Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

Kisah tentang kasih karunia

Dari Bentara Ilmupengetahuan Kristen - 1 Maret 2013

Aslinya diterbitkan di edisi 1 Oktober 2007  majalah Christian Science Sentinel


Saya diperkenalkan kepada Ilmupengetahuan Kristen pada akhir tahun 1970-an oleh beberapa kerabat yang juga baru saja mengenalnya. Mereka memberi saya buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan, maka saya membaca buku itu dari awal sampai akhir, dan berkesimpulan bahwa jika ada agama yang benar, itu pastilah Ilmupengetahuan Kristen. Saya mulai menghadiri kebaktian gereja Ilmupengetahuan Kristen, dan mengalami berbagai kesembuhan melalui doa dengan bantuan penyembuh Ilmupengetahuan Kristen. Meskipun demikian ketika saya terus membaca buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan, saya merasa tidak nyaman karena buku tersebut terus-menerus mengacu kepada Allah dan Yesus. 

Pada waktu itu, saya adalah peminum berat, dan sesekali mengisap ganja. Meskipun saya benar-benar ingin terbebas dari penderitaan yang terkait dengan pandangan hidup yang kebendaan, saya terus berjuang mempertahankan kesenangan yang timbul dari obat-obatan terlarang dan minuman keras. Tidak lama kemudian saya memutuskan, bahwa Ilmupengetahuan Kristen mungkin berhasil untuk orang lain, tetapi tidak bagi diri saya. Saya pun berhenti menghadiri kebaktian dan membaca Ilmupengetahuan dan Kesehatan. Setelah secara sporadis beberapa kali mencoba untuk kembali menghayati kebaikan yang telah saya peroleh dari pembelajaran rohaniah saya sebelumnya, saya pun sama sekali melupakan Ilmupengetahuan Kristen. 

Beberapa dasa warsa kemudian, saya menghadapi masalah yang serius. Saya bekerja sebagai kontraktor alat pemanas, ventilasi, dan pendingin, dan saat itu usaha di bidang bangunan sedang lesu. Setelah menghadapi kesulitan memperoleh pembayaran dalam jumlah besar dari kontraktor lain, saya didakwa melakukan tindak kriminal karena menahan sebuah alat yang mahal sebagai jaminan. 

Empat hari pertama saya ditahan di rumah tahanan sementara, dan dikurung 24 jam sehari. Sungguh suatu lingkungan yang suram. Setiap sel dirancang untuk satu orang saja, tetapi sel saya biasanya dihuni dua, terkadang tiga orang. Tidak ada radio, televisi, atau tempat berolah-raga—dan saya hanya dapat melakukan dua hal. Saya dapat berbincang dengan sesama tahanan, atau saya dapat membaca kitab Perjanjian Baru yang disediakan oleh gereja setempat. 

Pada suatu hari, karena merasa sangat bosan, saya mengambil Alkitab tersebut dan mulai membaca. Tanpa disangka, akhirnya saya membaca seluruh Perjanjian Baru, dan dengan saksama mempelajari perumpamaan-perumpamaan yang disampaikan Yesus. Ketika berusaha memahaminya, saya mendapatkan suatu perasaan yang sangat berharga dan nyata akan kasih Allah kepada saya. Ketika membaca dan membaca ulang bagian-bagian yang saya sukai, hati saya mulai berkobar-kobar dengan roh Kasih yang dinyatakan para murid Yesus. Banyak hal yang saya baca dari buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan bertahun-tahun yang lalu terlintas kembali dengan cara yang segar, dan tiba-tiba terasa sangat wajar. 

Khususnya, perumpamaan tentang tuan tanah yang mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya terasa sangat mencerahkan. Saya merasa tergugah karena tuan tanah itu memberi kepada setiap pekerja upah yang sama, meskipun ada yang bekerja seharian, ada yang setengah hari, dan ada juga yang hanya bekerja satu jam (lihat Matius 20:1-16). Menjadi jelas dalam pikiran saya, bahwa saya dapat mengambil hikmah dari perumpamaan ini dalam pengalaman saya dengan minuman keras dan ganja. Saya sadar ada orang yang tidak pernah tergoda untuk menggunakan obat terlarang atau minuman keras karena secara tulus mereka merasakan keselaluhadiran Allah. Saya menganggap mereka itu “pekerja” yang bekerja sepanjang hari. Lalu ada orang yang mungkin selama beberapa dasa warsa mencari kepuasan dari sumber-sumber yang kebendaan, sampai mereka juga merasakan kehadiran Allah yang lembut; mereka ini seperti pekerja yang datang kemudian. Tetapi, setiap pekerja, tidak peduli keadaan mereka, menerima upah yang sama dan bebas untuk mengalami bersama kebaikan Allah. Ini juga merupakah kisah saya! Inilah kisah tentang kasih karunia yang perlu saya ketahui. 

Setelah ditahan selama empat hari di lembaga pemasyarakatan wilayah, saya dipindahkan ke sebuah fasilitas lain dan ditahan dalam sebuah sel yang dapat menampung 48 orang, sambil menunggu proses pengadilan atau penentuan jaminan. Di situ terdapat lapangan olah raga, TV, buku-buku, dan berbagai hal yang dapat mengisi waktu saya. Dengan Alkitab yang terus menemani saya, saya terus berpegang teguh kepada pemikiran bahwa saya dapat bergantung kepada Allah untuk membimbing langkah saya selanjutnya. Selain itu saya mengalami saat-saat ketika saya benar-benar merasakan kedekatan atau kesatuan saya dengan Allah. 

