Salah satu ucapan yang paling akrab dari Sang Guru kita yang terkasih, dan yang sering dikutip orang Kristen, terdapat dalam Injil Yohanes (8:32): “Kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” Yang disebutkan sebagai budi insani cenderung membatasi segala sesuatu yang tidak dipahaminya, yakni hal-hal yang ilahi; dan oleh karena itu pada umumnya kita menganggap kata-kata Sang Guru tersebut hanya berlaku untuk masalah-masalah pribadi. Ilmupengetahuan Kristen membuangkan pembatasan oleh budi insani ini, dan sabda Yesus tersebut menjadi bertambah penting.
Betapa besarnya kekuatan, betapa kuasa yang dinamis serta membawa perubahan terkait masalah-masalah global, terkandung dalam kata-kata Yesus yang abadi ini: “Kamu akan mengetahui kebenaran [Kristus], dan kebenaran [Kristus] itu akan memerdekakan kamu”. Seperti ditunjukkan Mary Baker Eddy, Penemu dan Pendiri Ilmupengetahuan Kristen, dengan begitu indah dalam puisinya yang kemudian digubah menjadi lagu berjudul “Nyanyian Persekutuan” di Buku Nyanyian Ilmupengetahuan Kristen (no. 298),
"Yang membebaskan insan,
Itulah Kebenaran
Dalam hidup dan kasih Tuhan."
Kristus, Kebenaran, mendatangkan kebebasan, kasih, dan kebaikan. Jadi apa pun yang tidak membebaskan, apa pun yang membelenggu, mengancam, membangkitkan ketakutan, berpikir, berbicara, atau melakukan kejahatan dalam bentuk apa pun, tidak lain adalah antikristus. Di halaman 169 buku ajar Ilmupengetahuan Kristen, Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci karangan Ny. Eddy, kita baca, "Apa pun yang mengajar manusia untuk menerima hukum-hukum yang lain dan mengakui kekuasaan-kekuasaan yang lain daripada Budi ilahi saja, adalah anti Kristen.”
Kelihatannya, seakan masalah-masalah yang mengganggu dunia saat ini dipicu oleh keragaman rezim pemerintahan, oleh antagonisme dalam negeri, dan oleh kesenjangan ekonomi. Tetapi bukankah ini hanya manuver budi fana untuk mengalihkan perhatian? Bukankah antagonis-antagonis yang sesungguhnya di dunia ini adalah Kristus dan antikristus? Jika antikristus muncul dalam masalah nasional, kesadaran insani individual cenderung khawatir, meskipun kesadaran individual inilah yang disangkakan sebagai asal antikristus. Jika antikristus tidak dikenali dalam pikiran manusia, atau diabaikan, maka hal itu muncul dalam masalah dunia. Antikristus adalah sikap tidak bertuhan atau tidak menyerupai Tuhan; itulah yang hendak merampas keselarasan dari kesadaran. Semakin banyak kita menyatakan Kristus, semakin kurang kita menyatakan antikristus. Sebanding kita mengatasi kesesatan dalam diri kita sendiri, kita mengatasi kesesatan di dunia. Masalah dunia adalah masalah individual yang tidak diselesaikan yang menumpuk tidak terkira jumlahnya.
Tidak dapat disangkal, bahwa berkat Penemu Ilmupengetahuan Kristen, roh Kristus, asas Kristus, kuasa Kristus, telah sekali lagi diberikan kepada zaman ini. Karena doa serta jerih payahnya yang penuh pembaktian dan pengorbanan diri yang dilakukannya selama bertahun-tahun, para pengikutnya berkewajiban untuk membuka hati mereka setiap hari, setiap jam, kepada Kristus dan mengatasi antikristus.
