Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

Diselamatkan dari upaya pemerkosaan

Dari Bentara Ilmupengetahuan Kristen - 3 Mei 2022


Pada suatu malam, ketika membuka pintu kamar tidur untuk mengambil segelas air di dapur, cahaya dari kamar saya menyinari seorang pria yang merunduk di aula di depan saya. Rasanya sangat mengerikan. Saya berteriak, berharap teman saya yang tidur di kamar sebelah akan datang membantu, tetapi dia tidak mendengar teriakan saya. 

Penyusup tersebut melompat, menarik saya, dan mendorong saya ke kamar tidur saya. Dia menutup kepala saya dengan sarung bantal dan menjatuhkan saya di lantai. Saya merasa bingung dan panik; pikiran saya sangat kalut, dan saya merasa yakin pria itu akan memperkosa saya. Saya tidak melawannya secara fisik dan tidak tahu apa yang akan dilakukannya jika saya berteriak lagi, jadi saya diam. Saat itulah saya merasakan pisau di punggung saya.

Kata-kata “saya tidak dapat bernafas” terlontar dari mulut saya sebagai permintaan untuk menyingkirkan sarung bantal itu dari kepala saya. Dia menjadi marah, menekankan sisi pisau lebih kuat di punggung saya dan menyuruh saya diam.  Rasanya kamar itu dipenuhi kegelapan mental, dan saya pikir hidup saya sudah berakhir.

Saya mencari pertolongan Allah dengan segenap wujud saya. Dengan sepenuh hati saya berserah kepada kehendak Allah yang baik dan dengan cepat bernalar bahwa Allah adalah satu-satunya penolong saya. Saya menjadi sadar hanya akan kehadiran Allah, kasih ilahi, yang mengisi seluruh ruang dan yang adalah satu-satunya kuasa di alam semesta. 

Saya tidak sadar akan adanya waktu atau ruang. Saya merasa seakan suatu selubung sedang diangkat, dan saya tidak lagi merasa takut. Setelah beberapa saat berkomunikasi secara mendalam dengan Kasih ilahi, suasana di kamar itu terasa mulai berubah. Pria itu tergesa-gesa, gelisah, dan cemas, tetapi sekarang saya dapat merasakan kehadiran Allah yang menenangkan ketika saya berdoa dan menegaskan bahwa Allah adalah kuasa yang menyelamatkan. Saya dapat merasakan ketakutan surut. Saya merasa dipenuhi kuasa Allah ketika berkata dengan keras penuh keyakinan, “Engkau tidak perlu mencederai saya. Allah mengasihimu; engkau adalah pria yang baik. Allah juga mengasihiku. Aku adalah putri Allah yang sangat dikasihi-Nya. Allah memenuhi kamar ini saat ini juga, dan Dia mengasihimu.” 

Kata-kata ini meluncur dari suatu tempat di dalam diri saya, yang sebelumnya tidak saya ketahui ada di sana. Tidak salah lagi, saya merasakan kuasa serta kasih Allah yang melindungi. Hal itu secara bersamaan terasa sebagai mujizat dan wajar secara ilahi. Saya hanya tahu secara mendalam bahwa Kasih ilahi menangani keadaan ini dengan tepat. Suasana di kamar itu berubah dari ketakutan yang sangat mencekam menjadi kasih yang sangat nyata. Dalam pengalaman itu saya merasa seperti dirangkul dalam suatu kehadiran yang hangat. Saya tahu bahwa Allah adalah Ibu-Bapa saya yang meredakan ketakutan saya.

Sikap si penyusup berubah drastis. Pisaunya disingkirkannya, dan dia melepaskan sarung bantal dari kepala saya. Dia kelihatan tenang ketika menarik saya dari lantai dan mengantar saya ke kamar teman saya, sambil tetap berada di belakang saya agar saya tidak melihat wajahnya. Dia mendobrak pintu kamar teman saya dan mendorong saya ke lantai. Kemudian dia lari menuruni tangga dan keluar melalui pintu depan. 

Saat itu teman saya telah bangun. Para tetangga yang mendengar keributan itu juga datang untuk membantu. Tetapi saya sudah tidak takut lagi. Saya sangat takjub sampai tidak bisa berkata-kata dan saya dipenuhi kerendahan hati. Ketika polisi datang dan menanyai saya selama berjam-jam, saya tidak dapat berhenti menceriterakan bagaimana saya telah dilindungi. (Kemudian saya diberitahu bahwa orang itu mencoba menyerang orang lain dan terbunuh. Meskipun begitu saya percaya, bahwa dia akan bisa bertobat atas kejahatan-kejahatannya, karena kajahatan tidaklah wajar bagi anak-anak Allah.)

Baris-baris pembuka dari nyanyian no 370 di Buku Nyanyian Ilmupengetahuan Kristen terus terngiang di benak saya: 

Tersembunyi dalam Kristus
Dalam Allah yang esa.
Melihat kesatuan ini
Dan manusia sempurna.
(Nellie B. Mace, © CSBD)

Ketika tiba di kantor keesokan harinya, saya merasa bebas, meskipun mengalami kejadian tersebut pada malam sebelumnya. Saya juga terilhami untuk mengundurkan diri dari suatu tugas dalam pekerjaan saya yang membuat saya merasa terbebani secara mental serta berada di dalam kegelapan dan untuk kembali kepada pekerjaan utama yang saya sukai. Saya diingatkan akan kuasa di balik petikan dari Mazmur ini, “Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau. Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku” (139:7–10).

Pamela Herzer
Solvang, California, AS

Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.