Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

Hasil tes kesehatan dibalikkan

Dari Bentara Ilmupengetahuan Kristen - 28 Mei 2021

Aslinya diterbitkan di edisi Juni 2021 majalah The Christian Science Journal


Pada awal karir saya di Angkatan Laut Amerika Serikat, dalam rangka tugas saya yang pertama di kapal selam, saya harus menjalani pemeriksaan kesehatan. Sampai saat itu saya telah mengikuti beberapa pemeriksaan seperti itu di Angkatan Laut, dan saya menganggapnya sebagai sesuatu yang dipersyaratkan angkatan bersenjata untuk memastikan bahwa saya cukup sehat untuk melaksanakan tugas saya. Tetapi sebagai pelajar Ilmupengetahuan Kristen, saya tahu bahwa sesungguhnya kesehatan tidak ada sangkut-pautnya dengan keadaan tubuh; kesehatan adalah suatu sifat rohaniah yang dimiliki setiap orang di antara kita sebagai ciptaan Allah. 

Saya memahami bahwa identitas saya yang sesungguhnya adalah cerminan, atau pernyataan, Allah—sesuatu yang tidak dapat ditentukan atau ditangkap oleh suatu pemeriksaan kesehatan. Oleh karena itu saya tidak khawatir ketika petugas kesehatan skuadron saya memberitahu bahwa hasil tes laboratorium menunjukkan adanya potensi bahwa prostat saya bermasalah. Secara mental saya menyatakan bahwa suatu pemeriksaan kesehatan tidak dapat menunjukkan sesuatu tentang sifat rohaniah saya yang sesungguhnya, yang selalu dalam keadaan sempurna. Sangatlah penting bagi saya untuk membuktikan kemampuan penyembuhan Ilmupengetahuan Kristen, oleh karena itu saya menolak resep yang diberikan petugas kesehatan itu dan mengatakan kepadanya bahwa saya ingin mengandalkan doa untuk mengatasi masalah itu. Sesudah itu saya pergi untuk kembali ke kapal selam saya. 

Tetapi petugas kesehatan itu berpikir bahwa saya menentang kebijaksanaannya dan merongrong tanggungjawabnya terhadap kesehatan setiap orang di skuadron itu. Setibanya saya di kapal selam, dia telah menelpon perwira pimpinan saya, yang sedang menunggu kedatangan saya. Perwira itu mendengarkan penjelasan saya mengenai situasi tersebut dan menelpon rohaniwan skuadron. Perwira atasan saya juga menunjukkan kekhawatiran bahwa saya tidak akan mematuhi aturan kesehatan yang dianggapnya perlu demi keamanan anak buahnya saat di laut. Kelihatannya kesulitan saya telah berkembang dari suatu analisa laboratorium yang menunjukkan suatu keadaan yang agak tidak normal menjadi masalah yang menimbulkan kekecewaan bagi atasan-atasan saya, dengan demikian menjadikan awal penugasan saya di kapal selam kurang selaras. 

Kami dijadwalkan untuk segera melaut selama dua minggu. Setelah saya banyak berdoa dan berkonsultasi dengan rohaniwan skuadron, semua pihak sepakat bahwa saya harus diberi kesempatan untuk menyelesaikan masalah itu melalui doa dalam kurun waktu itu. Sekembalinya ke pelabuhan saya akan mengikuti lagi pemeriksaan kesehatan yang terkait dan kalau perlu menjalani perawatan medis.  

Saya sangat bersyukur diberi kesempatan untuk mengatasi masalah ini melalui doa, meskipun dengan tenggat waktu. Saya menelpon seorang penyembuh Ilmupengetahuan Kristen untuk mendapatkan dukungan doa selama saya di laut, terutama karena saya harus memusatkan perhatian pada pekerjaan saya. Meskipun saya tidak akan bisa berkomunikasi dengan penyembuh itu ketika sedang berada di laut, saya mendapat penghiburan dengan mengetahui bahwa saya tidak pernah dapat terpisah dari Allah. 

Saya berdoa tentang penjagaan sempurna Allah bagi setiap orang di antara kita dengan ayat-ayat berikut dari Alkitab: “Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku,dan tangan kanan-Mu memegang aku” (Mazmur 139:9, 10); dan “Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah” (Roma 8:38, 39). 

Karena Allah itu tidak berhingga, saya tahu bahwa tidak dapat ada rintangan bagi saya untuk menerima kasih serta penjagaan Allah di mana pun saya berada. Saya terus menolak saran bahwa suatu label medis dapat menentukan kesehatan saya, karena hal itu bukan dan tidak pernah dapat menjadi bagian dari identitas sejati saya sebagai anak Allah. Saya juga berdoa untuk memahami bahwa iman saya kepada Ilmupengetahuan Kristen serta ketaatan saya kepada Allah tidak bisa merugikan Angkatan Laut atau berdampak negatif terhadap karir saya. Saya menegaskan bahwa semua yang terlibat dalam situasi tersebut diperintahi oleh Budi ilahi yang satu, dan hasilnya pastilah memberkati setiap orang. Saya yakin akan adanya kesembuhan atas seluruh situasi tersebut.  

Saya tidak pernah mengalami gejala yang digambarkan petugas kesehatan itu. Setelah kembali ke pelabuhan, sekali lagi saya menyelesaikan bagian terkait dari pemeriksaan laboratorium. Kali ini hasilnya normal, dan situasi itu teratasi. Saya menyelesaikan tugas selama tiga tahun di kapal selam dengan sangat berhasil, dan selanjutnya menempuh jalur karir yang normal.  

Saya sangat bersyukur telah dibimbing untuk tetap bertahan di pihak Allah dan penyembuhan Ilmupengetahuan Kristen. Dan saya juga bersyukur untuk dukungan yang diberikan para penyembuh Ilmupengetahuan Kristen. Kesembuhan ini terbukti merupakan tonggak sejarah dalam pembelajaran serta praktek saya akan Ilmupengetahuan Kristen; saya mengikuti pelajaran kursus Ilmupengetahuan Kristen segera setelah saya menyelesaikan tugas saya di kapal selam itu. 

Donald Holcomb
Kingston, Washington, AS

Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.