Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

DOA PENYEMBUHAN ILMUPENGETAHUAN KRISTEN

Dari Bentara Ilmupengetahuan Kristen - 25 September 2014

Aslinya diterbitkan di edisi Juli 1946 majalah The Christian Science Journal


Keinginan yang tidak mementingkan diri untuk berbuat baik dan kasih yang bebas dari diri kepada Allah dan manusia, merupakan motivasi yang penting agar dapat mengatasi dosa serta penyakit dengan berhasil melalui doa penyembuhan Ilmupengetahuan Kristen. Keinginan yang membatasi serta mementingkan diri, atau maksud yang dilandasi kemauan diri dalam pikiran orang yang berusaha mempraktekkan Ilmupengetahuan ini, sudah pasti mendatangkan kegagalan.  

Apakah dasar bagi doa penyembuhan Ilmupengetahuan Kristen? Jawabannya terdapat di halaman 259 buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci. Di situ Mary Baker Eddy mengatakan, “Pengertian yang bersifat Kristus tentang wujud yang ilmiah serta penyembuhan ilahi meliputi suatu Asas dan ide yang sempurna — Allah yang sempurna dan manusia yang sempurna — sebagai dasar pikiran dan pembuktian." Satu-satunya dasar untuk membuktikan Ilmupengetahuan Kristus adalah “Asas dan ide yang sempurna — Allah yang sempurna dan manusia yang sempurna.” Karena Kristus Yesus memahami kesempurnaan Allah dan manusia, dia dapat menyembuhkan segala macam penyakit dan dosa.

Ilmupengetahuan Kristen mengajarkan bahwa Asas, atau Budi yang sempurna, kecerdasan yang mutlak, adalah satu-satunya sebab, dan akibat yang dihasilkannya adalah keindividuilan sejati manusia, yang menyerupai Budi dan bersifat rohaniah, dan adalah ide atau pernyataan individual Budi yang sempurna itu. Bagi penanggapan kebendaan hal ini rupanya sulit dipahami dan tidak nyata. Bagi penanggapan rohaniah hal tersebut merupakan kesejatian wujud. 

Suatu aturan yang tidak berubah untuk memulai doa penyembuhan, yang terdapat di halaman 411 buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan, berbunyi, “Selalu mulailah pekerjaan penyembuhan dengan meredakan ketakutan pasien.” Aturan ini berlaku saat kita berdoa baik untuk diri sendiri atau untuk pasien. Di bagian lain Ny. Eddy menyebut bahwa ketakutan adalah sumber penyakit. Dan bagaimanakah kita dapat meredakan atau mengatasi ketakutan?

Ketakutan hanya memiliki satu dasar—kepercayaan yang tidak berpengetahuan, bahwa ada kuasa jahat yang dengan salah satu cara dapat mencederai kita. Penangkalnya adalah menyadari fakta bahwa Allah, kebaikan, memiliki segala kekuasaan, sehingga tidak ada kuasa yang tersisa bagi kejahatan, dan bahwa manusia sebagai anak atau cerminan Allah, yang senantiasa dijagaNya, mencerminkan serta menikmati sifat Allah yang bebas dari rasa takut, meskipun kesaksian kebendaan menyatakan hal yang sebaliknya. Ketakutan, karena bersifat khayal, tidak mempunyai pilihan kecuali sirna saat kita menegaskan serta menyadari fakta-fakta rohaniah ini.

Kehadiran Allah, Budi yang sempurna,  yang bersifat universal dan abadi, dinyatakan secara individual dalam manusia yang sempurna. Manusia sempurna inilah, bukan kepribadian insani, yang merupakan keakuan sejati pasien dan bersifat rohaniah, bukan kebendaan; selaras, bukan tidak selaras; abadi, bukan sementara; sehat bukan berpenyakitan. Manusia ini dari asalnya bersifat lemah lembut, tidak menyatakan kemauan diri; menyatakan sifat-sifat Allah, bukan dosa; penuh pengertian, bukan tidak berpengetahuan; tidak bisa menderita karena dosa atau penyakit dan tidak bisa dipengaruhi oleh kedua hal tersebut.

Pelajar Ilmupengetahuan Kristen terus-menerus merenungkan kesemestaan serta keesaan Allah, kemaha-kuasaan, kemaha-hadiran, serta kemaha-tahuan Allah, dan merenungkan kekebalan yang selalu hadir terhadap segala kejahatan, yang didatangkan fakta-fakta tersebut bagi manusia, yang sebagai cerminan Allah, diciptakan, dikondisikan, dan ada di dalam Allah. Dia tahu bahwa doa penyembuhannya ditujukan untuk menyadari bahwa Allah itu Semua dan ada di mana-mana, sehingga kesaksian penanggapan kebendaan yang menipu menjadi ketidaksesuatuan yang tidak berdaya.

Seringkali, dalam memberikan doa penyembuhan, pelajar Ilmupengetahuan Kristen dengan kuat menyangkal argumentasi tentang kesesatan yang disuguhkan zat. Penyangkalan seperti itu saja tidak menyembuhkan sebagaimana menyangkal bahwa dua kali tiga sama dengan tujuh tidak menghasilkan jawaban yang benar. Meskipun demikian, penyangkalan terhadap pernyataan palsu zat yang didasarkan pada pemahaman akan kesempurnaan Allah dan manusia, adalah bermanfaat. Hal itu mengurangi ketakutan kita akan keadaan yang kita sangkal, dan dengan demikian menjadikan kita mampu untuk menegaskan dengan lebih pasti dan pengharapan yang lebih besar, fakta-fakta rohaniah yang merupakan penawar bagi kesesatan, dan menghapuskan pernyataannya yang palsu.

