Mungkin tidak sesuatu pun lebih menarik bagi kebanyakan orang daripada kemungkinan untuk memulai lagi dengan pembaharuan. Karena itu, begitu pikiran orang tertuju kepada tahun baru muncullah di hadapannya segala macam gambaran yang sarat dengan harapan,—gambaran untuk meninggalkan cara kerja serta hal-hal yang lama dan usang, untuk mulai menjalani tujuan serta peluang baru dengan pembaharuan—dengan harapan serta keuntungan yang diperbaharui, dengan pengharapan serta keberanian yang diperbaharui. Betapa kita berpikir harus melepaskan kesalahan-kesalahan serta kegagalan-kegagalan masa lalu! Betapa kita ingin menangkap peluang-peluang baru yang tersedia! Betapa besar keyakinan yang menyertai gambaran-gambaran yang segar itu, keyakinan akan kemampuan kita untuk memulai lagi,— kemampuan, yang kalau perlu, akan menyelesaikan masalah-masalah lama dengan keberanian serta harapan yang segar, mengharapkan suatu penyelesaian sempurna yang didatangkan semua unsur baru yang kita percaya akan ada dalam pekerjaan kita.
Mungkin tidak ada saat ketika secara universal timbul perasaan yang lebih membangkitkan harapan serta kepastian pada pikiran manusia secara umum, daripada setiap awal Tahun Baru. Meskipun demikian, karena keringkihan semua pengharapan yang didasarkan dasar pemikiran yang kebendaan, insani, fana, betapa sering harapan baru seperti itu sekali lagi hancur, upaya baru sekali lagi terbukti gagal, peluang baru pada akhirnya diraih hanya untuk sekali lagi disadari bahwa hal itu tidak mungkin dilaksanakan dengan hasil yang memuaskan.
Akan mudah untuk mengakui bahwa hal ini berlawanan dengan memulai pembaharuan sesuai arahan serta bimbingan Allah. Kitab Suci berisi banyak janji akan pembaharuan sesuai bimbingan Tuhan, suatu pembaharuan yang selalu menghasilkan buah yang baik. Dan betapa umat manusia dapat bersyukur bahwa tidak hanya di Tahun Baru, tetapi di setiap jam, setiap saat, Tuhan menyediakan kesempatan untuk memulai lagi dengan pembaharuan. Pemazmur menyatakan tentang Tuhan sebagai berikut, "Engkau membaharui muka bumi;" sementara nabi Yeremia, ketika berbicara tentang kasih sayang Tuhan, berkata, "[Semua itu] selalu baru setiap pagi;" dan dapat juga dikatakan bahwa dia bisa menambahkan, “Semua itu selalu segar setiap petang.” Tidak seorang pun yang memiliki sekelumit iman kepada kebaikan Tuhan dapat membayangkan berhentinya musim-musim berharga akan pembaharuan yang membahagiakan di dalam kerajaanNya, di mana kebaikan pasti berkembang secara abadi.
Pertanyaan yang wajar pasti muncul mengapa ada keinginan yang kuat dan terus-menerus akan pembaharuan,— pembaharuan kesempatan, pembaharuan upaya, pembaharuan keadaan, pembaharuan lingkungan. Yesus memberikan jawabannya ketika berkata, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, dia tidak dapat melihat kerajaan Allah.” Karena Allah mencakup segala kebaikan, semua yang kita inginkan, semua yang sejati, maka tidak pernah dapat ada kepuasan yang langgeng sampai pemahaman akan kesegaran yang abadi, akan kebaharuan ilahi, akan kebaikan Tuhan yang senantiasa berkembang, diperoleh dan dibuktikan. Hanya ketika kita menggapai kebaharuan Roh, ketika kita mencari kelahiran baru yang menunjukkan kebenaran yang menakjubkan bahwa manusia bersifat rohaniah, bukan kebendaan, maka kita dapat mengenal diri kita sendiri sebagai gambar dan keserupaan Allah, di mana terdapat keindahan yang abadi dan kesegaran yang baka. Hanya dengan cara itulah kita dapat melihat kerajaan Allah.
