Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

Pada Ilmupengetahuan yang sejati kita percaya

Suatu pembicaraan dengan Jack Hubbell

Dari Bentara Ilmupengetahuan Kristen - 1 Juni 2011

Diterjemahkan dari The Christian Science Journal, edisi Desember 2010


Pada masa kejayaan band-band besar seperti Artie Shaw, Benny Goodman, dan Glenn Miller, Jack Hubbell memimpin dan bermain di bandnya sendiri, “The Varsity Club.”  Pendapatan dari main band ini membantu membiayai kuliahnya di University of Oklahoma, di mana dia mendapat gelar sarjana teknik. Selesai kuliah, Jack Hubbell masuk Angkatan Udara, dan kemudian bekerja di sebuah perusahaan elektronik.

Ketika berbicara dengan Jack baru-baru ini, dia mengenang bagaimana dia menjadi penyembuh dan guru  Ilmupengetahuan Kristen.  Jack Hubbell berbagi wawasan tentang penyembuhan Ilmupengetahuan Kristen dan menjelaskan bahwa latar belakangnya di bidang teknik memberinya suatu suatu sudut pandang yang khas.

JACK HUBBELL: Selama bertahun-tahun, saya telah melihat banyak penyembuhan yang menakjubkan melalui pemahaman tentang Ilmupengetahuan Kristen serta ajaran Kristus Yesus, tetapi saya bertanya kepada diri sendiri, “Siapakah manusia tersukses yang pernah ada? Einstein? George Washington? Beethoven? Martin Luther? Sir Isaac Newton? Mary Baker Eddy?” Ada begitu banyak manusia yang luar biasa yang telah mendatangkan berkat bagi dunia. Tetapi  manusia tersukses yang pernah ada, jauh melebihi yang lain, adalah Yesus.  Yesus sangat diresapi dengan roh Kristus—artinya dia hidup dengan pemahaman sempurna tentang Allah serta ciptaan sempurna Allah.

Yesus menyampaikan pemahaman rohaniah ini kepada umat manusia dengan cara yang begitu jelas, yang menghapuskan semua keraguan bahwa dia hidup dalam keselarasan sempurna dengan Kristus.  Dan Mary Baker Eddy mendefinisikan Kristus bukan sebagai manusia, tetapi sebagai “ide Allah yang benar” (Ilmupengetahuan dan Kesehatan, hlm. 54). Hidup selaras dengan ide Allah yang benar memberi Yesus kuasa yang besar untuk melakukan  banyak kebaikan. Yesus menyembuhkan orang sakit, mengatasi ruang dan waktu, memberi makan orang banyak, membangkitkan orang mati.

Secara umum orang mengakui bahwa Yesus melakukan mujizat atau keajaiban. Dengan latar belakang sarjana teknik, saya menolak konsep tentang “keajaiban.” Saya menganggap bahwa semuanya harus terjadi berdasarkan hukum. Misalnya, dulu orang menganggap suatu kejaiban untuk bisa terbang dengan mesin yang lebih berat daripada udara. Tetapi sekarang, pesawat udara sudah bukan suatu keajaiban lagi. Hal itu dipandang sebagai suatu akibat dari pemahaman serta pembuktian tentang hukum-hukum aerodinamika. Hukum-hukum ini selalu bekerja. Hanya perlu ditemukan dan dibuktikan.

Ilmupengetahuan Kristen menjelaskan bahwa Yesus tidak melakukan keajaiban. Yesus menunjukkan hukum-hukum ilahi yang bersifat rohaniah. Ini sungguh menarik. Karena jika semua itu berdasarkan hukum, berarti tersedia bagi setiap orang di sini dan sekarang juga. Kalau tidak, bagaimana mungkin Yesus mengatakan, “Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu” (Yoh 14:12). Membayangkan untuk membuktikan hukum-hukum yang sama seperti yang ditunjukkan Yesus, adalah sesuatu yang sangat menarik.

