Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

Peluang-peluang untuk Kebaikan

Dari Bentara Ilmupengetahuan Kristen - 1 Juni 2011

Diterjemahkan dari The Christian Science Journal edisi Januari 2010


“Cobaan mengajarkan kepada manusia fana supaya jangan bersandar pada tongkat yang kebendaan — pada buluh patah, yang melukai hati. Dalam sinar matahari suka cita dan kesejahteraan, hanya sedikit sekali kita ingat akan hal itu. Duka cita bermanfaat. Dengan kesusahan yang besar kita masuk ke dalam kerajaan. Cobaan adalah bukti tentang penjagaan Allah” (Ilmupengetahuan dan Kesehatan, hlm. 66).

Saya sering terkesan oleh kalimat-kalimat yang ditulis  Ny. Eddy ini. Betapa  radikalnya pernyataan tersebut dalam memandang kesulitan hidup. Tetapi mengingat bahwa kehidupannya penuh dengan berbagai macam tantangan, rasanya Ny. Eddy merupakan sumber yang dapat dipercaya untuk menjadikan pernyataannya tersebut bermakna dalam kehidupan kita.

Merenungkan pernyataan tersebut, saya dibimbing kepada berbagai pernyataan yang menarik yang dibuat Ny. Eddy dalam surat-surat dan naskahnya yang saya temukan di Perpustakaan Mary Baker Eddy. Yang saya temukan adalah pandangan yang sama tentang rintangan, pandangan yang lebih luhur, yang membantu saya untuk melihat pernyataan-pernyataan tersebut dari sudut pandang yang agak berbeda. Alih-alih berkecil hati dan merasa lagi-lagi ada  tantangan  yang harus dihadapi, Ny. Eddy menyarankan agar kita justru berpaling kepada Allah tepat saat kita menghadapi tantangan.

Pada bulan Januari 1885, sebagai bagian dari diskusi yang bekelanjutan mengenai cara terbaik mengatasi rintangan-rintangan  yang dihadapi penyembuh Ilmupengethuan Kristen, Ny. Eddy memberi nasehat kepada murid-muridnya dalam pertemuan bulanan Asosiasi Pelajar Ilmupengetahuan Kristen. Sebagaimana dicatat oleh sekretaris, Ny. Eddy “mengatakan bahwa rahasia besar keberhasilan Anda terletak dalam Kekristenan Anda. Sebanding dengan penanggapan fana dibungkam—hanya dalam taraf tersebut penyembuhan terjadi. Beberapa orang mengatakan, Kami telah melakukan semua yang dapat kami lakukan. Hentikan ucapan itu.”

Kemudian ia memberikan tantangan lebih lanjut kepada mereka:

Lakukanlah lebih banyak. Allah menjadikan tantangan yang sangat berat itu sebagai peluang untuk kebaikan Anda. Saat-saat itu adalah pengalaman yang paling mulia karena tangan Allah dibentangkan atasnya. Allah ada di pihak kita untuk menjawab segalapertanyaan, dan saya belum pernah mengalami satu jam pun di mana Ia tidak menyelamatkan saya” (EOR10; The Mary Baker Eddy Collection; The Mary Baker Eddy Library).

Sudah pasti Ny. Eddy mengenal cobaan. Dia pernah tidak mempunyai sumber daya, kehilangan orang-orang yang dikasihinya, memiliki murid-murid yang tidak setia, mengalami pemberitaan media yang tidak benar mengenai dirinya. Dan ini hanyalah beberapa contoh.  Tetapi, meskipun mengalami hal-hal tersebut, ia mengatakan “tidak pernah mengalami satu jam pun” saat Allah tidak hadir untuk menolong dan menyembuhkan.

Lebih dari dua tahun sesudah memberikan pernyataan tersebut kepada asosiasinya, saat dia menulis karya yang kemudian menjadi buku Kesatuan Kebaikan, Ny. Eddy menulis kepada asistennya di bidang editorial, James Henry Wiggin mengenai magnetisme hewani, “…yang membuat hal yang paling penting untuk dilakukan menjadi sesuatu yang paling sulit untuk saya lakukan” (L02196, 8 September 1887, The Mary Baker Eddy Collection). Dan saat buku tersebut diterbitkan pada bulan Maret 1888, dia membuat pernyataan serupa kepada muridnya, Ellen Brown Linscott: “Buku Kesatuan Kebaikan diperlukan, kalau tidak, pasti tidak diperlukan sekitar enam bulan untuk menerbitkan buku kecil itu. Ketahuilah bahwa jalan selalu dirintangi sebanding dengan bobot kebaikan yang harus diusung melalui jalan itu” (L08753, 10 Maret 1888. The Mary Baker Eddy Collection).

Sudah pasti ini adalah cara yang berbeda untuk memandang rintangan—yaitu sebagai ukuran terhadap kebaikan yang akan dicapai. Tantangan yang dihadapi Ny. Eddy saat menulis Kesatuan Kebaikan seakan telah memberi semangat kepadanya. Seperti pernah dinyatakan dalam khotbahnya mengenai Jiwa, “Saya belum pernah mengetahui emas yang dimurnikan tanpa tungku; dari setiap cobaan yang membara kita keluar tenang di bawah cahaya bimbingan Allah yang jelas, dikuatkan untuk mencapai tujuan yang lebih mulia, dan sebagai pahlawan yang menang diiringi sorak-sorai para malaikat” (A10589, The Mary Baker Eddy Collection).

