Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

Keindahan penyembuhan yang sarat dengan doa

Melihat doa Ilmupengetahuan Kristen secara mendalam

Dari Bentara Ilmupengetahuan Kristen - 1 Agustus 2022

Aslinya diterbitkan di edisi Januari 2012 majalah The Christian Science Journal


Saya ingat saat-saat awal ketika saya harus berbicara di depan umum tentang Ilmupengetahuan Kristen. Salah satunya, ketika saya berbicara di depan sekelompok perawat di sebuah rumah sakit di Chicago. Mereka mengajukan berbagai pertanyaan—pertanyaan yang dalam dan menyelidik tentang bagaimana doa dapat diandalkan dan bagaimana doa dapat benar-benar menyembuhkan. Pada akhirnya seorang perawat bertanya, “Dapatkah anda memberi contoh, bagaimana anda berdoa? Maukah anda berdoa untuk kami?”  

Saya belum pernah mendapat pertanyaan seperti itu sebelumnya. Saya mengambil nafas dalam-dalam. Saya melihat ke lantai untuk memusatkan perhatian (meskipun saya rasa kelihatannya saya menundukkan kepala untuk berdoa). Kemudian saya mulai mengucapkan doa.

Saya berdoa sepenuh hati kepada Allah. Saya berdoa seperti yang akan saya lakukan bagi orang yang minta bantuan saya sebagai penyembuh Ilmupengetahuan Kristen. Saya berbicara kepada mereka tentang kepastian kasih Allah, penjagaan Allah yang mahatahu, dan tentang perhubungan mereka yang utuh dan akrab dengan Kasih ilahi, Allah. Saya menambahkan bahwa betapapun seriusnya terlihat suatu masalah, hal itu tidak merubah fakta tentang kasih Allah dan keindahan pasien di mata Allah. Saya menyudahi dengan menekankan bahwa kasih Allah sama sekali tanpa syarat. Karena Allah adalah maha bijaksana dan membuat kita mencerminkan-Nya sebagai anak-anak-Nya, kita semua mencerminkan dengan sempurna Kasih, kearifan, dan Hidup, saat ini juga.

Doa saya hanya berlangsung dua atau tiga menit, tetapi ketika selesai, ruangan itu hening sekali. Saya melihat bahwa para perawat itu tersenyum kepada saya, dan perawat yang mengajukan pertanyaan tersebut berkata, “Itu sungguh indah!” 

Saat itu saya menyadari bahwa mungkin mereka belum pernah mendengar doa seperti itu sebelumnya. Beberapa di antara mereka mungkin mendengar doa yang menghibur—doa yang mohon bantuan kepada Allah, untuk ikut campur dan menjadikan keadaan lebih baik. Tetapi ini berbeda. Doa itu merubah seluruh nada pertemuan tersebut. Sebelum berdoa, saya merasa ada skeptisisme, keraguan, dan ketidakpercayaan, dalam pertanyaan-pertanyaan mereka tentang Ilmupengetahuan Kristen. Setelah saya berdoa, perubahan sikap mereka membuat saya merasa bahwa mereka telah menangkap sesuatu tentang roh Kristus. 

Itu merupakan saat yang istimewa bagi saya, tetapi bukan tentang berdoa dengan bersuara dalam Ilmupengetahuan Kristen. Saya mendapati, bahwa biasanya kita tidak perlu berdoa dengan bersuara. Tetapi saya melihat, melalui para perawat itu, sesuatu tentang keindahan doa yang diajarkan Ilmupengetahuan Kristen, yang sayangnya tidak banyak diketahui orang di dunia.

Bukankah hal ini menjadikan penting bagi kita untuk menghargai keindahan jenis doa seperti ini dan tidak lupa bagaimana harus berdoa? 

Tunggu sebentar! Lupa bagaimana harus berdoa? Bagaimana mungkin kita bisa lupa cara berdoa? 

Memang benar bahwa setiap orang, di mana pun mereka berada, selalu dapat berpaling kepada Allah untuk mendapatkan bantuan. Keinginan untuk berpaling kepada Allah adalah doa. Tetapi, karena Ilmupengetahuan Kristen adalah kegiatan hukum-hukum ilahi, maka ajaran dan penerapannya bersifat sistematis. Kita memiliki kesempatan untuk belajar berdoa secara ilmiah, bagaimana agar doa kita efektif secara konsisten, — lebih mendekati cara berdoa seperti yang dipanjatkan Yesus Kristus. Inilah yang saya sampaikan kepada para perawat di rumah sakit itu—suatu doa penyembuhan Ilmupengetahuan Kristen, suatu doa yang spesifik bagi seseorang, yang dirancang untuk mendatangkan hasil yang praktis. 