Tidak lama sesudah kedatangan saya, saya diundang untuk mengikuti persekutuan doa, dan saat itu saya mengetahui bahwa salah satu penghuni sel saya menderita sakit karena ada tulang punggungnya yang meleset. Para penghuni lembaga pemasyarakatan diminta untuk berdoa baginya. Karena penyakitnya tidak dianggap membahayakan jiwanya, satu-satuanya perawatan medis yang diterima hanyalah minum pil pereda rasa sakit yang sesekali diberikan padanya. Sesama penghuni lapas menggendongnya jika dia harus ke kamar mandi, dan menyelendupkan makanan ke sel kami untuknya. 

Masih tetap dipenuhi roh kasih yang saya rasakan ketika mempelajari Kitab Perjanjian Baru, saya ingin melakukan sesuatu untuk membantu orang itu. Khususnya, saya senang memikirkan bahwa Ilmupengetahuan Kristen adalah Sang Penghibur yang disebutkan dalam Alkitab: "Tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.. . . . Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu" (Yoh 14:26, 27). Saya merasa yakin bahwa berbagi pengetahuan mengenai apa yang saya pelajari dalam Ilmupengetahuan Kristen adalah hal yang benar. 

Sore harinya, saya menghampiri orang itu di tempat tidurnya dan menceriterakan sedikit tentang Ilmupengetahuan Kristen, dan menanyakan apakah dia ingin mendapat doa penyembuhan. Dia mengatakan bahwa dia menginginkan. Saya kembali ke tempat tidur saya dan mengambil Kitab Perjanjian Baru yang selalu saya baca. Saya mencari rujukan tentang Penghibur dan menandainya. Kemudian saya kembali ke tempat orang itu dan menjelaskan bahwa Sang Penghibur, kehadiran kasih Allah, saat itu juga ada di situ, di sel lapas itu untuk meringankan penderitaannya. Saya juga mengatakan bahwa Sang Penghibur menunjukkan bahwa dia tidak bersifat kebendaan melainkan rohaniah, karena itu tidak tunduk kepada penderitaan jasmani kecuali dalam kepercayaannya. 

Dia sangat memperhatikan kata-kata saya, dan setiap hari, selama dua hari berikutnya, saya berbagi ide-ide rohaniah dengannya. Ketika orang itu menyatakan bahwa dia mengkhawatirkan keluarganya selama dia ditahan, saya mengatakan bahwa Sang Penghibur hadir bersama keluarganya, dan bahwa dia dapat berbuat banyak kebaikan dengan percaya bahwa Allah menjaga keluarganya dengan baik. Ide sederhana ini rupanya mengurangi ketakuatannya, dan keesokan harinya, dia sama sekali tidak merasa kesakitan, dan secara terbuka mengakui bahwa kesembuhan itu terjadi berkat doa penyembuhan Ilmupengetahuan Kristen. 

Tepat di saat orang itu meninggalkan selnya untuk mengikuti permainan bola basket, saya diminta untuk menghadap seorang hakim untuk mengetahui kapan saya akan dibebaskan. Sebelumnya, jaminan yang ditetapkan hakim tersebut di atas kemampuan saya. Tetapi sekarang, saya dilepas dengan jaminan yang sesuai kemampuan saya. Bagi saya, waktunya tepat sekali dan bukan merupakan suatu kebetulan. Saya telah ditahan dalam waktu yang cukup bukan hanya untuk mendapat pelajaran rohaniah, tetapi juga untuk membantu rekan satu sel saya dan menyaksikan kesembuhannya. 

Setelah kembali ke rumah, saya merasakan suatu kepuasan rohaniah yang begitu dalam sampai-sampai saya membuang semua minuman keras dan ganja yang ada di apartemen saya. Lalu saya menelpon kontraktor yang menjebloskan saya ke penjara, dan mengucapkan terimakasih kepadanya untuk pengalaman saya selama satu minggu di rumah penjara. Saya mengatakan bahwa itu merupakan pengalaman yang paling mencerahkan dalam hidup saya. Dia tersentuh oleh kisah saya, dan setuju untuk menarik semua tuntutan terhadap diri saya. Kami memutuskan bahwa saya akan mengembalikan barang jaminannya, dan dia akan membayar hutangnya kepada saya. Semua ini berjalan dengan sangat mulus. Kami masing-masing tidak memendam rasa benci, dan kami berpisah dengan baik. 

Tigabelas tahun setelah pengalaman dikurung di penjara itu, saya tidak pernah tergoda untuk minum alkohol atau menghisap marijuana lagi, dan sejak itu saya menjadi pelajar Ilmupengetahuan Kristen yang tekun. Menggunakan ide-ide dari buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan untuk meningkatkan cara saya berpikir telah meresapi kehidupan saya dengan substansi serta kebaikan yang sesungguhnya. 

Ilmupengetahuan dan Kesehatan telah menunjukkan manfaat bersandar kepada Kasih ilahi untuk merubah pengalaman kita. Mary Baker Eddy menyatakan, "Maksud Kasih ialah membaharui orang berdosa" (hlm. 35), dan, "Siksaan yang menyehatkan yang dikenakan Kasih kepada kita membantu kita untuk maju dalam perjalanan menuju kebenaran, damai, dan kemurnian, yang merupakan sempadan Ilmupengetahuan" (hlm. 323). Saya menganggap itulah yang terjadi pada diri saya. Saya mula-mula berpikir bahwa Ilmupengetahuan Kristen tidak berlaku bagi saya, tetapi kemudian dapat membantu seseorang yang hampir-hampir tidak saya kenal, melalui doa penyembuhan Ilmupengetahuan Kristen. Saya telah memutuskan untuk terus menimba Ilmupengetahuan sebagai karya hidup saya, selalu belajar lebih banyak untuk berbagi roh kasih Allah dengan sesama. 

Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.