Di buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci, Mary Baker Eddy menulis: “Teori-teori insani tidak berdaya untuk menjadikan manusia selaras atau baka, karena manusia sudah demikian menurut Ilmupengetahuan Kristen. Satu-satunya yang kita perlukan ialah mengetahui hal itu dan menghayati Kasih, Asas ilahi manusia yang sejati, dalam perbuatan sehari-hari” (hlm. 490). “Satu-satunya yang kita perlukan”? Kelihatannya mustahil. Namun hal itu menggarisbawahi ajaran Ilmupengetahuan Kristen, fakta bahwa Allah telah menciptakan manusia sempurna dan tidak sesuatu pun dapat mengurangi kebaikan serta kesempurnaan abadi manusia—tidak sesuatu pun dapat ditambahkan atau perlu ditambahkan kepada hal tersebut.
Terjemahan rohaniah Ny. Eddy mengenai Mazmur 23, menyatakan hal tersebut sebagai berikut, “[KASIH ILAHI] adalah gembalaku, takkan kekurangan aku” (hlm. 578). Melalui penggembalaan Kasih ilahi, kita memiliki apa yang kita perlukan. Bagaimana kita menjalani kehidupan kita sehari-hari, bagaimana kita berhubungan sesama, apa yang kita terima sebagai kebenaran, haruslah didasarkan kepada kebenaran wujud yang senantiasa berkelanjutan ini—bahwa Allah, Kasih, sajalah yang memerintah dan tidak ada yang menentangNya, bahkan ketika zat terlihat sangat sah dan sejati.
Beberapa tahun yang lalu suatu daging tumbuh yang kecil muncul di atas pipi saya, persis di bawah mata. Saya merasa terganggu dan khawatir. Saya mulai mendoa secara khusus seperti diajarkan dalam Ilmupengetahuan Kristen, untuk mengatasi keadaan tersebut. Dalam Ilmupengetahuan dan Kesehatan dinyatakan, “Praktek penyembuhan yang bersifat Kristen ilmiah mulai dengan nada dasar keselarasan yang ditetapkan Kristus: ‘Jangan takut!’ ” (hlm. 410). Jadi ketakutan saya harus ditangani. Saya bersikukuh bahwa ketidak-selarasan, di dalam keadaan apa pun bukanlah kesejatian tentang wujud, melainkan gambaran palsu tanpa keabsahan atau kebenaran. Mengapa saya harus takut kepada sesuatu yang tidak sejati? Saya adalah keserupaan Allah (lihat Kejadian 1:26, 27) dan hanya dapat mengalami kebaikan yang tidak berubah-ubah dan selaras.
Setiap kali saya hendak memikirkan daging tumbuh tersebut, atau melihatnya, atau merabanya, dengan segera saya akan menegaskan bahwa yang secara rohaniah benar mengenai diri saya adalah satu-satunya kebenaran; penaggapan kebendaan menyuguhkan dusta dalam segala hal, bahkan saat menyuguhkan gambaran tentang “zat yang sehat.” Faktanya adalah, zat tidak pernah merupakan sumber kesehatan. Ny. Eddy berkata, “Tidak suatu juapun yang dapat kita katakan atau percayai tentang zat adalah baka, karena zat bersifat sementara dan oleh sebab itu adalah suatu kenyataan yang fana, suatu buah pikiran insani, kadang-kadang indah, tetapi senantiasa sesat” (Ilmupengetahuan dan Kesehatan, hlm. 277). Demikianlah secara konsisten saya berpegang kepada kebenaran bahwa Allah, Kasih, adalah satu-satunya kesejatian.
Salah satu judul pinggir di buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan berbunyi: “Bertahan adalah perlu” (hlm. 412). Dan itulah yang saya lakukan; saya terus berpegang kepada kebenaran bahwa hanya Roh, Allah, Asas ilahi, Kasih, sajalah yang menciptakan semua yang berkenaan dengan diri saya dan dapat terjadi dengan diri saya, dan Kasih ini adalah Allah, dan saya adalah gambar Allah yang tidak dapat dirubah. Dengan fokus seperti ini dalam doa saya, akhirnya daging tumbuh di wajah saya hilang dan tidak pernah muncul lagi.
Inilah yang harus kita lakukan berulang-kali, dengan penuh kasih, penuh rasa syukur: menegaskan kesejatian Allah, yang adalah Roh yang tidak berhingga, satu-satunya Kebenaran universal. Sesungguhnya, memahami hal ini adalah satu-satunya yang kita perlukan.
Henderson, Nevada, AS