Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

2009

Tidak dapat diragukan, dalam masa-masa yang penuh tantangan seperti sekarang ini, banyak orang di seluruh dunia merisaukan sumber daya yang mereka miliki, keadaan keuangan mereka, rumah mereka. Dan mungkin mereka merasa berhak sepenuhnya atas barang-barang yang telah mereka peroleh dengan bekerja keras.

Hidup dalam suatu budaya konsumerisme berarti ditawari, diiming-imingi berbagai merek, didorong untuk berbelanja dan berbelanja lagi, dan dididik untuk berpikir bahwa orang dinilai dari produk-produk yang mereka beli. Ada yang mengatakan, ini adalah model ekonomi yang paling bagus.

Setahun yang lalu, suami saya, ketiga anak kami dan saya pindah ke negara bagian lain untuk pekerjaan kami. Keputusan kami untuk menerima pekerjaan kami dan pindah berlangsung tepatnya dalam waktu tiga minggu—minggu-minggu yang dipenuhi dengan perincian-perincian, antisipasi tentang penugasan-penugasan baru kami, dan emosi meninggalkan teman-teman dan lingkungan yang sudah akrab.

Ada perasaan tidak berdaya saat menghadapi bencana yang mendatangkan kehancuran dan korban jiwa seperti yang melanda Filipina, Samoa, dan Indonesia. Pemberitaan yang tidak henti-hentinya mengenai kekuatan gempa, angin topan, dan tsunami seakan menenggelamkan kita.

Suatu resesi global — kecenderungan menurunnya angka-angka pendapatan nasional bruto, jumlah angkatan kerja, dan volume perdagangan — sedang terjadi. Beberapa negara di Eropa Timur telah mencatat kemunduran ekonomi selama empat kuartal berturut-turut.

Setiap orang mendambakan penghiburan dan bimbingan yang jelas. Mazmur ke-23 memberikan keduanya.

Selama hidup, saya telah mengandalkan doa dan selalu mendapati bahwa doa sangatlah efektif untuk menanggapi situasi apa pun yang saya hadapi. Tetapi, baru-baru ini saya belajar betapa pentingnya untuk tetap waspada, dan tidak menjadi lengah dalam menghadapi sesuatu kesulitan.

Mary Baker Eddy menulis bahwa “mujizat-mujizat yang dicatat dalam Alkitab, yang sebelumnya terasa melampaui yang wajar bagi saya, berubah menjadi wajar dan dapat dimengerti; meskipun para penafsir yang tidak diilhami, dalam ketidaktahuan mereka, menyatakan bahwa penyembuhan Kristus adalah ajaib, alih-alih melihat di dalamnya bekerjanya hukum ilahi” ( Retrospection and Introspection , hlm. 26).

Beberapa tahun yang lalu, saya menghabiskan banyak waktu di tempat tidur atau di kursi. Saya hampir tidak mempunyai tenaga atau kekuatan.

“Aku tahu bahwa segala sesuatu yang dilakukan Allah akan tetap ada untuk selamanya; itu tak dapat ditambah dan tak dapat dikurangi; Allah berbuat demikian, supaya manusia takut akan Dia” (PKH 3:14). Tidak ada yang dapat melawan kehendak Allah.

Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.