Memang benar, Jack, menarik. Itulah sebabnya kita menjadi pelajar Ilmupengetahuan Kristen.

Benar sekali. Dan saya menganggap melakukan pekerjaan yang dilakukan Yesus bukanlah suatu kesombongan. Saya menganggapnya sebagai kerendahan hati yang sebenarnya, karena kita tahu dari mana asal kemampuan kita untuk membuktikan hukum-hukum ilahi itu.

Dari Allah, Asas ilahi kita. Dan kita mungkin bertanya, Bagaimana kita mendapatkan keyakinan bahwa hukum-hukum ilahi benar-benar ada, bahwa benar-benar ada Asas ilahi yang memerintahi kesejatian—dengan demikian memperoleh keyakinan dalam ajaran Ilmupengetahuan Kristen? Saya pikir hal itu bisa kita peroleh melalui pembelajaran dan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidup kita, betulkah demikian?

Saya setuju. Saya dapat mengingat beberapa kejadian dalam hidup saya yang menguatkan kepercayaan serta pemahaman saya akan Ilmupengetahuan Kristen. Salah satunya adalah ketika saya bertugas di Angkatan Udara. Ini terjadi semasa Perang Korea, jadi kira-kira tahun limapuluhan. Saya dicalonkan untuk menjadi perwira di bidang elektronik. Dan saya ingat mengatakan, “Perwira elektronik? Saya sama sekali tidak tahu apa-apa mengenai elektronik. Saya seorang sarjana teknik mesin.” Saya diberitahu, “Tidak apa-apa. Anda dapat melakukannya.”  Mereka ingin saya mengikuti pendidikan dan pelatihan di bidang elektronik. Terus terang saya sangat tidak senang dengan tugas itu dan bertanya kepada perwira yang menangani bidang kepegawaian mengenai beberapa posisi yang lain, di antaranya perwira di bagian pembelian peralatan industri. Saya diberitahu bahwa posisi itu memerlukan pengalaman beberapa tahun di bidang industri, misalnya tentang  produksi pesawat terbang dan pengendalian mutu. Dia mengatakan bahwa penugasan seperti itu bagi saya—yang baru saja lulus dari perguruan tinggi—sama sekali tidak mungkin. Maka saya pun mengikuti pendidikan untuk menjadi perwira elektronik.

Beberapa minggu kemudian—setelah berdoa dengan tekun—saya memutuskan untuk menulis surat minta dipindahkan, karena saya merasa dapat lebih berguna bagi Angkatan Udara jika bertugas di bidang lain. Komandan saya mengatakan bahwa surat saya tidak akan digubris; saya hanya membuang-buang waktu saja. Meskipun demikian, saya terus berdoa, berpegang kepada kebenaran bahwa “di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada” (Kis 17:28). Oleh karena itu, saya tidak dapat dipisahkan dari kebaikan atau ditempatkan di bidang yang tidak sesuai. Saya berdoa dengan kata-kata Rasul Paulus: “tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah” (Rom 13:1). Saya menegaskan bahwa saya hanya tunduk kepada kuasa ilahi, oleh karena itu tunduk kepada Allah, dan bukan perwira kepegawaian yang menentukan tempat saya yang sebenarnya. Dan saya benar-benar malu mengatakan kepada Anda, Jeffrey, bahwa saya selalu berdoa agar kehendak Allah yang terjadi, tetapi saya tidak benar-benar tulus. Saya masih saja khawatir Allah akan mengacaukan semuanya dan menempatkan saya di tempat yang salah. Tetapi, tentu saja, Alkitab mengatakan bahwa “TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; dan Dia menyukai jalannya”  (Mzm 37:23; menurut versi King James).