Penemu dan Pendiri Ilmupengetahuan Kristen, Mary Baker Eddy, memasukkan berbagai rujukan tentang doa sebagai cara penyembuhan dalam bukunya Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci. Beberapa halaman dikhususkan untuk doa penyembuhan, seperti yang tertulis di “Pekerjaan Penyembuhan Secara Mental Diterangkan” dalam bab “Mempraktekkan Ilmupengetahuan Kristen” (lihat hlm. 410). Detil-detil tentang bagaimana memberikan doa penyembuhan Ilmupengetahuan Kristen adalah bagian dari apa yang diajarkan dalam kelas penataran Pertama (pelajaran kursus) yang diberikan seorang guru yang berwenang dalam Ilmupengetahuan Kristen. 

Sebagaimana halnya dengan setiap upaya, jika kita tidak secara teratur memberikan doa penyembuhan seperti ini, mempraktekkannya, dan berusaha memperbaikinya, maka kita menjadi kurang fasih, atau kita bisa lupa sama sekali bagaimana memberikan doa seperti itu. Sayangnya, saya telah mendengar dari beberapa orang yang telah mengikuti pelajaran kursus bertahun-tahun yang lalu dan mereka mengeluh, “Saya kira, saya tidak ingat bagaimana cara memberikan doa penyembuhan Ilmupengetahuan Kristen.” 

Tentu saja, tidak ada yang dapat menggantikan ajaran penuh yang diberikan selama pelajaran kursus, dan juga pentingnya pembelajaran individual tentang Ilmupengetahuan Kristen. Meskipun demikian, adalah bermanfaat untuk melihat kembali unsur-unsur yang dapat ditemukan dalam doa penyembuhan Ilmupengetahuan Kristen. Unsur-unsur ini bukanlah langkah-langkah atau formula, atau teks untuk memberikan doa penyembuhan, tetapi menyediakan suatu dasar yang dapat mendatangkan keajegan dan kemanjuran pada ilham penyembuhan kita. 

Penalaran “Dari sebab kepada akibat”

Saya pernah melihat suatu stiker di bumper sebuah mobil yang berbunyi, “Allah mengasihimu, dan saya berusaha.” Hal itu terdengar lucu. Dan meskipun itu mungkin suatu sentimen umum yang dirasakan banyak orang, hal itu berlawanan sama sekali dengan pendekatan Ilmupengetahuan Kristen tentang doa. Beberapa orang berdoa dengan harapan keadaan akan menjadi lebih baik di masa depan. Beberapa orang berdoa sementara berpikir bahwa mereka adalah campuran dari kebaikan dan kejahatan. Dan beberapa orang berdoa untuk mendapatkan penghiburan, tidak pernah berharap bahwa doa dapat membawa hasil yang praktis. Ini semua adalah cara-cara yang umumnya terpikir tentang doa. Tetapi Ilmupengetahuan Kristen membawa kita lebih tinggi.  

Sementara permohonan yang penuh kerendahan hati kepada Allah tidak pernah salah, suatu doa penyembuhan dalam Ilmupengetahuan Kristen mengakui bahwa Allah sudah memberkati kita sepenuhnya. Pikiran kitalah yang perlu dijangkau, bukan pikiran Allah! Kita belajar untuk mendengarkan dan memahami apa yang sudah dilakukan-Nya bagi kita. 

Ny. Eddy berulang kali menekankan pentingnya metafisika yang ilmiah dan apa yang disebutnya sebagai penalaran rohaniah atau penalaran yang benar. Dia menulis: “Dalam  pemikiran kita dari sebab kepada akibat dalam Ilmupengetahuan Budi, kita mulai dengan Budi, yang harus dipahami dengan perantaraan ide yang menyatakanNya dan tidak dapat diketahui dari kebalikanNya, yakni zat” (Ilmupengetahuan dan Kesehatan, hlm. 467).  

Pemikiran “dari sebab kepada akibat” ini adalah kerangka dari setiap penyembuhan. Sementara kecenderungan insani adalah memulai dengan melihat kepada masalah, penalaran rohaniah mulai dengan memandang Allah—sumber dari segala kebaikan; kecerdasan dan kearifan yang tidak berhingga; satu-satunya kuasa dan kewenangan; Hidup abadi, Jiwa yang senantiasa kreatif. Mulai dengan Allah bukan hanya serta merta memberikan penghiburan; itu adalah cara yang paling cepat untuk melenyapkan ketakutan yang begitu umum dalam masalah kita. 

