Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

Gejala-gejala stroke disembuhkan

Dari Bentara Ilmupengetahuan Kristen - 1 Juni 2011

Diterjemahkan dari Christian Science Sentinel, edisi 20 Desember 2010


Suatu hari, di saat makan malam, lidah saya tidak dapat merasakan apa-apa, semua hidangan terasa hambar. Walaupun begitu, esok harinya saya tetap ke kantor seperti biasa.

Di pertengahan hari, bagian kanan wajah saya secara perlahan tidak berfungsi, mata kanan saya tidak dapat menutup, saya sulit berbicara, dan penciuman saya tidak berfungsi. Ketakutan muncul, tetapi seperti biasanya, saya mulai berdoa.

Keluarga dan teman-teman menganjurkan agar saya ke dokter. Mereka mengatakan mungkin saya terserang stroke.  Hal seperti itu jangan diremehkan. Di kantor, teman-teman, termasuk bos saya, juga menganjurkan agar saya pergi ke dokter, dan sorenya saya melakukan hal tersebut.

Saya duduk di ruang tunggu dan berpegang kepada kesempurnaan ciptaan Allah. Saya telah menjadi pelajar Ilmupengetahuan Kristen selama 18 tahun, dan selama itu Allah adalah Penyembuh saya.

Saya tidak menginginkan penyembuhan secara kedokteran, tetapi saya perlu surat dokter supaya tidak usah ke kantor. Saya pikir, bagaimana saya dapat memperoleh surat dokter tanpa perawatan kedokteran? Selain itu ada masalah lain. Dokter yang saya kenal tidak bertugas, yang ada adalah penggantinya. Dokter yang mengenal saya, sebelumnya telah menyaksikan kesembuhan saya dari bronkitis hanya dalam waktu empat hari dan dia agak tahu tentang  Ilmupengetahuan Kristen.

Saya berdoa: “Bapa, Engkau harus menolong saya.” Sementara itu ruang tunggu penuh pasien; dan waktu itu sudah hampir jam 6 sore, saat klinik akan tutup. Akhirnya nama saya dipanggil. Saya dibawa  ke ruang periksa dan diminta menunggu. Tidak lama kemudian, karena jumlah pasien yang meningkat, saya melihat dokter saya datang. Ia memeriksa saya dan berkata, bahwa saya harus di rawat di rumah sakit. Dia mengatakan kelihatannya saya terkena stroke, dan tidak mau bertanggungjawab jika saya tidak dirawat. Dia menelpon rumah sakit, dan meskipun saya tidak mengatakan apa-apa, dia berkata kepada dokter kepala: “Ada seorang pelajar Ilmupengetahuan Kristen yang hanya menginginkan diagnosa dan perawatan sekadarnya, tanpa pengobatan.” Saya benar-benar merasa lega. Saya tahu bahwa saya dapat mempercayai Allah. 

Dari kantor saya mampir ke rumah dan menelpon seorang penyembuh Ilmupengetahuan Kristen untuk membantu dengan doa. Saya mengepak beberapa barang yang saya perlukan, kemudian isteri saya mengantar saya ke rumah sakit dengan mobil. Malam itu juga saya menjalani berbagai pemeriksaan.  Kemudian, dengan tenang saya berbaring di tempat tidur semalaman. Hal ini sangat baik untuk  saya, karena dengan demikian saya dapat menata pikiran dan memperdalam hubungan saya dengan Allah. Saya tahu bahwa saya adalah anak Allah, yang diiciptakan dalam gambar dan keserupaanNya. Allah adalah Hidup saya. Saya satu denganNya. Di dalam Dia saya “…hidup, … bergerak, … ada…” (Kis 17:28).