Oleh karena itu, untuk pertama kalinya, saya benar-benar menegaskan bahwa kehendak Allah—kehendak Budi ilahi, salah satu dari tujuh nama lain untuk Allah yang diberikan Mary Baker Eddy kepada kita—pasti akan terjadi dan bahwa kehendakNya itu pastilah baik. Ini berarti saya dapat bersuka cita bahwa saya akan mendapat tempat yang benar, melakukan tugas yang benar, walaupun itu berarti saya akan bekerja sebagai perwira elektronik.

Keesokan harinya saya dipanggil ke kantor kepegawaian, dan disambut dengan pertanyaan, “Letnan Hubbell, siapa koneksi Anda di Pentagon?” saya menjawab, “Saya tidak kenal seorang pun di Pentagon. Mengapa Bapak bertanya? Dan dia menjawab, “Anda dipindahkan.  Sebetulnya ada beberapa permohonan untuk pindah, tetapi semuanya ditolak. Jadi siapa yang berbohong? Pasti Anda kenal seseorang di Pentagon.”

Dan saya menjawab, “Tidak Pak, saya tidak kenal siapa-siapa.” Dan dia mengatakan—dan saya ingat benar kata-katanya, “Yah, kalau Anda tidak kenal seseorang di Pentagon, Anda pasti kenal seseorang di tempat yang lebih tinggi. Dan mereka pasti mengenal Anda.”

Saya ingat sempat berpikir, “Ya, seseorang di tempat yang tinggi memang mengenal saya.” Dan perwira itu berkata, “Anda bukan hanya dipindahkan, tetapi anda ditugaskan untuk menangani salah satu pekerjaan terbaik di seluruh Angkatan Udara.”

Saya mengatakan, “Saya tidak tahu tugas apa itu.” Dan dia mengatakan, “Anda ditugaskan di Kantor Pusat, Bagian Pembelian Wilayah Timur, 655 Madison Avenue, New York City.”

Tidak ada penempatan atau penugasan yang lebih baik dari itu. Bagaimanapun juga itu merupakan pengalaman besar dalam hidup saya, suatu kesembuhan yang penting, dapat dikatakan—suatu pembuktian penting bagaimana Allah memerintahi hidup saya.

Bagaimana Allah merancang hidup Anda!

Ya, benar sekali! Saya dapat mengikuti kuliah malam hari di Columbia University dan bermain tenis di klub tenis di West Side. Saya dapat pergi ke teater dan konser dengan setengah harga atau gratis. Saya bertemu calon isteri saya. Semuanya baik, baik, baik. Dan saya, yang baru selesai kuliah, duduk dan berbicara dengan para eksekutif puncak di industri pesawat terbang. Sungguh sulit dipercaya! Ini merupakan kejadian penting dalam hidup saya. Saya bekerja dan tinggal di Manhattan hampir dua tahun. Dan ketika keluar dari Angkatan Udara, saya bekerja di Douglas Aircraft di Tulsa, Oklahoma. Saya menikah dan kami tinggal beberapa tahun di sana sebelum kembali ke New York City. Saya mengikuti pelajaran kursus Ilmupengetahuan Kristen. Saya menjadi lebih sadar bahwa Ilmupengetahuan Kristen adalah ilmupengetahuan yang sejati. Oleh karena itu, sementara saya bekerja di bidang teknik, saya mulai lebih banyak berpikir untuk menjadi seorang penyembuh yang melayani masyarakat umum.

Adakah kejadian lain yang mendorong Anda lebih jauh untuk  menjadi penyembuh Ilmupengetahuan Kristen?

