Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

Diperlengkapi untuk berdoa secara efektif

Dari Bentara Ilmupengetahuan Kristen - 9 Februari 2022

Aslinya diterbitkan di edisi Januari 2022 majalah The Christian Science Journal


Menulis di buku harian dapat merupakan cara yang baik untuk berjeda dan berpikir dengan jernih. Mungkin di awal tahun baru ini anda mulai membuat jurnal pribadi. Di dalamnya, mungkin anda meneliti berbagai harapan dan tujuan yang anda rasa penting untuk 12 bulan ke depan.

Satu hal yang benar-benar membantu mengangkat kehidupan kita dan meluhurkan tujuan kita adalah doa. Majalah ini—The Christian Science Journal—secara berkala membantu kita untuk benar-benar merenungkan dan mengambil pandangan yang baru tentang hakikat da unsur doa yang efektif dan menyembuhkan.

 Sebagai titik awal kita bisa bertanya, Apakah konsep saya tentang Allah? Ilmupengetahuan Kristen mengajarkan bahwa Allah adalah kebaikan yang tidak bercela—Roh yang tidak berhingga dan Kasih yang sempurna. Dapatkah penyakit atau cedera memiliki tempat di dalam ketidakberhinggaan kebaikan rohaniah ini? Meskipun kelihatannya demikian, kita dapat mempertanyakan keabsahannya dilihat dari berbagai pernyataan di dalam Alkitab, seperti yang berikut ini: “Kecuali Aku tidak ada Allah” (Yes. 45:5). Tidak ada yang hadir atau berkuasa selain kebaikan ilahi yang tidak berhingga.

Jika penyakit dan cedera sejati, bahkan Yesus pun tidak akan dapat berdoa dan menyembuhkan semua itu. Tetapi Yesus menyebut setan, atau kejahatan, pendusta. Kita tidak dapat menyembuhkan yang seakan merupakan masalah jasmani sampai dipahami bahwa karena Allah adalah semua dan baik, masalah tersebut adalah suatu kebohongan, tidak memiliki dasar dalam Kebenaran, Allah. Ketika kita melihat hal ini, kita mulai memperlengkapi diri kita untuk berdoa secara efektif.

Mary Baker Eddy menemukan dan mendirikan Ilmupengetahuan Kristen. Dari pemahamannya yang bisa dibuktikan tentang Alkitab, dia menjawab pertanyaan apakah kejahatan sama sejati seperti kebaikan, di buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci, dengan menulis, “Kejahatan adalah tidak sejati, karena kejahatan adalah suatu dusta—palsu dalam tiap-tiap pernyataannya” (hlm. 527).

Suatu saat, dia menjelaskan lebih jauh kepada seorang murid, “Penyakit hanyalah gambar dari suatu dusta. Penyakit tidak ada di dalam zat atau merupakan bagian dari zat. Penyakit hanyalah cerminan dari suatu kebohongan. Seperti dikatakan Yesus, itu adalah (suatu) dusta dan bapa segala dusta. Tidak ada kebenaran di dalamnya. Anda harus tahu, bahwa idap-idapan, penyakit dan dosa hanyalah gambar dari pikiran yang salah dan dengan melihatnya seperti itu anda menghancurkannya” (Irving C. Tomlinson reminiscence, “Mary Baker Eddy, The Woman and the Revelator,” hlm. 74, 1932; The Mary Baker Eddy Library, © The Mary Baker Eddy Collection).

Oleh karena itu, di setiap kasus, penyakit adalah gagasan yang memikat bahwa suatu dusta tentang Allah dan kesempurnaan Allah sebenarnya memiliki kuasa untuk melakukan sesuatu dan mencederai. Inilah biang keladi yang sesungguhnya di balik penderitaan. Dan jalan menuju kesembuhan adalah menghadapi dan mengatasi secara spesifik saran tersebut melalui kewenangan dan kuasa Allah.

Mengidentifikasi dan menyingkapkan bahwa kejahatan bersifat khayal, bahwa sesungguhnya kejahatan bukan sesuatu, menunjukkan bahwa kerohaniahan kita semakin dalam. Suatu dusta tidak dapat membentuk berbagai jenis ketidaksempurnaan yang sejati; hal itu hanya menyajikan berbagai khayalan dan dusta. Pernyataan palsu bahwa dusta dapat berbuat sesuatu, tanpa kecuali, ada di balik apa saja yang hendak kita doakan untuk disembuhkan. Memahami hal ini menghindarkan kita dari banyak upaya yang sia-sia.