Ada dua pasien lain di kamar saya. Yang seorang sangat ketakutan karena harus menjalani operasi yang dijadwalkan keesokan harinya. Yang seorang lagi tidak tidur semalaman karena dia pusing dan akan menjalani pemeriksaan keesokan harinya. Dia pun sangat ketakutan. Kami berbicara tentang Allah sampai tengah malam, dan keduanya dapat mengatasi ketakutan mereka.

Keesokan harinya dokter kepala datang dengan hasil pemeriksaan dan surat keterangan, yang menyatakan  bahwa tidak ditemukan sesuatu masalah dengan diri saya. Semua hasil pemeriksaan sangat baik.

Tidak lama kemudian, isteri saya menjemput saya, dan dia sangat lega. Dari rumah saya kembali ke dokter saya. Ia terkejut melihat saya kembali secepat itu, dan memberi saya surat keterangan dokter untuk tinggal di rumah selama dua minggu. Ketika akan menulis resep, ia bertanya apakah saya mau mengambil resep tersebut. Saya mengatakan tidak. Lalu dia berkata, “Semoga penyembuhan anda bisa berlangsung dengan baik.”

Dalam beberapa hari sesudah itu keadaan saya membaik. Penciuman dan kemampuan mengecap saya sudah mulai kembali normal. Tetapi kemudian tidak terjadi kemajuan dalam beberapa hari, meskipun setiap hari saya menelpon penyembuh dan kami berdoa bersama.

Suatu pagi, saya merasa bahwa mata kanan saya mengalami kebutaan. Mula-mula saya takut sekali. Tetapi kemudian saya menyadari bahwa ketakutan tidak membawa perbaikan apa-apa. Saya sadar bahwa Allah tidak menciptakan gangguan tersebut, bahwa Ia tidak tahu apa-apa mengenai hal tersebut, bahwa Ia adalah satu-satunya pencipta dan hanya menciptakan kebaikan. Penglihatan yang memburuk tidaklah baik dan karena itu tidak mungkin sejati.

Saya menelpon penyembuh dan dia mengatakan bahwa penglihatan dapat disamakan dengan kearifan rohaniah.  Seketika itu juga saya mendapatkan ide mengenai apa yang dapat saya lihat.

Beberapa hari sebelumnya ketika saya sedang membenahi kantor saya, saya menemukan secarik kertas dengan kebenaran-kebenaran rohaniah dari sebuah artikel Ilmupengetahuan Kristen yang saya simpan. Saya mengambil kertas itu dan membacanya beberapa kali. Pada dasarnya, ide yang tertulis di kertas tersebut adalah mengetahui dengan pasti bahwa Allah adalah Hidup saya dan saya diciptakan dalam gambar dan keserupaanNya; bahwa saya bersifat rohaniah, tidak jasmaniah, pernyataan Roh ilahi, karena itu, sempurna. Saya tidak dapat sakit atau menderita.

Saya merenungkan secara mendalam fakta-fakta rohaniah tersebut. Ketika itu, saya sedang berbaring di sofa di ruang keluarga dan terus berdoa, membaca, dan merenungkan hal itu selama kurang lebih tiga jam. Di saat itulah saya bisa melihat dengan jelas—bahkan lebih baik dari sebelumnya. Dan wajah saya hampir kembali normal. 

Keesokan harinya saya menemui dokter saya. Dokter itu heran ketika melihat saya. Dia mengatakan bahwa saya mengalami gejala stroke, dan bahwa kelumpuhan pada wajah biasanya berlangsung selama sekitar tiga bulan sebelum pulih. Tetapi dalam kasus saya, saat itu kelihatannya wajah saya sudah hampir pulih sepenuhnya. Setelah delapan hari saya sembuh sama sekali dan kembali bekerja.

Saya memberikan kemuliaan kepada Allah saja untuk kesembuhan ini. Allah telah menunjukkan kepada saya bahwa Ia adalah Dokter yang dapat di andalkan. Saya sangat bersyukur untuk Ilmupengetahuan Kristen yang telah membawa saya sangat dekat kepada  Allah.

Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.