Sejak awal saya merasa ingin memahami hukum-hukum ilahi dan mungkin suatu saat menjadi seorang penyembuh Ilmupengetahuan Kristen, dengan demikian, membantu orang lain mengatasi masalahnya. Tetapi saya merasa bahwa hal itu tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Jadi, pada awalnya, ketika saya membuka kantor dan mulai menerima pasien—ini sebelum saya terdaftar di majalah Journal—saya tetap mempertahankan pekerjaan saya di perusahaan elektronik. Lalu suatu hari saya melihat di Wall Street Journal, di bawah kolom “Dibutuhkan,”  ada lowongan kerja untuk administrator akselerator tenaga atom di Universitas Princeton. Saya sangat tertarik. Tetapi saya tidak dapat langsung melamar, karena saat itu saya sedang manangani sebuah proyek. Tetapi beberapa bulan kemudian ketika saya menelpon, saya diberitahu bahwa mereka masih belum menemukan orang yang tepat. Saya diminta datang ke Princeton untuk wawancara. Saya merasa bahwa Princeton adalah suatu tempat yang menakjubkan, dan tak dapat disangkal universitas tersebut termasuk kelas dunia. Kami membahas tugas-tugas administrator, dan saya sangat terkesan ketika dibawa berkeliling. Kami melewati bekas ruang kerja Einstein, dan juga pakar ilmu alam lainnya yang juga terkenal di dunia, seperti Oppenheimer. Sungguh menarik berada di dalam lingkungan seperti itu. Saya ditawari pekerjaaan itu, dengan gaji yang lebih besar daripada gaji saya saat itu dan juga beasiswa 4 tahun bagi ketiga anak saya.

Jadi saya terima tawaran itu. Saya merasa telah menemukan tempat yang ideal, dengan pekerjaan yang ideal, bekerja dengan orang-orang kelas dunia. Sebelum pulang, saya diperkenalkan kepada orang yang mengepalai departemen itu. Dia sangat ramah, sangat hangat, dan dalam pembicaraan itu dia bertanya, “Jack, apakah tujuan utama hidup Anda? Apa yang paling ingin Anda capai dalam hidup Anda?” Saya pikir, “Wah, mengapa dia menanyakan hal itu!” Saya menjawab, “Melayani dan memberkati umat manusia melalui pemahaman serta pembuktian  akan ilmu pengetahuan.” Nah, kelihatannya dia menyukai jawaban saya. Tetapi saya tahu, saya telah menelan satu kata yang sangat penting. Tujuan utama dalam hidup saya adalah melayani dan memberkati umat manusia melalui pemahaman serta pembuktian akan Ilmupengetahuan Kristen.

Saat berkendara pulang, saya bertanya kepada diri sendiri, “Nah, kalau memang itu tujuan utama hidup saya, mengapa menunggu sampai anak-anak dewasa? Mengapa tidak menjadi penyembuh purna waktu sekarang?”

Jadi itulah keputusan saya. Isteri saya sangat mendukung, dan keesokan harinya saya mengajukan surat pengunduran diri dalam waktu dua minggu kepada perusahaan tempat saya bekerja. Saya menelpon Kepala Departemen di Princeton dan memberitahukan bahwa pertanyaannya merupakan suatu pemicu. Saya mengatakan kepadanya bahwa saya telah memutuskan bahwa saya dapat melayani umat manusia dengan cara terbaik melalui pemahaman serta pembuktian akan Ilmupengetahuan Kristen. Dia sangat baik dan penuh pengertian. Selanjutnya adalah sejarah. Dengan segera saya menjadi penyembuh Ilmupengetahuan Kristen purna waktu.

Dan saya tidak pernah menyesalinya. Ada kalanya saya bertanya-tanya, “Jika saya di Princeton, apa yang akan dikerjakan anak-anak saya sekarang?” Saat ini ketiga anak saya memiliki gelar S2 dan menjalani kehidupan yang bahagia dan memuaskan.

Dalam hal pertumbuhan dan pengembangan, apa bedanya sekarang dengan saat Anda mulai sebagai penyembuh profesional?

Kita selalu tumbuh. Kita belajar lebih banyak tentang Allah dan hubungan kita denganNya. Mungkin, salah satu hal yang telah saya pelajari adalah rasa percaya bahwa Kebenaran ilahi menghancurkan dusta yang dikemukakan kesesatan kepada kita. Dan itu menyangkut pikiran saya.