Pengalaman sehari-hari mengajarkan kepada kita, bahwa cara-cara kebendaan tidak memadai untuk menghasilkan evolusi yang selaras atas keadaan kebendaan, dan upaya insani sama saja tidak mampu menghapuskan kesulitan insani dari dunia. Untuk itu kita memerlukan suatu faktor yang lebih tinggi daripada yang bersifat kebendaan dan insani, dan faktor ini semata-mata adalah Kristus, ide ilahi, di mana hal yang fana dan kebendaan tidak mengambil bagian apa pun, sebagaimana tersirat dalam sabda Yesus (Yohanes 14:30), “sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikitpun atas diri-Ku.” Ketika seorang pelajar Ilmupengetahuan Kristen memahami hal ini dengan benar, dia akan tekun dan waspada untuk mengetahui bahwa dia tidak berada di dalam yang disangkakan sebagai kerajaan antikristus. Dia akan berjaga agar tidak menjadi korban, bahkan sedetik pun, dari kebencian—baik itu kebencian terhadap seseorang, atau sekelompok orang, atau suatu bangsa. Setiap pikiran akan kebencian menyangkal Kristus; sedangkan pikiran yang baik dan penuh kasih bersesuaian dengan Kristus, karena itu dengan Ilmupengetahuan Kristen, dan tidak dapat tiada membawa keselamatan.
Dengan menolak untuk membuat dan menyebarkan rumor, seorang pelajar Ilmupengetahuan Kristen yang waspada menjaga dirinya terhadap bahaya berada di kerajaan antikristus. Setiap kali bersinggungan dengan kebohongan, dia memberi kesempatan kepada kebenaran untuk membungkamnya. Dia mendapatkan kemenangan atas kejahatan melalui sifatnya yang tidak mengenal takut, dan juga melalui pemahamannya bahwa kejahatan bersifat mental dan tidak bersifat pribadi. Oleh karena itu pertahanannya tidak ditujukan terhadap perorangan atau senjata kebendaan, tetapi terhadap yang kelihatannya seperti kegiatan mental dari budi fana, yang membuat pernyataan dalam kegelapan, ketidaktahuan dunia.
Aktivitas antikristus yang tidak masuk akal ini tidak akan pernah dihentikan atau dihancurkan oleh pendapat insani, yang dihembuskan ke sana ke mari oleh angin waktu, oleh sikap apatis, atau oleh angan-angan. Kejadian-kejadian masa ini menuntut pelajar Ilmupengetahuan Kristen untuk mempertahankan pemahaman yang jernih tentang kesejatian, berpikir berdasarkan fakta, dan bekerja secara rohaniah dengan segenap pembaktian yang dapat diberikannya. Sikap setengah hati tidak akan membawanya ke mana-mana. Kepercayaan bahwa perang tidak dapat dihindarkan harus diganti dengan iman kepada kemungkinan yang tidak berhingga dari Budi ilahi. Penerapan yang benar akan Ilmupengetahuan Kristen membawa hasil yang serta-merta dan menentukan atas peristiwa-peristiwa di dunia. Hal itu mengilhami dan mendukung upaya-upaya insani yang melayani kebaikan dan meningkatkan keadilan serta perdamaian abadi.
Di zaman Alkitab, para raja dan penguasa, bertanya kepada hamba Allah, nabi atau sesepuh yang dihormati, mengenai nasib suatu bangsa atau negara. Kepatuhan kepada visi dan nasihat nabi ini selalu menjamin kemenangan kebaikan atas kejahatan. Bahkan pada masa itu, ada yang memahami apa yang ditetapkan kembali oleh Ny. Eddy untuk abad keduapuluh, yakni, "Kekuasaan hukum yang hakiki di dunia ini masuk bagian Budi, yang menguasai tiap-tiap akibat dan mengakui, bahwa segala sebab dan akibatnya ada dalam Budi ilahi” (Ilmupengetahuan dan Kesehatan, hlm. 379). Sejarah bangsa Israel mencakup kejadian-kejadian tentang kemenangan orang yang berpikiran rohaniah atas kekuatan lawan yang jauh lebih besar yang berpikiran kebendaan. Ketika Daud melihat raksasa yang bernama Goliat, dia berkata (1 Samuel 17:32), “Janganlah seseorang menjadi tawar hati karena dia;” dan ketika Elisa dihadapkan pada bala tentara yang besar dia berkata kepada hambanya (2 Raja-raja 6:16), "Jangan takut, sebab lebih banyak yang menyertai kita daripada yang menyertai mereka.” Dalam kedua peristiwa itu pengertian rohaniah seseorang menang atas orang banyak.
