Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

Menemukan kembali sukacita

Saya sadar bahwa akhir-akhir ini sedikit sekali sukacita yang telah dinyatakan di dalam kehidupan saya. 

Dari Bentara Ilmupengetahuan Kristen - 8 September 2021


Buletin pemberitaan dan pembatasan sehubungan dengan adanya pandemi dapat membuat kita merasa sulit untuk menemukan hal-hal yang memberikan suka cita. Tetapi ketika baru-baru ini saya bergumul dengan perasaan tertekan, saya ingat suatu kesembuhan yang saya alami beberapa tahun yang lalu, yang memberikan kebebasan jasmaniah dan suka cita yang tidak berbatas. 

Pada waktu itu saya sedang pindah rumah setelah bercerai, dan suatu sore ketika saya hampir selesai mengambil beberapa karpet lama, jari saya terluka sehingga terasa sakit, bengkak dan tidak bisa digerakkan. Pokok Pelajaran Alkitab dari Buku Triwulanan Ilmupengetahuan Kristen untuk minggu itu adalah “Manusia,” dan pikiran ini datang kepada saya, “Engkau telah membaca bahwa manusia diciptakan dalam gambar dan keserupaan Allah selama seminggu; sekarang engkau perlu mempraktekkan apa yang telah engkau baca.” Saya memutuskan bahwa karena tidak sesuatu pun dapat mencederai Allah, maka tidak  sesuatu pun dapat mencederai cerminan Allah, diri saya, jadi saya tidak perlu bertindak seakan-akan saya telah cedera! Saya membuat penopang seadanya agar jari saya tetap lurus, kemudian membersihkan diri dan pergi tidur. 

Keesokan harinya, ketika saya melepaskan penopang itu, dengan cemas saya dapati bahwa gejalanya belum membaik, malah jari saya berwarna lebam. Tidak lama kemudian mantan suami saya datang untuk mengerjakan sesuatu di rumah itu. Saya baru akan mengantar karpet itu ke tempat penampungan sampah, dan mantan suami saya mengatakan bahwa sebelum sampai di tempat itu, saya akan melewati rumah sakit, dan sebaiknya saya mampir untuk membuat foto sinar-X  dari jari saya.  

Saya pergi ke mobil dan berdoa, “Bapa, apakah yang perlu saya ketahui?” Kata-kata dari nyanyian gereja yang saya kenal di Buku Nyanyian Ilmupengetahuan Kristen datang dalam pikiran saya: “Suka kami tak berhingga” (Elizabeth C. Adams, No. 58). Dengan segera saya tolak pesan itu karena saya pikir tidak ada hubungannya dengan masalah saya. Saya berdoa lagi. Kata-kata yang sama datang lagi. Saya tidak memahami apa hubungannya tetapi berpikir, “Yah, pesan ini terus berulang, jadi mungkin saya perlu merenungkannya. Tidak ada lagi yang datang ke dalam pikiran saya!” 

Ketika pada akhirnya saya mematuhi desakan ilahi itu, saya sadar bahwa akhir-akhir ini sedikit sekali suka cita yang telah dinyatakan di dalam kehidupan saya. Saya sedih mengenai perceraian itu; saya merasa terganggu harus pindah rumah; saya khawatir tentang keadaan keuangan saya; dan saya merasa tertekan. Lalu saya menyadari hal ini: “Bagikanlah sukacitaNya—Allah menunjukkan kepadamu bahwa engkau mempunyai bagian dalam sukacitaNya. Tersedia sukacita ilahi bagimu sebanyak yang dapat kau inginkan, dan engkau memiliki bagian dalam sukacita itu. Manfatkanlah sesukamu—itu semua cuma-cuma! Engkau dapat memanfaatkannya bagi dirimu sendiri dan bagi orang lain, dengan cuma-cuma.  Sukacita rohaniah yang tidak terbatas, tidak berhingga, tanpa batas. Sebanyak yang dapat kau inginkan atau gunakan—semua itu tersedia di sini sekarang juga!” 

Jadi, saya mulai bernyanyi. Saya nyanyikan lagu itu dari awal sampai akhir, lalu lagu lainnya, dan lagu lainnya, dan ketika sampai di tempat penampungan sampah, bengkak dan lebam di jari saya menghilang di depan mata saya. Ketika sampai di rumah sekitar lima puluh menit kemudian, jari saya sama sekali terlihat normal, dan saya dapat menggerakkannya dengan bebas tanpa kendala. Mantan suami saya melihat saya menggerakkan jari itu dan bertanya, “Apa yang mereka lakukan?” Saya menjawab bahwa saya tidak pergi ke rumah sakit. Dia terlihat takjub dan bertanya, “Wah, apa yang terjadi?” Yang terjadi adalah, saya telah belajar tentang kuasa sukacita dan bahwa janganlah kita pernah meremehkan pesan malaikat Allah ketika kita mendengarnya. 

Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.