Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

Kasih Allah di saat-saat yang sulit

Dari Bentara Ilmupengetahuan Kristen - 19 Maret 2014

Aslinya diterbitkan di Blog di JSH-Online tanggal 5 Desember 2013 - Living Christian Science Today


Di bulan Maret 2012 saya merasa sangat sedih dan hampir-hampir tidak punya apa-apa. Pada awal tahun 2011 saya di-PHK, dan sejak itu saya telah mengirimkan CV dan melamar ratusan pekerjaan, tetapi tidak ada yang membuahkan hasil. Saya bahkan memulai usaha sendiri, tetapi tidak mengalami kemajuan.

Suatu malam, ketika dana saya hampir habis dan saya tidak melihat jalan keluar, saya merasa putus asa dan letih. Saya mulai menangis. Saya merasa penderitaan saya sudah cukup, dan memutuskan bahwa hidup saya tidak ada artinya; rasanya hidup ini terlalu sulit. Saya merasa sendiri dan ditinggalkan, dan saya hanya ingin mati.

Saya menelepon seorang penyembuh Ilmupengetahuan Kristen larut malam itu. Saya menangis sambil terisak, tetapi saya tetap dapat menyampaikan bahwa saya ingin hidup saya berakhir, bahwa saya tidak mampu lagi menghadapi masalah saya. Penyembuh itu dengan penuh kasih dan suka cita mengatakan kepada saya agar berbaring dan merasakan kasih Allah, dan bahwa dia akan segera berdoa untuk saya.

Saya memejamkan mata, berbaring, dan secara berangsur merasa tenang. Saat penyembuh menelpon satu jam kemudian, saya jauh lebih tenang dan tidak begitu cemas.

Saya tidak segera mendapat pekerjaan, tetapi semakin merasakan kasih Allah di tengah-tengah kesedihan tersebut, dan saya tahu bahwa Allah bersama saya. Secara bertahap saya mempelajari Ilmupengetahuan Kristen secara lebih mendalam, dan dengan tekun bekerja bersama penyembuh Ilmupengetahuan Kristen itu. Dalam waktu singkat, usaha saya yang macet mendapatkan beberapa transaksi kecil, kemudian transaksi yang besar, dan kekurangan pun teratasi. Kemudian, saya mendapat pekerjaan paruh waktu yang sama sekali tidak disangka-sangka dan membawa banyak berkah juga.

Tetapi perubahan yang sesungguhnya adalah, saya telah melepaskan kemauan saya dan berserah kepada Allah. Saya telah menyadari bahwa usaha saya sendiri sia-sia, karena saya sama sekali tidak membuat kemajuan. Saya mencari bimbingan dan arahan Allah, dan saya harus belajar bergantung dan percaya sepenuhnya kepadaNya. Maut bukanlah jawaban. Saya hidup sebagai bagian dari rencana Allah, oleh karena itu pasti tersedia suplai yang berlimpah bagi saya. Tetapi saya perlu melihat fakta itu dan mengetahui bahwa saya tidak dilupakan atau ditinggalkan.

Sebelum menghubungi penyembuh, saya ingin mendapatkan pekerjaan yang memberikan kelimpahan bagi saya. Saya tidak mengakui bahwa Allah mampu dan akan memberikan kelimpahan bagi saya, dan bahwa kelimpahan itu tidak terbatas pada gaji saya. Kesempatan usaha yang baru serta pekerjaan paruh waktu itu bukanlah kegiatan yang sebelumnya saya inginkan, tetapi ternyata hal tersebut lebih mendatangkan berkat dan memberi kepuasan daripada kegiatan apa pun yang dapat saya lakukan atau bayangkan.

Mary Baker Eddy menulis di buku ajar Ilmupengetahuan Kristen, Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci: “Dewasa ini ada bahaya bahwa kita mengulang pelanggaran yang dilakukan oleh orang Yahudi dengan membatasi Yang Kudus dari Israel dan bertanya: ‘Sanggupkah Allah menyajikan hidangan di padang gurun?’ Apakah yang tidak dapat dilakukan Allah?” (hlm. 135). Dan di Alkitab kita baca, “Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan?” (Lukas 11:11).

Pengalaman ini telah mencelikkan mata saya. Merasakan kasih Allah, dibimbing dan dilindungi di saat yang teramat sulit, sungguh merupakan perasaan yang tidak bisa dilukiskan. Mengetahui bahwa hidup saya tidak sia-sia, bahwa saya dikasihi dan dijaga, memberi saya pandangan yang baru. Sebagai hasilnya, saya menerima berkat yang berlimpah. Saya takjub akan kasih serta pemeliharaan Allah, dan saya terus-menerus mengucapkan, “Terimakasih, Allah, Ibu-Bapa.”

Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.