehidupan, dan Kristus mendatangkan kesembuhan kepada budi serta tubuh insani, sebagaimana dibuktikan Yesus dengan menyembuhkan segala jenis penyakit.
Beberapa tahun yang lalu saya mengalami kesembuhan melalui pengertian yang jelas bahwa saya tidak boleh merasa terbebani. Saya menghadiri pertemuan-pertemuan yang menuntut banyak perhatian serta waktu saya. Tidak lama setelah pertemuan dimulai, salah satu kaki saya mulai terasa sakit sekali. Malam harinya rasa sakit itu semakin parah. Saya hanya bisa tidur satu atau dua jam sebelum terbangun dengan rasa sakit.
Dengan segera saya berdoa dengan pengertian bahwa Allah, Roh, adalah satu-satunya sebab dan pencipta dari segala kehidupan dan bahwa saya tidak dibelenggu oleh hukum-hukum kebendaan. Doa saya mendatangkan saat-saat penuh ilham yang jelas, yang menyebabkan rasa sakit itu berkurang dan memberi saya keberanian untuk meneruskan pekerjaan saya, tetapi saya belum sepenuhnya sembuh.
Pada suatu malam saya sangat menderita, dan merasa tidak bisa terus menghadiri pertemuan itu. Karena saat itu sudah larut malam, saya mengirim email kepada seorang penyembuh Ilmupengetahuan Kristen yang tinggal di zona waktu yang berbeda untuk minta pertolongan doa. Jawabannya datang dengan cepat sekali dan saya segera terbantu. Saya dapat beristirahat dan merasa cukup kuat untuk hadir keesokan harinya. Rasa sakit yang hebat dan perasaan yang menekan untuk tidak hadir pada pertemuan itu sama sekali hilang.
Saya tidak dituntut untuk memperbaiki suatu masalah, melainkan untuk dapat memahami bahwa semua diperintahi oleh Allah dan hukum-hukumNya.
Meskipun demikian, masih ada sedikit rasa sakit. Ketika saya mengatakan hal ini kepada seorang Ahli Ilmupengetahuan Kristen lain yang berpengalaman, tanggapan mereka yang tegas adalah untuk “meletakkannya pada kakiNya.” Saya segera melihat perlunya meletakkan seluruh masalah itu dan menyerahkannya dalam pemeliharaan Allah. Saya melihat, bahwa saya tidak dituntut untuk memperbaiki suatu masalah, tetapi untuk dapat memahami bahwa segala sesuatu diperintahi oleh Allah dan hukum-hukumNya akan kebaikan. Dengan demikian, saya bebas untuk mengerjakan apa yang harus saya kerjakan tanpa beban tanggung jawab perorangan. Dengan segera rasa sakit itu hilang, dan tidak kembali lagi.
Menyerah kepada pemeliharaan Allah bukanlah iman yang buta atau hanya berpikiran positif, melainkan suatu pemahaman akan Ilmupengetahuan tentang wujud yang dibuktikan Yesus dengan menyembuhkan segala macam dosa dan penyakit. Yesus membuktikan bahwa apa yang dinyatakan penanggapan kebendaan tidak benar, karena langsung bertentangan dengan kesejatian dari apa yang telah diciptakan Allah. Jika kesaksian penanggapan kebendaan benar, Yesus tidak akan bisa dengan sertamerta menyembuhkan segala jenis penyakit dan ketidakselarasan lainnya. Suatu kepercayaan perorangan tentang perlunya memperbaiki masalah sungguh membebani karena tidak melihat bahwa kita diperintahi Allah dan ada di bawah penjagaanNya yang tetap.
Yesus tahu dengan kepastian mutlak bahwa Allah adalah satu-satunya sebab, tidak peduli apa yang dinyatakan penanggapan kebendaan. Sekarang ini, kuasa Kristus masih menunjukkan keindividuilan kita yang sesungguhnya, yang diciptakan Allah, dan menyesuaikan yang insani dengan yang ilahi. Meskipun demikian, agar kita dapat memanfaatkan pembaharuan ini, kita harus bersedia melepaskan pikiran insani yang sesat dan membiarkan Kebenaran mengusir kepercayaan-kepercayaan kebendaan. Sebanyak apa pun kita menggunakan penalaran insani atau membayangkan kebaikan, tidak akan mendatangkan penebusan yang datang dengan menundukkan diri kepada Kristus. Terang Kebenaran menyinari pengertian rohaniah, dan kita menemukan bahwa kita tidak memiliki kesadaran yang lain, tidak memiliki Budi yang lain, kecuali Allah, dan keselarasan segala wujud terlihat ada di mana-mana.
Penyembuhan dosa dan penyakit membuktikan Ilmupengetahuan wujud—fakta-fakta Hidup, hukum-hukum Allah, yang adalah satu-satunya pencipta—dan menyangkal ilmu pengetahuan fisik yang di dasarkan pada penanggapan kebendaaan akan hidup. Karena Ilmupengetahuan wujud ini adalah Kebenaran abadi dan dengan demikian tidak berubah-ubah, kita dapat melepaskan semua tanggung jawab perorangan. Kalau kita lakukan hal ini dengan penuh pengertian, mengakui dan mempercayai pemeliharaan tetap dan kebaikan Allah yang tidak berubah dari hari ke hari, kita akan menemukan kesembuhan.