Misalnya kita harus menghadiri pertemuan penting di kantor, dan saat menuju ke sana, mobil di depan kita berjalan sangat lambat. Maka kita akan berpikir, “Ayolah, ayolah, ayolah! Bergeraklah. Ayolah maju!” Tetapi alih-alih demikian kita dapat berpikir, “Jika saya memang percaya bahwa saya ada di tempat yang benar pada waktu yang benar, saya tidak akan khawatir. Saya dapat mengatasi kekhawatiran ini.” Saya telah belajar untuk menggantikan kekhawatiran dan ketakutan dengan rasa percaya, menggantikan ketidaksabaran dengan rasa percaya. Saya rasa ini sangat penting. Jika kita merasa percaya, kita bisa sangat sabar dan tidak takut dan tenang.

Apa lagi yang telah Anda pelajari untuk menjadi penyembuh yang efektif?

Saya rasa yang saya pelajari adalah bahwa penyembuhan dalam Ilmupengetahuan Kristen bukanlah seseorang yang memperbaiki orang lain yang tidak sempurna, melainkan Kebenaran yang mengoreksi dusta tentang manusia yang sempurna. Bagi saya hal ini sangat penting dalam praktek. Karena saat kita menerima telpon, dan seseorang mempunyai masalah, mungkin ada kecenderungan untuk menangani masalah itu sebagai sesuatu yang sejati. Tidak, kita mengoreksi suatu dusta. Lalu bagaimana kita mengoreksi dusta? Dengan mengetahui kebenaran. Yesus bersabda, “…kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu” (Yoh 8:32). Yesus mengatakannya dengan tepat sekali. Bukan orang yang memperbaiki orang lain. Bahkan Yesus berkata: “Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri” … “Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya” (Yoh 5:30 dan 14:10). Jadi itu  adalah Kebenaran yang mengoreksi suatu dusta. Jika kita telah mengoreksi dusta, masalah itu hilang.

Dan kebenaraan yang Anda bicarakan ditunjang oleh Kebenaran ilahi—yang seperti dipahami Mary Baker Eddy, adalah Allah.

Ya. Dan Ny. Eddy juga menyadari bahwa nama lain untuk Allah, sebagaimana kita bicarakan sebelumnya, adalah Asas ilahi, sumber hukum-hukum yang dibuktikan Yesus. Ny. Eddy tidak menciptakaan suatu program teologi. Saya ulangi, Yesus membuktikan adanya hukum-hukum, oleh karena itu hukum-hukum tersebut pasti juga bekerja di sini dan saat ini bagi Anda dan saya. Saya pikir, salah satu hal terpenting yang saya pelajari adalah memahami bahwa penyembuhan rohaniah adalah kebenaran yang mengoreksi dusta. Penyembuhan adalah penyingkapan akan kebenaran. Penyembuhan bukan memperbaiki suatu keadaan kebendaan yang benar-benar  ada dan tidak sempurna, melainkan mengoreksi kebohongan bahwa suatu keadaan yang tidak sempurna dan kebendaan adalah sesuatu yang sejati.

Saya ingin bertanya tentang magnetisme hewani—suatu istilah yang digunakan para pelajar Ilmupengetahuan Kristen, suatu istilah yang bagi orang yang bukan pelajar Ilmupengetahuan Kristen terdengar aneh dan kuno. Dapatkah Anda berbicara tentang magnetisme hewani, bagaimana cara kerjanya, dan apa yang dapat kita lakukan untuk mengenalinya?