Pelajar Ilmupengetahuan Kristen sangat menyadari bahwa dia harus mengambil banyak langkah dalam pendakian yang menanjak ini. Dia tahu bahwa Ny. Eddy berbicara dengan benar ketika, di buku ajar Ilmupengetahuan Kristen, "Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci" (hlm. 4), diberitahukannya kepada kita, "Hanya bermohon saja, supaya kita boleh mengasihi Allah, tidak pernah akan membuat kita mengasihiNya; tetapi keinginan untuk menjadi lebih baik dan suci, yang kita nyatakan dalam kewaspadaan sehari-hari dan dalam berusaha lebih banyak memiliki tabiat ilahi, akan membentuk dan membaharui kita kembali sampai kita bangun sebagai keserupaanNya.” Di sinilah kita melihat cara untuk mulai lagi dengan pembaharuan,—tidak hanya terus-menerus menginginkan untuk "menjadi lebih baik dan suci," tetapi setiap hari berjaga dan berusaha "lebih banyak memiliki tabiat ilahi.” Ini mendatangkan kesembuhan yang sesungguhnya. Ini tidak hanya mendatangkan "pembaharuan budimu," tetapi juga perubahan pada tubuh.
Pemimpin kita yang terkasih, Ny. Eddy, di halaman 425 buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan, membuat pernyataan yang mencerahkan ini: "Betulkanlah kepercayaan kebendaan dengan pengertian rohaniah, maka Roh akan membentuk kita kembali.” Dalam pernyataan ini terkandung cara yang jelas dan sederhana tentang penyembuhan Ilmupengetahuan Kristen, di mana kita dapat mulai lagi dengan pembaharuan. Dalam pernyataan ini terkandung janji yang pasti bahwa kalau hukum Allah sebagaimana dijelaskan dalam Ilmupengetahuan Kristen, ditaati, kesembuhan yang sempurna pasti dihasilkan. Selanjutnya Ny. Eddy berkata di halaman 246, "Karena itu, baiklah kita menyesuaikan pandangan kita akan kehidupan dengan keelokan, kesegaran, dan kelangsungan, dan bukan dengan ketuaan dan kelayuan.” Jelaslah bahwa dia menasihatkan pelajar Ilmupengetahuan Kristen untuk setia berpihak kepada kebaharuan Roh serta kerohanian—kepada keselaluhadiran serta pembuktian akan kesegaran serta kelangsungan kebaikan rohaniah.
Bagi pelajar Ilmupengetahuan Kristen semua ini memiliki arti yang jauh lebih jelas daripada yang dapat dinyatakan oleh kata-kata saja. Ketika kita menerima dasar pemikiran yang tidak bisa diubah dan memberi segala kepuasan, yang ditawarkan Ilmupengetahuan Kristen,—bahwa Allah adalah Budi yang tidak berhingga, ilahi, dan sempurna, dan karena itu semua akibat haruslah bersifat mental dan rohaniah,—dia melihat kemungkinan untuk selalu berpikir taat kepada pikiran-pikiran Budi ilahi dan dengan demikian memenangkan akibat sempurna yang tak dapat tiada harus dihasilkan pemikiran seperti itu. Aksioma yang menakjubkan akan sebab yang sempurna dan akibat yang sempurna, baginya merupakan suatu kemungkinan yang senantiasa membaharui dan dapat dibuktikan.
Sejauh apa pun pelajar Ilmupengetahuan Kristen mungkin telah melakukan perjalanan mental yang keliru, selalu ada kesempatan yang baik untuk melangkah balik dan memulai lagi menuju arah yang benar. Seberapa besar kelihatannya dia telah gagal, dia selalu dapat memulai lagi dengan pembaharuan; dia selalu dapat menguraikan kekusutan yang seakan dililitkannya pada diri sendiri; dia selalu dapat menghapus kesalahan-kesalahan yang seakan dibuatnya dalam masalah apa pun, dan menggantinya dengan penyelesaian yang benar; dia selalu dapat memulai lagi dengan pembaharuan untuk menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru sesuai anjuran Paulus. Dan kesempatan untuk melakukan hal ini tidak pernah bisa berhenti, tidak pernah bisa dibatasi! Ketika pelajar Ilmupengetahuan Kristen dengan teguh berpegang kepada kemungkinan yang selalu ada untuk membuktikan pembaharuan upaya, maka musuh-musuh kemajuan rohaniah seperti keputusasaan, keraguan, ketakutan, pasti lari dipermalukan di hadapan firman Tuhan yang mahakuasa: "Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!”
Ella W. Hoag.