Para pelajar Ilmupengetahuan Kristen adalah bangsa Israel zaman ini. Sebagai penjaga yang setia mereka berdiri pada dinding Yerusalem Baru; mereka melayani sebagai garam bumi dan terang dunia. Mereka sangat sadar akan anjuran Pemimpin mereka agar waspada terhadap antikristus.
Apa pun yang menentang Kebenaran serta kemajuannya dan yang dalam kemarahan yang tidak berdaya, secara aktif menjadi agresif, melakukan hal itu untuk melawan tuntutan mendesak yang diberikan Kebenaran kepada manusia. Budi fana akan memberontak terhadap tuntutan tersebut dan berusaha berperang melawan kerohanian. Dalam peperangan ini antikristus menggunakan metoda yang khas baginya, yakni, mempertentangkan konsep massa melawan konsep individualitas. Metoda ini berdasarkan penyangkalan antikristus terhadap Allah dan Kristus, Bapa dan anak. Yohanes menulis (1 Yohanes 2:22, 23): “Dia itu adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak. Sebab barangsiapa menyangkal Anak, ia juga tidak memiliki Bapa. Barangsiapa mengaku Anak, ia juga memiliki Bapa.” Jika kita menyangkal Allah dan Kristus, bagaimana kita bisa mengakui manusia individual, cerminan Allah? Sebagai akibatnya, antikristus mendatangkan perbudakan massal, sedangkan Kristus, di lain pihak, mendatangkan keselamatan individual.
Salah satu sarana yang digunakan antikristus untuk menunda kehancurannya sendiri adalah perang. Kata perang itu sendiri menimbulkan ketakutan yang melumpuhkan dan tindakan massa yang menghipnotis. Tetapi apakah perang itu selain konflik antara manusia individual yang digandakan berkali-kali? Budi fana individual adalah suatu kerajaan yang terpecah-pecah, dan di situlah pekerjaan penebusan Ilmupengetahuan mulai. Karena manusia adalah cerminan Allah yang cerdas, metoda yang lebih luhur dan lebih baik untuk mengatasi tirani, kekejaman, dan keinginan untuk menguasai dunia harus menjadi nyata ketika manusia yang sejati semakin terungkap.
Ilmupengetahuan Kristen menebus manusia individual, dengan demikian menjamin penebusan umat manusia. Teori tentang keselamatan kolektif tidak pernah menjamin penebusan manusia individual. Penyelamatan dunia dari kesesatan tidak bersifat kolektif; harus bersifat individual. Ilmupengetahuan Kristen telah memulai pekerjaan yang mulia dengan penebusan manusia individual. Beratus-ratus ribu orang yang berbahagia dan bebas telah menikmati hak kelahiran mereka yang ilahi; dan karena umat manusia terdiri dari manusia-manusia individual, kita dapat menyimpulkan bahwa hasil akhirnya pastilah pembebasan bagi semua.
Pelajar Ilmupengetahuan Kristen selalu sadar akan fakta, bahwa Allah, yang hadir di mana-mana, sudah hadir di mana tugas atau kesulitan muncul. Setiap pagi dia bersyukur kepada Allah untuk hari yang terbentang di hadapannya, karena dia tahu bahwa hari itu selalu merupakan hari pewahyuan Budi ilahi, hari pengembangan rencana ilahi, hari penggenapan hukum dan janji ilahi, hari di mana kehendak ilahi dimanifestasikan, hari Tuhan. Sebagai orang yang memaklumkan kabar baik yang universal, para pelajar Ilmupengetahuan Kristen membawa terang kepada kegelapan semua peristiwa insani.