Saya rasa, cara terbaik untuk memulainya adalah dengan perumpamaan Yesus tentang lalang dan gandum (lihat Mat 13:24-30). Yesus menggunakan perumpamaan itu untuk menjelaskan kesadaran insani. Kesadaran insani adalah istilah yang kita gunakan untuk menunjukkan campuran lalang dan gandum. Gandum melambangkan sifat-sifat ilahi, seperti kasih, kecerdasan, kejujuran, dan integritas. Dan lalang, rumput liar yang jahat, melambangkan ketakutan, kejengkelan, iri hati, dan sebagainya. Nama permainan ini, seperti ditunjukkan Yesus, adalah hilangkan lalangnya. Dan mengapa hal ini penting? Karena yang kita pegang dalam kesadaran insani adalah yang kita nyatakan dalam pengalaman kita. Apa yang kita lihat, dengar, dan rasa, adalah bentuk kesadaran.

Saya menganggapnya sebagai KI=PI: Kesadaran Insani sama dengan Pengalaman Insani. Jika kita ingin meningkatkan pengalaman insani kita, PI kita, terlebih dahulu kita harus meningkatkan kesadaran insani kita, KI kita.  Kebenaran ilahi menghancurkan lalang—menghapuskan konsep-konsep yang keliru. Jadi, saat kita membiarkan terang Kebenaran masuk ke dalam kesadaran insani kita, kita merasakan dan melihat bukti akan terang Kebenaran yang dinyatakan di dalam pengalaman insani kita.

Nah, ini membawa kita kepada pertanyaan: Dari manakah datangnya lalang tersebut? Dari manakah kebohongan tentang ciptaan Allah yang sempurna berasal? Nah, semua itu berasal dari apa yang disebut dalam Ilmupengetahuan Kristen sebagai magnetisme hewani. Sangatlah penting memahami bahwa magnetisme hewani hanyalah sebuah istilah. Magnetisme hewani bukanlah suatu sebab yang besar dan berkuasa yang menghasilkan kejahatan—bukan suatu kuasa kegelapan yang menakutkan. Itu hanyalah suatu istilah untuk menunjukkan yang disangkakan sebagai kebalikan kebenaran. Hal itu merujuk kepada konsep palsu atau kebohongan tentang Allah, yang berpura-pura memiliki kuasa—kuasa untuk menciptakan kejahatan dan menyebabkan penderitaan dan kesulitan.

Jadi bagaimanakah magnetisme hewani menanamkan lalang dalam kesadaran kita? Nah, pertanyaan ini membawa kita kepada istilah lain: saran mental yang agresif. Ketika kita dihadapkan kepada saran yang palsu, yang berkedok sebagai pikiran kita sendiri, seperti “saya merasa sakit,” atau “saya kesepian,” atau “saya kekurangan,”—semua itu adalah  saran mental yang agresif. Bagaimana kita mempertahankan diri terhadap saran mental yang agresif? Dengan menerima kecemerlangan Kebenaran yang dinyatakan Kristus—ide yang benar tentang Allah yang datang kepada kesadaran insani untuk menghancurkan kebohongan atau konsep yang palsu. Sama pastinya seperti terang menghancurkan kegelapan, demikianlah Kebenaran menghancurkan kebohongan, dan Kristus menghancurkan anti-Kristus, atau magnetisme hewani.

Hal yang perlu diingat adalah, magnetisme hewani bukanlah sesuatu yang sejati. Oleh karena itu tidak memiliki kuasa dan bukan sesuatu yang perlu ditakuti. Itu hanyalah suatu istilah yang digunakan untuk menjelaskan sesuatu yang disangkakan sebagai sebab. Tetapi melihat bahwa magnetisme hewani hanyalah suatu istilah bukan berarti kita tidak menghiraukan yang seakan sebagai keberadaannya. Kita menanganinya dengan memahami ketidaksesuatuannya.

Kalau tidak salah Sir Isaac Newton mengatakan bahwa untuk setiap aksi ada reaksi yang sama dan berlawanan—sama dalam tenaga, berlawanan dalam arah. Jadi untuk setiap kebenaran, secara teori dapat ada lawannya. Tetapi itu hanya yang disangkakan sebagai lawan. Lawan atau ketidakhadiran terang adalah kegelapan. Tetapi kegelapan tidak dapat membalikkan atau melakukan sesuatu kepada terang. Lawan kebenaran adalah tidak benar. Lawan kesejatian adalah tidak sejati. Oleh karena itu tidak dapat melakukan sesuatu.