Ketika penalaran dimulai dengan sebab yang rohaniah, Budi yang satu, pernyataannya selalu merupakan fakta rohaniah, tidak didasarkan pada pengamatan insani, kesaksian medis, atau penalaran fana. Fakta-fakta rohaniah yang didasarkan pada sebab ilahi yang satu-satunya inilah, yang teranyam dalam seluruh doa penyembuhan dan berlaku secara langsung pada “akibatnya”—anda dan saya.

Sifat Allah dan manusia 

Kita tidak pernah bisa menganggap biasa saja, terang rohaniah yang didatangkan Ilmupengetahuan Kristen yang mendefinisikan Allah dan kita sebagai ciptaan-Nya.  Yesus bersabda, “Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di surga adalah sempurna” (Matius 5:48). Ini adalah suatu pernyataan yang membingungkan bagi mereka yang berpikir bahwa manusia adalah pendosa yang menyedihkan dan bahwa Allah memandang kita seperti itu. 

Allah tidak sewenang-wenang, berubah-ubah, atau bertingkah. Dia bukanlah Tuhan dengan kepribadian insani, emosi yang berubah-ubah, atau mengasihi kita detik ini lalu marah kepada kita detik berikutnya. Jika kita mengenal kasih Allah—kearifan dan kebaikan-Nya yang tetap dan tanpa syarat—lalu mengapa kita tidak berdoa kepada-Nya seperti kepada wujud yang demikian? Ilmupengetahuan dan Kesehatan mendefinisikan Allah sebagai “Budi, Roh, Jiwa, Asas, Hidup, Kebenaran, dan Kasih, yang bersifat tidak badaniah, ilahi, mahatinggi, dan tidak berhingga” (hlm. 465). 

Saya tidak bisa memikirkan titik pangkal atau landasan yang lebih baik bagi doa daripada merenungkan dan menyelidiki istilah-istilah dan kata-kata sifat untuk Allah ini. Banyak cara untuk menggambarkan keindahan, kuasa, dan kemuliaan Allah, tetapi keempat kata sifat khusus dan tujuh sinonim ini kaya dalam makna dan tidak meninggalkan keraguan sedikit pun mengenai sifat Bapa surgawi kita. 

Ilmupengetahuan Kristen mengajarkan bahwa manusia mencerminkan Allah. Semua yang benar tentang Allah berlaku juga untuk ide-ide-Nya—termasuk anda dan saya. Ini memang bukan apa yang seakan berlaku di dunia, tetapi inilah alasan untuk berdoa dengan cara ini—menegaskan kesejatian rohaniah dan memahami sifat kita sebagai cerminan sempurna Allah. Sifat ilahi itu seakan terselubung dan tersembunyi oleh dunia kebendaan di mana kita hidup, karena itu sifat tersebut perlu dinyatakan dengan gigih, dihargai, dan dipahami, agar dapat ditunjukkan dan dibuktikan sekarang. 

Manusia yang diciptakan Allah selalu merupakan cerminan sempurna Kasih yang tidak berhingga, Kebenaran yang memelihara, dan Hidup abadi—yang hidup dengan kewenangan ilahi. Dia hidup tunduk kepada hukum Allah akan keindahan, kesehatan, dan kecerdasan. 

Mengidentifikasi masalahnya 

Ada yang mungkin berpikir bahwa begitu kita telah menyatakan kesemestaan Allah, dan bahwa perhubungan pasien dengan Allah selalu utuh, doa penyembuhan kita sudah lengkap. Tetapi belum! Itu akan mengabaikan suatu aspek penting dalam doa penyembuhan—mengidentifikasi masalahnya, atau apa yang disebut dalam Ilmupengetahuan Kristen sebagai “kesesatan,” di dalam pikiran pasien. 

Seseorang pernah mengajukan pertanyaan ini kepada Mary Baker Eddy, “Apakah cara yang terbaik untuk menghasilkan penyembuhan serta merta?” Menurut ceritanya, Ny. Eddy menjawab, “Akan saya beritahukan kepada anda cara melakukan hal itu. Dengan mengasihi! Amalkanlah kasih—jadilah kasih—kasih, kasih, kasih. Janganlah mengetahui sesuatu selain Kasih. Jadilah kasih seutuhnya. Tidak ada yang lain. Itu akan melakukan pekerjaan tersebut. Itu akan menyembuhkan semuanya; itu akan membangkitkan orang mati. Jadilah hanya kasih saja, bukan sesuatu yang lain”   (Sue Harper Mims, We Knew Mary Baker Eddy, edisi 1979, hlm. 134).