Seberapa banyak penyangkalan serta penegasan diperlukan dalam doa penyembuhan, orang lain tidak dapat menentukan untuk kita atau untuk kasus tertentu. Dalam karya tulisnya, Ny. Eddy memberikan ajaran dasar mengenai apa yang merupakan doa penyembuhan Ilmupengetahuan Kristen, tetapi ia membiarkan pelajar bergantung kepada Budi yang maha-tahu untuk mendapatkan ilham, bimbingan, serta pengembangan guna menemukan jawaban yang  rinci atas berbagai pertanyaan.

Doa penyembuhan seharusnya tidak mengenal takut, tidak penuh susah payah, melainkan penuh suka cita, dan spontan. Doa penyembuhan bukanlah pengulangan pernyataan, yang meskipun diucapkan dengan benar, tidak efektif dan lemah, karena mengulang saja tidak mendatangkan urapan Roh. Doa penyembuhan yang ilmiah menyatakan spontanitas dan kegiatan Budi, yang dicerminkan oleh wakilnya, manusia. Doa penyembuhan harus merupakan bukti insani akan fakta ilahi yang disuarakan Kebenaran sendiri di dalam manusia dan melalui manusia, memaklumkan bahwa Kasih dan kerajaannya bersifat universal, dan dalam kerajaan itu tidak didapati budi yang bersifat kebendaan atau yang menyukai hal-hal yang kebendaan; tidak ada kuasa jahat untuk mencipta maupun menghancurkan; tidak ada manusia kebendaan yang dapat menderita penyakit, diperdayai oleh dosa, atau dikalahkan oleh maut.

Berapa lamakah doa penyembuhan seharusnya diberikan? Sampai “Roh itu bersaksi” (Rom. 8:16). Sampai pelajar merasakan dalam kesadarannya kepastian dari Budi bahwa pikirannya sudah menyadari secukupnya bahwa Allah yang sempurna dan manusia yang sempurna adalah satu-satunya kesejatian wujud.

Dalam mengakhiri suatu doa penyembuhan, atau bahkan sebelumnya, patutlah kita mengetahui bahwa kebenaran yang kita nyatakan adalah Firman Allah; bahwa semua itu ditegaskan dengan izin ilahi dan efektif, karena ditunjang kuasa Allah yang tidak berhingga. Bahwa doa penyembuhan itu diberikan untuk mencapai tujuannya, dan bahwa tidak ada saran-saran dusta kejahatan yang dapat melawan, melanggar, menunda, atau membalikkan pencapaian tujuan penyembuhan itu. Doa penyembuhan bukanlah upaya perseorangan. Itu adalah kegiatan ilahi, dan di hadapannya setiap dusta kejahatan harus menyerah.

Tujuan setiap doa penyembuhan adalah memuliakan Allah dengan membuktikan sampai taraf tertentu bahwa kehadiranNya serta kuasaNya memerintahi sepenuhnya manusia ciptaanNya. Penyingkapan kesesatan yang tersembunyi di dalam pikiran pasien, meskipun seringkali penting, hanyalah tunduk kepada tujuan utama tersebut. Dalam menyingkapkan kesesatan dalam pikiran serta hidup pasien,  seorang penyembuh tidak boleh secara pribadi mengorek mencari tahu. Penyingkapan harus datang melalui pergantungan yang penuh percaya kepada Allah, memahami bahwa Budi ilahi sajalah yang menyembuhkan, dan dapat dipergantungi melalui berlaksa-laksa malaikatnya, untuk menyingkapkan semua yang melawan kesembuhan, dan menghancurkannya dengan tuntas.

Yakin akan keberhasilan doa penyembuhan yang diberikan dan pengharapan yang benar adalah faktor penting dalam pekerjaan penyembuhan. Kedua hal tersebut akan semakin nyata dalam pikiran pelajar manakala dia menyadari kebenaran yang dinyatakan dalam kata-kata Sang Guru ini, “Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya” (Yoh.14:10). Penyembuh, sejauh dia dengan benar memaklumkan Ilmupengetahuan Kristus, melakukan pekerjaan Allah—pekerjaan yang diciptakan dan diselesaikan oleh Allah—dan penyembuh harus menyadari hal ini.

Doa penyembuhan Ilmupengetahuan Kristen adalah pokok yang sangat luas, sehingga di sini kita hanya dapat membahasnya secara singkat. Para pelajar akan mendapati pokok ini dibahas penuh ilham rohaniah di buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan, di bawah judul “Pekerjaan Penyembuhan Secara Mental Diterangkan,” dan dalam seluruh karya tulis Ny. Eddy. Tidak ada pokok lain yang begitu erat hubungannya dengan penghapusan segala dosa, penyakit, dan maut, dari muka bumi. Itu adalah cara Kristus menuju kesehatan, kekudusan, dan surga. Setiap pelajar Ilmupengetahuan Kristen harus memanfaatkannya terus-menerus untuk meningkatkan diri dan, bila terpanggil, membantu sesama.

Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.