Jadi gandum Kebenaran ilahi menghancurkan lalang kesesatan fana—gandum pengaruh Kristus menghancurkan lalang magnetisme hewani. Dan semua ini terjadi di dalam kesadaran. Saya pikir kita sebenarnya berbicara tentang bercocok tanam secara mental, betul begitu?

Betul. Hidup kita menggambarkan apa yang kita tuai di dalam kesadaran—Kebenaran atau kesesatan—karena apa yang kita tuai di dalam kesadaran menentukan pengalaman kita.

Misalnya seseorang berkata kepada Anda: “Jack, saya mempunyai banyak masalah. Saya baru saja kehilangan pekerjaan. Saya takut. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada keluarga saya. Saya tidak tahu bagaimana masa depan saya. Saya tidak tahu apakah saya akan mendapat pekerjaan lagi—sulit mendapat pekerjaan dalam perekonomian saat ini. Maukah Anda membantu?” Apa yang akan Anda lakukan?

Hal pertama yang saya upayakan, Jeffrey, adalah kembali kepada apa yang telah kita bicarakan, untuk benar-benar menegaskan—sebelum menangani masalah kekurangan dan pekerjaan dan sebagainya—bahwa Ilmupengetahuan Kristen adalah kebenaran, hukum Allah, hukum Kebenaran ilahi. Hal ini telah dibuktikan benar beribu kali, dan saya percaya pada Kebenaran. Saya akan mulai dengan menegaskan  Kebenaran itu terlebih dahulu. Terkadang itu saja sudah cukup!

Lalu, saya akan menegaskan bahwa Allah adalah satu-satunya sebab, suatu sebab yang sempurna. Allah, Roh, pastilah mempunyai akibat yang sempurna dan bersifat rohaniah. Yang oleh Mary Baker Eddy disebut sebagai manusia adalah akibat yang sempurna itu. Ini menegaskan pernyataan Yesus, “Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna” (Mat 5:48). Pernyataan-pernyataan Yesus sangat sederhana  tetapi dalam. Sebagaimana sesuatu pasti menghasilkan hal yang sama, demikian juga sebab yang sempurna pasti menghasilkan akibat yang sempurna. Saya berpegang pada kebenaran tersebut.

Lalu, jika perlu, saya akan menangani tantangan yang khusus—kehilangan pekerjaan atau kekurangan, seperti dalam contoh Anda. Atau, seringkali tantangan itu masalah fisik. Nah, ini bukan menerapkan formula, tetapi mengakui kebenaran-kebenaran yang penting.

Dan saat menangani tantangan yang spesifik, saya rasa hal terbesar yang harus dikalahkan adalah ketakutan. Ny. Eddy berbicara tentang ketakutan sebagai masalah yang utama. Dan saya ingin menegaskan kembali jaminan yang diberikan Alkitab kepada kita: “Kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan” (1Yoh 4:18). Saya suka menegaskan bahwa keselaluhadiran Allah, Kasih ilahi, berarti tidak dapat ada kekosongan akan kebaikan. Oleh karena itu tidak ada yang perlu ditakuti.

Apa yang disampaikan kepada saya adalah saran yang palsu, suatu saran mental yang agresif dari magnetisme hewani. Hal itu tidak memiliki dasar, tidak memiliki sebab, tidak ada hukumnya, tidak memiliki kuasa, tidak memiliki kehadiran, tidak memiliki substansi, tidak memiliki kesejatian. Oleh karena itu, hal itu tidak dapat memasuki kesadaran saya. Dan saya tidak segan untuk mengatakan dalam hati dangan keras sekali dan kuat sekali, “Enyahlah engkau saran iblis, dan tutup mulutmu!” Kemudian saya renungkan kembali fakta bahwa Ilmupengetahuan Kristen adalah kebenaran yang menghancurkan kebohongan. Menghancurkan kebohongan adalah apa yang diperlukan untuk melenyapkan masalah itu.