Sungguh jawaban yang sangat dalam! Tetapi ada kelanjutannya. Sue Harper Mims meneruskan: “Lalu diajukanlah apa yang bagi saya merupakan pertanyaan yang paling menarik dalam kelas itu. Seseorang berkata, ‘Tetapi, Ibu, apakah kita tidak harus membedakan antara kebaikan dan kejahatan?’ Pada dasarnya, Ny. Eddy menjawab seperti ini: ‘Ah, sekarang anda menanyakan hal yang bagi saya paling sulit dalam Ilmupengetahuan Kristen! Benar, kita harus melihat dan mencela kejahatan. Alkitab memberitahu kita bahwa Yesus adalah pilihan Allah karena dia mencintai keadilan dan ‘membenci kefasikan’! Seringkali saya mendambakan untuk hanya melihat dan mengetahui Kasih—hanya yang baik—tetapi saya tidak berani. Saya harus menyingkapkan dan menegur dan membenci kejahatan’” (hlm. 134). 

Bagi saya, pelajaran yang kedua ini sama pentingnya dan dalamnya seperti yang pertama. Boleh dikatakan bahwa kepenuhan kasih kita kepada Allah dan manusia lengkap ketika mencakup juga pembedaan antara kebaikan dan kejahatan. Sayangnya, saya mendapati bahwa apa yang disebut Ny. Eddy sebagai “hal yang tersulit” cenderung menjadi yang paling mudah dilupakan. Namun demikian, Ilmupengetahuan Kristen menjadikan jelas, bahwa kejahatan atau kesesatan tidak pernah boleh diabaikan! 

Dengan cara yang sama, doa penyembuhan kita perlu menegaskan dan “mencintai keadilan” maupun “melihat dan mencela kejahatan.” Tetapi kita tidak perlu berlama-lama berpikir tentang penderitaan untuk menyembuhkannya dan menyadarinya sebagai bukan sesuatu. Sesungguhnya, yang paling baik adalah menanganinya dengan cepat dan secara efisien. Berpikir tentang berbagai istilah dan sifat Allah untuk menunjukkan kesemestaan-Nya juga menunjukkan ketidakberdayaan kesesatan, ketidakmampuannya, dan ketidaksesuatuannya.  

“Kesejatian yang sangat berkuasa akan Allah, kebaikan,” dan “ketidaksesuatuan suatu hidup dan kecerdasan yang kebendaan,” adalah apa yang disebut Ilmupengetahuan dan Kesehatan sebagai “kedua pokok utama” dalam Ilmupengetahuan Kristen (hlm. 52). Doa yang mencakup kedua pokok utama ini sanggup mengetahui dengan jelas manusia ciptaan Allah—yang tidak pernah menjadi korban keadaan, tidak pernah tunduk kepada ketakutan, nasib, kecelakaan, penularan, penyakit, atau maut. 

Meskipun demikian, keseluruhan doa bukanlah hanya penggunaan kata-kata dan frasa yang tepat. Metafisika yang ilmiah, pengertian rohaniah, dan ilham ilahi, semua berjalan bersama dan tidak dapat ditiadakan dalam doa penyembuhan Ilmupengetahuan Kristen. Semua itu membimbing pernyataan individual doa kita. Semua itu mendatangkan wawasan dan pemahaman yang hanya dapat datang dari Budi ilahi. Semua itu selalu membimbing kepada kesimpulan akan Allah yang sempurna dan manusia yang sempurna. 

Secara efektif menerapkan penalaran dari sebab kepada akibat, menggunakannya untuk melihat sifat sesungguhnya dari Allah dan manusia, dan untuk secara ilmiah menangani suatu masalah, adalah sesuatu yang harus benar-benar kita kerjakan. Ini adalah mendisiplinkan pikiran yang menuntut pengabdian kita untuk dilakukan dengan baik. Tetapi itu tidak menjadikannya suatu beban. Belajar menyembuhkan melalui doa menghasilkan pandangan yang jernih, kesanggupan untuk melihat kesejatian ilahi, dan pemahaman rohaniah yang jauh lebih mendalam. Ini membuat doa seperti itu bersifat merubah dan menguatkan. Dan seperti yang saya alami dengan para perawat itu, hal itu memberkati baik yang berdoa maupun yang didoakan dengan keindahan serta roh Kristus. 

Phil Davis adalah seorang penyembuh dan guru Ilmupengetahuan Kristen dari daerah Chicago, Illinois, AS. 

Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.