Julia Bartlett, yang menjadi salah satu murid Ny. Eddy sejak awal, pasti tahu tentang cobaan yang membara dan bahwa jalan kita dalam Ilmupengetahuan Kristen seakan sering dirintangi. Diberitakan bahwa Bartlett berkomentar tentang saat-saat ketika ia mula-mula bekerja sebagai penyembuh keliling, “saat itu seringkali pendapatan dari praktek penyembuhan tidak dapat menjamin untuk makan tiga kali sehari, dan yang dimilikinya sangatlah sederhana, hanya makan sekali dalam sehari dan tidak tahu dari mana makanan berikutnya diperoleh” (Reminiscence File of  Julia Bartlett, The Mary Baker Eddy Collection). Kemudian, Bartlett dihadapkan pada masalah yang sebaliknya: terlalu banyak pasien. Saat menulis kepada Ny. Eddy pada musim semi 1884, ia menceriterakan telah “kebanjiranpasien” dan minta agar seorang penyembuh lain “datang dan mengambil alih beberapa pasien yang membanjir, dari tangan saya.” Dia menambahkan, “Tuhanlah yang mengerjakan pekerjaan ini, tetapi saat semua selesai saya akan senang sekali untuk pulang. Hari sudah jauh malam; saya tidak mempunyai waktu untuk makan, minum atau tidur” (Incoming Correspondence File 41, The Mary Baker Eddy Collection).

Julia Bartlett hanyalah satu dari banyak orang yang harus mengatasi rintangan saat mengembangkan praktek penyembuhan Ilmupengetahuan Kristen. Tetapi, mungkin yang lebih mengesankan dari rintangan yang mereka atasi adalah sikap mereka yang sama, yakni mengetahui apa yang mereka miliki dalam Ilmupengetahuan Kristen. Oleh karena itu menjadi jauh lebih mudah untuk tetap tabah, tetap tegar, dalam menghadapi tantangan yang dirasakan terlalu berat bagi mereka.

William Lyman Johnson, yang ayahnya, William B. Johnson, adalah murid Ny. Eddy dan kemudian menjadi sekretaris Gereja Induk, mencatat pengamatannya saat masih muda terhadap orang-orang yang bekerja untuk Ilmupengetahuan Kristen di awal sejarahnya, termasuk terhadap Julia Bartlett, yang telah membantu Ny. Eddy menjadikan penemuannya sebagai suatu pergerakan. William Lyman Johnson menggambarkan berbagai rintangan yang harus dihadapi para pekerja tersebut di awal pergerakan Ilmupengetahuan Kristen—kekurangan uang dan sumber daya, penolakan oleh masyarakat, jumlah mereka yang sedikit. Tetapi, Johnson mengatakan, kesamaan mereka, dan yang menjadikan mereka mampu mengatasi segala rintangan adalah “mereka tahu bahwa yang diberikan Mary Baker Eddy kepada mereka adalah kebenaran yang diajarkan Yesus.” Dia mengenang: “Bagi orang-orang tersebut, Ilmupengetahuan Kristen adalah semua dalam semua, karena hanya sedikit di antara mereka itu yang ‘belum pernah diselamatkan dari penderitaan yang besar’ oleh Ilmupengetahuan Kristen. Mereka telah banyak berkorban, dizalimi, dicemoohkan dan ditertawakan; ada upaya-upaya untuk mengecilkan, bukan hanya karya perorangan mereka, tetapi seluruh Perkara….” Tetapi, lanjutnya, “Para pekerja yang telah tujuh-kali-dicobai ini memiliki dalam diri mereka iman yang senantiasa hadir kepada Guru mereka” (The History of the Christian Science Movement, hlm. 80-82).

Bartlett dan Johnson dan para pekerja awal yang lain seringkali, dan memang layak, dihargai untuk pekerjaan mereka bagi Perkara Ilmupengetahuan Kristen dan pengorbanan yang mereka berikan dalam proses tersebut. Tetapi mungkin yang perlu kita ingat saat kita menilai pelayanan mereka, adalah bahwa Mary Baker Eddy telah menjadikan “kebenaran yang diajarkan Yesus” tersedia bagi semua yang mengikuti ajarannya. Sumbangan yang diberikan orang seperti Julia Bartlett mungkin terasa mustahil kita capai dan oleh karena itu hampir boleh kita lupakan, tetapi niat Ny. Eddy adalah bahwa setiap orang yang datang kepada Ilmupengetahuan Kristus dan dibantu oleh “cahaya bimbingan Allah yang jelas” dapat mengatasi rintangan apa pun yang mereka hadapi. Seperti yang ditulis Ny. Eddy kepada dua muridnya, Ira dan Mary Packard pada bulan Desember 1895:

“Ah, kiranya Allah segala rahmat memberi Anda kearifan dan pengertian untuk mencapai tugas hidup ini, untuk melihat jalan Anda mengatasi semua rintangan dalam mencapai tujuan ini. Saat pandangan Anda tidak jelas, mintalah terang seperti seorang anak kecil dan teruslah berdoa kepada Kasih untuk mendapatkannya, maka bantuan akan datang dengan Kasih yang menyertainya” (L08897, 29 Desember 1985, The Mary Baker Eddy Collection).


Sherry Darling adalah seorang peneliti dan manajer proyek-proyek khusus pada The Mary Baker Eddy Library.

Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.