Dengan kata lain, saran iblis itu adalah gagasan yang tidak masuk akal bahwa pernyataan Allah—pernyataan Kasih, pernyataan Asas, pernyataan Hidup, yang adalah kita semua—dapat menjadi pengangguran, dapat tidak lagi sepenuhnya berfungsi, berguna, aktif, dipelihara, dan penting.

Betul sekali! Dan seperti kita katakan sebelumnya, bukanlah orang yang menentukan pengalaman Anda atau pengalaman saya. Kita hanya tunduk kepada “kekuasaan-kekuasaan yang ada” (Ilmupengetahuan dan Kesehatan, hlm. 249). Tidak mungkin kita dapat dipecat dari kesatuan kita dengan Allah. Tidak mungkin kita dipisahkan dari Kebenaran. Dan kuncinya adalah percaya bahwa pengakuan akan hal ini dalam kesadaran insani akan membawa penyesuaian dalam pengalaman insani.

Percaya bahwa penegasan akan fakta-fakta tentang wujud pasti membawa penyesuaian dalam pengalaman insani …

betul, tetapi percaya kepada Kebenaran—percaya kepada Allah—bukan percaya atau yakin pada manusia. Kalau tidak, maka kita akan tergoda untuk berpikir, “Aduh. Ini masalah besar. Saya tidak tahu apakah saya memiliki kemampuan untuk mengatasi tantangan ini!” Dan saya rasa kita semua kadang-kadang berpikir demikian. Tetapi kita dapat mengatakan, “Tunggu dulu, ‘Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya’” (Yoh 14:10). Selain itu tidak ada ketidaksesuatuan yang besar atau ketidaksesuatuan yang kecil. Apa yang dapat kita katakan tentang ketidaksesuatuan, kecuali bahwa itu bukan sesuatu?

Ini mengingatkan kita akan petikan dari Alkitab: “Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu” (Ams 3:5,6). Dengan perkataan lain, percayalah kepada Kebenaran ilahi, Asas ilahi, Kasih, dengan segenap hatimu, maka engkau akan mengalami kebebasan.

Kebebasan dalam bentuk apa pun yang Anda perlukan: arahan, ilham, suplai, pekerjaan, kasih-sayang, kesehatan.

Beberapa orang mungkin bertanya-tanya: “Seberapa jauhkah keyakinan saya dalam menjalani hidup berdasarkan konsep tentang rasa percaya yang diilhami Alkitab ini, tetap masuk akal? Bagaimanapun juga kita hidup di zaman modern, yang bebas dari teori yang sudah usang.”

Kalau Anda menaruh dua buah apel di dalam tas, dan kemudian menambah dua buah lagi di dalam tas yang sama? Seberapa yakinkah Anda bahwa dalam tas itu ada empat apel?

Dalam urutan dari nol sampai sepuluh? Sebelas!

Betul, tepat sekali. Sebesar itulah keyakinan kita bahwa Ilmupengetahuan Kristen adalah hukum Allah dan selalu bekerja. Saya rasa sangat penting untuk mengingat bahwa kita berbicara tentang Asas, yang tetap, tidak dapat dibengkokkan, dan tidak pernah menyimpang, dan mempercayainya serta merasa yakin tentangnya. Asas yang tidak pernah menyimpang inilah yang mendasari Ilmupengetahuan Kristen dan menjadikannya sesuatu yang dapat diandalkan dan efektif.

Asas yang tidak pernah menyimpang dan dapat dipercaya ini menjadikan Ilmupengetahuan Kristen apa yang kita sebut ilmupengetahuan yang sejati.

Anda mengatakannya dengan tepat.

Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.