Seorang pelajar Ilmupengetahuan Kristen mendapati anak laki-lakinya yang masih kecil dikirim pulang dari tempat penitipan anak karena menderita demam. Keadaan anak itu terus memburuk, dan ibunya menghubungi saya untuk berdoa bagi anak itu.

Saya mulai dengan berusaha merasakan bahwa Allah sangat mengasihi anak itu dan keluarganya. Anak itu adalah pernyataan dari Roh ilahi yang adalah Kasih. Oleh karena itu jika dia menderita demam, maka Allah, Roh yang bersifat tidak badaniah, tentunya menderita demam. Memahami kebenaran tentang kehadiran serta kegiatan

Roh, menyingkapkan bahwa gagasan seperti itu adalah kebohongan dan menunjukkan bahwa demam bukanlah komponen dalam kesatuan yang indah dari Allah dan ciptaan rohaniah Allah. Anak itu tetap bersifat rohaniah secara sempurna, seperti keadaannya bahkan sebelum ada orang yang mulai berdoa untuknya.

Menimba dari ilham yang senantiasa disediakan Allah, saya merasakan kuasa-Nya serta kewenangan-Nya meniadakan pemikiran yang menghipnotis bahwa dusta mengenai demam ini sesungguhnya memiliki kuasa untuk melakukan tindakan yang merugikan, dengan menghasilkan cedera. Hanya kerajaan surga saja yang sesungguhnya ada dalam ciptaan Allah. Ketika saya menerima kebenaran yang memberkati, menakjubkan, dan berkuasa ini dengan segenap hati, hal itu meresapi setiap sudut pikiran saya dengan kasih yang melimpah kepada Allah.

Anak itu dengan cepat merasa sehat. Keesokan harinya ibunya mengirim foto anaknya yang sedang bermain di rumah, dan anak itu kembali hadir di penitipan anak. Selama beberapa bulan berikutnya terjadi tiga kali hal yang serupa, tetapi kali yang ketiga adalah yang terakhir dari masalah itu. Sudah lima tahun sejak penyembuhan itu, dan anak laki-laki tersebut tidak lagi diganggu oleh masalah seperti itu.

 Ilmupengetahuan Kristen menunjukkan bahwa sebagai ciptaan rohaniah Allah, kita bukanlah peleburan kebadanian dengan kerohanian, melainkan tetap berada di dalam keadaan wujud yang sepenuhnya bersifat baik dan murni, yang sejak semula dan selamanya disediakan untuk kita.

Membatasi doa pada penanganan gejala fisik saja adalah mengabaikan akar dari penyakit, idap-idapan, dosa, dan sifat mementingkan diri sendiri. Alih-alih demikian, setiap kasus dapat dimurnikan sebagai dusta yang tidak memiliki wajah, yang matang untuk dihancurkan. Yesus meyakinkan dunia, “Kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu” (Yohanes 8:32). Kebenaran hanya membuang satu hal—dusta! Penyembuhan yang efektif adalah mendengarkan dalam doa kebenaran Allah yang mengilhami untuk menggantikan dusta dalam pikiran. Sungguh memberi sukacita berdoa dari dasar ini. Kita tidak mengganti gejala dengan kebenaran Allah. Kita tidak memperbaiki manusia fana dengan kebenaran. Kita tidak memperkaya kekurangan dengan kebenaran. Kita mengganti dusta dengan kebenaran. 

Ada saat-saat ketika berdoa dengan sangat gigih dan mendalami Alkitab dan buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan perlu untuk melihat sifat dari dusta itu dan mencabutnya sampai ke akar-akarnya. Di saat-saat seperti itu kita bisa tergoda untuk berkecil hati. Alih-alih demikian, kita dapat dengan rendah hati mengharga semua yang kita pelajari dan bagaimana pikiran kita dirubah pada taraf yang paling mendasar, sebagai hasil dari doa yang tekun dan gigih. Kita masing-masing, sebagai keturunan Allah, diperlengkapi untuk melakukan hal ini dengan efektif kalau doa kita, meski sederhana, dipenuhi ketulusan.

Baik anda menulis jurnal pribadi atau tidak, sungguh luar biasa untuk menjajagi doa dari perspektif yang baru. Kita berdoa secara efektif ketika kita mengetahui bahwa dalam cobaan yang sekecil-kecilnya atau sebesar-besarnya, Allah adalah maha kuasa dan memiliki segala kekuasaan. Sebagai akibatnya, dusta, atau kesesatan, selalu tetap bukan sesuatu. Dalam segala keadaan, doa yang efektif menunjukkan bahwa kebenaran tentang Allah dan ciptaan Allah sudah menang atas dusta apa pun.

Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.