Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

Karunia kesembuhan yang lebih dalam: Mengalami Allah

Dari Bentara Ilmupengetahuan Kristen - 20 Juli 2021


Bahwa Ilmupengetahuan Kristen menyembuhkan terbukti dari tetap banyaknya kesembuhan yang terjadi atas penyakit mental dan fisik, cedera, kebiasaan yang tidak terkendali, dsb. yang  dimuat dalam Sentinel. Sentinel telah dipublikasikan selama 123 tahun, jadi penyembuhan-penyembuhan di edisi minggu ini menambah pada beribu-ribu catatan tentang kesehatan yang dipulihkan. 

Tetapi semua itu mencatat lebih dari sekedar kesembuhan. Setiap kesembuhan mencakup juga pergeseran sudut pandang—pikiran yang dipalingkan kepada Allah—yang secara individual menggemakan pergeseran yang didatangkan kepada umat manusia oleh Yesus Kristus. Melalui pemahaman rohaniahnya, penanggapan Yesus yang selalu hadir bahwa Allah adalah sumbernya—sebagai Hidup dan Kebenaran itu sendiri—orang buta mendapatkan kembali penglihatannya, orang lumpuh berjalan, orang kusta terbebas dari penyakitnya. Namun demikian, semua itu menunjuk kepada sesuatu yang dianggap Yesus jauh lebih berharga. Setelah para pengikutnya memberitahukan pengalaman mereka dalam mengalahkan setan-setan, Yesus berkata, “janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga” (Lukas 10:20).

Mendapatkan pemahaman yang lebih luhur tentang “nama” (sifat kita yang sesungguhnya) sebagai keturunan Allah yang surgawi (bersifat rohaniah dan selaras),  adalah ciri khas penyembuhan Kristen, seperti dijelaskan Mary Baker Eddy. Berbicara tentang kesembuhan penyakit dan pembaharuan watak yang dicapai melalui Ilmupengetahuan ilahi yang selalu tersedia dan yang ditemukannya, Ny. Eddy mengatakan dalam pidatonya yang berjudul Christian Science versus Pantheism, “Semua ini dicapai dengan kasih karunia Tuhan,—akibat dari Allah yang dipahami” (hlm. 10). 

Jika kesembuhan diakibatkan oleh pengertian rohaniah yang diperbaharui, layaklah untuk mengatakan bahwa pemahaman ini sendiri adalah perolehan yang lebih dalam yang datang melalui penyembuhan Ilmupengetahuan Kristen. Hal ini menjadi jelas bagi saya ketika seorang saudara dan seorang teman gereja yang tinggal di daerah yang sama di London didiagnosa menderita radang paru di rumah sakit setempat. Saudara saya di opname di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis. Teman saya, yang didiagnosa atas permintaan keluarganya, pulang ke rumahnya, dan mengandalkan Ilmupengetahuan ilahi yang telah menyembuhkannya selama berpuluh tahun. Dia minta bantuan seorang penyembuh, yang segera berdoa untuknya, dan juga seorang perawat Ilmupengetahuan Kristen, yang memberinya perawatan yang sederhana dan praktis dalam mendukung dasar rohaniah doa penyembuh.  

Saya sangat bersyukur bahwa baik saudara saya maupun teman saya keduanya sembuh tuntas.  

Tetapi sarana pemulihan kesehatan teman saya sangat berbeda dengan yang dialami saudara saya. Yang dialami teman saya adalah suatu terobosan rohaniah. Teman saya mengalami saat penuh kasih karunia ilahi yang sangat berharga ketika dia membaca Alkitab dan buku ajar Ilmupengetahuan Kristen (Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci karangan Ny. Eddy). Saat itu, ketakutannya hilang; dia merasakan kehadiran Allah sebagai Kasih ilahi yang tidak berhingga yang merangkul semuanya; dan dia melihat dirinya sendiri sebagaimana Allah, Roh, selalu melihat tiap-tiap orang di antara kita: bersifat rohaniah, sempurna, utuh. Diperlukan iman dan kegigihan untuk mencapai saat penuh pemahaman yang diilhami tersebut. Tetapi ketika pemahaman itu datang, kesembuhan terjadi dengan serta merta dan tuntas. Masa pemulihan tidak diperlukan (lihat Angela Wallace, “Healed of pneumonia (Sembuh dari radang paru),” Sentinel, 6 April 2009).

Sarana pemulihan kesehatan teman saya adalah suatu terobosan rohaniah; dia merasakan kehadiran Allah. 

Tidak semua kesembuhan yang datang melalui Ilmupengetahuan Kristen merupakan kebangunan yang sangat luhur seperti itu, yakni kebangunan kepada  kehadiran Allah yang di mana-mana dan kesempurnaan kita sebagai ciptaan Allah. Tetapi semuanya meliputi beberapa penyingkapan akan kesejatian ilahi yang ditunjukkan Alkitab dan sebagai akibatnya kebangunan akan ketidaksejatian dari semua yang tidak bersifat ilahi. Dengan cara ini, Ilmupengetahuan Kristen menyinarkan terang bahwa hidup benar-benar bersifat rohaniah alih-alih kebendaan, dan bahwa hidup adalah sangat baik (lihat Kejadian 1:31) alih-alih selalu rentan terhadap kejahatan. 

Kesejatian rohaniah ini bukanlah bagian dari suatu anyaman yang rumit akan Roh dan zat, alih-alih demikian, hal itu menggerakkan penghapusan keyakinan umum bahwa zat adalah dasar hidup kita, sumber yang akan menentukan keadaan kita. Kesembuhan terjadi dalam pergeseran mental dari pandangan keliru bahwa  kita bersifat kebendaan kepada pemahaman bahwa kita adalah semata-mata apa yang “tertulis” (benar) di surga yang selalu hadir akan kemahaselarasan Roh.  

Ide ini, bahwa hidup semata-mata ada di dalam Roh, Allah, adalah Kristus, kuasa rohaniah yang senantiasa hadir yang ditunjukkan dalam penyembuhan Yesus. Kristus membebaskan kita dari penderitaan jasmani dan mental dengan menyingkapkan kesehatan serta damai yang mendasari substansi identitas kita sebagai pernyataan Roh.  

Kristus dengan penuh kasih menyampaikan kesejatian ilahi ini kepada setiap orang, tanpa mempedulikan cara yang dipilih orang itu guna mendapatkan kesembuhan, karena kasih Allah tidak membeda-bedakan orang. Meskipun demikian, sulit bagi kita untuk melihat dan berserah kepada kebenaran ilahi bahwa keselarasan bersifat tidak berhingga, ketika harapan kita diletakkan pada sesuatu yang pada hakihatnya tidak selaras, dan ini berlaku bagi semua hal yang bersifat kebendaan. Seperti dijelaskan dalam Ilmupengetahuan dan Kesehatan, “Kesadaran membangun suatu tubuh yang lebih baik, apabila kepercayaan kepada zat ditaklukkan. Betulkanlah kepercayaan kebendaan dengan pengertian rohaniah, maka Roh akan membentuk kita kembali” (hlm. 425 ).

Kebaharuan yang dibentuk Roh ini memulihkan kesehatan dengan menerangi fakta yang membaharui bahwa nama semua orang selamanya tertulis di dalam kerajaan surgawi Allah yang mencakup kebaikan serta kasih karunia yang tidak habis-habisnya.  

Tony Lobl, Editor Madya

Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.