Sekitar empat tahun yang lalu, saya mulai mengalami beberapa masalah kulit, mirip penyakit serius pada kulit yang saya lihat di televisi. Beberapa orang merasa khawatir dan menyarankan agar saya memeriksakan diri ke dokter.
Alih-alih melakukan hal tersebut, saya menelepon seorang penyembuh Ilmupengetahuan Kristen untuk membantu saya dengan doa. Setiap hari kami bekerja untuk mengalihkan pikiran saya dari tubuh kepada Roh, Allah. Pada dasarnya, saya mengolah seluruh pikiran saya dan meluhurkan pemikiran saya mengenai Allah, manusia dan alam semesta, agar bisa melihat ciptaan Allah saja. Setiap hari, saya berpaling kepada Allah untuk memperoleh gagasan-gagasan rohaniah dalam berdoa.
Meskipun demikian, dalam waktu dua tahun, masalah tersebut bertambah parah, walaupun saya tidak merasa sakit dan masih bisa menjalankan seluruh aktifitas sehari-hari. Saya terus berdoa, mengikuti anjuran Yesus yang tertera di Alkitab, “... carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Matius 6:33). Saya bertekad untuk tidak menyerah dalam menemukan kesembuhan melalui Ilmupengetahuan Kristen.
Lalu, selang beberapa minggu, muncul suatu kesulitan baru yang tidak ada hubungannya dengan kondisi yang sedang di alami—saya tidak bisa tidur. Walaupun demikian, saya tidak merasa lelah. Setiap malam, seperti biasa saya pergi tidur saat waktunya tiba, tetapi ketika ternyata saya tidak bisa tidur, saya bangun dan menggunakan waktu itu secara produktif.
Ada godaan untuk berpikir bahwa doa saya sia-sia. Walaupun tidak ada keraguan bahwa Ilmupengetahuan Kristen menyembuhkan, bisikan-bisikan yang menyatakan mungkin saya tidak bisa membuktikan Ilmupengetahuan Kristen, mencoba masuk ke dalam pikiran saya. Tetapi, sebagai seorang pelajar lmupengetahuan Kristen sepanjang hidup, yang telah mengalami sendiri dan menyaksikan berbagai penyembuhan di dalam keluarga saya dan isteri saya, saya tahu bahwa saran-saran yang membuat hati ciut—baik mengenai masalah kulit maupun kesulitan tidur—adalah dusta dan bahwa perohanian pikiran yang telah saya alami haruslah menghasilkan kesembuhan.
Suatu petikan dari buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci karangan Mary Baker Eddy menjelaskan mengapa gejala-gejala penyakit kadang-kadang terlihat semakin agresif: “Fakta-fakta yang sudah terang tidak dapat dibantah lagi amat banyak membangkitkan kepalsuan yang menentangnya, karena dibukakannya kedok kesesatan. Diperlukan keberanian untuk menyatakan kebenaran; karena makin nyaring Kebenaran mengeluarkan suaraNya, makin keras pula teriak kesesatan, sampai bunyinya yang tidak ada artinya didiamkan dan dilupakan untuk selama-lamanya” (hlm. 97). Demikianlah saya mengerti bahwa ketika kesesatan “berteriak,” kesesatan itu hanya dibawa ke permukaan untuk dihancurkan dan suaranya dilenyapkan.
Enam hari kemudian, saya masih tetap tidak bisa tidur, dan gejala-gejala penyakit kulit itu semakin mengkhawatirkan. Tetapi di pagi hari ke tujuh, saya makan pagi yang ringan, kemudian duduk di kursi yang nyaman untuk mengikuti berita pagi di televisi, dan segera tertidur nyenyak. Saya terbangun lima jam kemudian dan merasakan pijar hangat di seluruh tubuh saya. Semua gejala yang agresif menghilang dengan cepat. Saat itu saya tahu bahwa kekuatan hipnotis penyakit tersebut sudah dipatahkan. Rasanya bagaikan malam berganti siang. Saya tidak ingat ada pemikiran spesifik yang muncul pada saat itu; saya hanya tahu bahwa ini adalah puncak dari pekerjaan mendoa tanpa henti yang telah dilakukan oleh penyembuh dan saya sendiri.
Semenjak itu, dengan cepat saya pulih. Gejala-gejala tersebut terus menghilang, dan pada akhir minggu, pola tidur saya telah kembali normal dan kulit saya sudah benar-benar pulih.
Meskipun banyak pelajaran yang saya dapatkan dari pengalaman ini, pelajaran yang utama adalah untuk bersiteguh dan tidak menyerah. Saya sangat bersyukur untuk Ilmupengetahuan Kristen.
Eatonton, Georgia, AS