Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

Apakah saya mudah menerima kesembuhan?

Dari Bentara Ilmupengetahuan Kristen - 1 Februari 2013

Diterjemahkan dari situs web JSH-Online, 10 Oktober 2012


Terkadang, mengajukan pertanyaan di atas kepada diri sendiri, sangat bermanfaat bagi saya. Kalau saya tergoda untuk menjawab dengan cepat, “Tentu saja,” saya akan berpikir lagi.  Apakah saya benar-benar tahu bahwa penyembuhan melalui doa dalam Ilmupengetahuan Kristen tidak terelakkan? Apakah saya mengharapkan kesembuhan?

Sifat mudah menerima kesembuhan sangatlah penting dalam mempraktekkan Ilmupengetahuan Kristen, karena kita mengalami kesembuhan rohaniah manakala budi insani “menyerah kepada Kebenaran dengan persetujuannya sendiri” (lihat Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci, karangan Mary Baker Eddy, hlm 151-152). Selanjutnya Ny. Eddy membahas dalam buku tersebut fakta rohaniah tentang wujud—bahwa manusia sama sekali tidak bersifat kebendaan, melainkan adalah paduan ide Allah yang sepenuhnya mewakili Khaliknya. 

Kesembuhan datang dengan menyadari keakuan rohaniah serta kesempurnaan abadi kita sebagai anak Allah. Jika kita memahami kebenaran ini, keakuan kebendaan serta masalah-masalah yang menyertainya kehilangan kesejatiannya di dalam pikiran kita, dan pengalaman kita akan menyesuaikan dengan pikiran kita yang diluhurkan.

Namun demikian, selama kita mengutamakan kesembuhan fisik yang dinyatakan dalam perubahan keadaan yang kebendaan, maka secara halus dan dengan keliru kita mengakui kesejatian zat.  Dalam hal demikian, kita belum sepenuhnya mudah menerima kesembuhan. Kita perlu mencari perubahan di dalam pikiran. Kita dapat  menggerakkan pikiran kita menuju sifat mudah menerima kesembuhan yang sepenuhnya  dengan menyadari secara lebih konsisten, bahwa tubuh kebendaan yang “normal” tidak lebih sejati daripada yang tidak normal.

Saya mempunyai pengalaman yang melukiskan pentingnya bersifat mudah menerima kesembuhan. Pada musim gugur tahun 2008, di salah satu sisi wajah saya ada daging tumbuh yang membesar dengan cepat. Doa saya dalam Ilmupengetahuan Kristen untuk lebih sepenuhnya memahami sifat saya yang rohaniah telah menghentikan pertumbuhan tersebut, tetapi selama berbulan-bulan, daging tumbuh itu tidak juga hilang, walaupun saya terus mendoa.

Sementara itu, saya memeriksakan mata saya karena kacamata saya sudah terasa tidak nyaman. Dokter mata mengatakan bahwa penglihatan saya membaik, dan menulis resep untuk lensa yang lebih sesuai. Tetapi pada waktu saya meninggalkan kantornya, dokter itu bertanya apakah saya sudah memeriksakan daging tumbuh yang ada di wajah saya. Ketika saya mengatakan belum, dokter tersebut menyatakan kekhawatirannya dan menganjurkan agar saya pergi ke dokter kulit. Sampai saat itu, pekerjaan mendoa saya  telah membuat saya yakin akan keakuan rohaniah saya sehingga saya sama sekali tidak khawatir mengenai apa yang dikatakan dokter mata tentang daging tumbuh tersebut.

Beberapa bulan kemudian, paragraf berikut dari buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan menarik perhatian saya, meskipun sebelumnya saya telah membacanya berkali-kali: “Hidup ilahi sama sekali terpisah dari kepercayaan serta mimpi akan kehidupan kebendaan — dan Hidup ilahi menyatakan pengertian rohaniah dan kesadaran akan kuasa manusia atas seluruh bumi. Pengertian ini membuangkan kesesatan dan menyembuhkan orang sakit, dan dengan pengertian ini kita dapat berbicara ‘sebagai orang yang berkuasa’" (hlm. 14). Ide bahwa pandangan yang kebendaan sama sekali terpisah dari kesejatian rohaniah, menjadi sangat jelas bagi saya. Tiba-tiba saya menjadi lebih mudah menerima. Saya melihat bahwa kesembuhan adalah sesuatu yang pasti, oleh karena itu saya tidak perlu memikirkan bagaimana atau kapan hal itu terjadi.

Kemudian saya sadar, jika saya benar-benar memahami bahwa keadaan kebendaan sama sekali terpisah dari kesejatian wujud rohaniah saya, maka saya dapat berbicara “sebagai orang yang berkuasa.” Selama beberapa minggu setelah itu, seiring dengan pemahaman yang lebih jelas mengenai keterpisahan tersebut, daging tumbuh itu mengecil dan hilang tidak berbekas dan kulit wajah saya pun kembali normal. Keadaan mental saya yang diperbaharui dan menjadi lebih mudah menerima, telah mendatangkan kesembuhan fisik tersebut.

Membuang keakuan kebendaan dari pikiran kita, dan tanpa bersuara serta secara konsisten menyatakan bahwa semua ciptaan bersifat rohaniah, mempersiapkan kita untuk menerima ilham yang menyembuhkan. Sebagaimana difirmankan oleh Yesus: "Tujukanlah seluruh perhatian anda kepada apa yang dilakukan Allah saat ini, dan jangan khawatir tentang apa yang akan atau tidak akan terjadi esok hari. Allah akan membantu anda menangani kesulitan apa pun pada saat kesulitan itu muncul” (Matius 6:34, menurut The Message, karya Eugene Peterson).

Jika kita mudah menerima kesembuhan, kita tidak merasa khawatir dan bertanya-tanya “bagaimana jika?” atau kapan gejala-gejala yang muncul akan hilang. Kita tidak terganggu oleh gambaran insani dan merasa tenang dalam keyakinan bahwa kesembuhan pasti terjadi. 

Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.