Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

2018

Penulis untuk majalah Sentinel Shelly Richardson mewawancarai pelajar Ilmupengetahuan Kristen Stephanie Simon dan ibunya Maria Camaliche-Simon tentang kewanitaan dan doa saat memasuki profesi yang didominasi pria. Stephanie adalah anggota Akademi Angkatan Laut Amerika Serikat yang baru saja lulus dan Letnan Dua di Korps Marinir Amerika Serikat.

Pada musim panas yang lalu saya berkesempatan menyaksikan suatu kesembuhan yang serta merta! Saya berkendara ke negara bagian lain untuk mengikuti perlombaan menjerat lembu jantan yang diadakan setiap tahun. Perlombaan tersebut akan berlangsung sehari penuh diikuti sekitar 100 penjerat.

Ketika tumbuh dewasa, saya sering mengunjungi nenek saya, dan kami kerap kali membaca dari Alkitab. Mazmur 23 adalah salah satu kesukaan kami.

Protes terhadap ketidakadilan di seluruh dunia seringkali telah membawa kemajuan meskipun ada perlawanan kuat dari kepentingan-kepentingan yang sudah bercokol dan korup. Banyak protes yang menggerakkan hati masyarakat diingat karena pesannya yang sederhana dan kuat, seperti aksi para pengumpul sampah sanitasi kulit hitam di Amerika Serikat pada tahun 1968, yang melakukan protes untuk mendapatkan kondisi kerja yang lebih baik.

Pada musim panas saat saya berada pada peralihan tingkat satu dan dua perguruan tinggi, saya perlu menyembuhkan perasaan terluka dan benci terhadap mantan pacar saya. Kebetulan, kami akan bekerja sama sebagai staf di suatu perkemahan musim panas bagi para siswa Sekolah Minggu Ilmupengetahuan Kristen, dan hal ini membuat saya lebih bertekad untuk mengatasi perasaan negatif tersebut.

Beberapa tahun sesudah saya menjadi penyembuh Ilmupengetahuan Kristen, adakalanya pada malam hari terkadang saya merasakan sakit yang hebat di dada. Setiap kali ini terjadi, saya akan tanpa bersuara merenungkan “pernyataan ilmiah tentang wujud” sampai saya melihat sekilas makna yang sangat besar di balik kata-kata itu, khususnya, “Segala-galanya ialah Budi yang tidak berhingga dengan penyataanNya yang tidak berhingga, karena Allah adalah Semua-dalam-semua” (Mary Baker Eddy, Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci, hlm.

Setelah berkarir selama 21 tahun di angkatan bersenjata Amerika Serikat, saya menjalani test kesehatan tahunan VA (Veteran Affairs—Urusan Veteran), yang diwajibkan karena saya menerima manfaat sebagai seorang veteran. Dalam pemeriksaan tersebut saya didiagnosa menderita kanker pankreas yang langka.

Mary Baker Eddy telah memberikan kepada para anggota Gereja Induk kewajiban-kewajiban tertentu untuk dijalankan setiap hari. Semua ini dijabarkannya di Buku Pedoman Gereja Induk.

Setelah orang yang sudah lama menjadi atasan saya, dengan siapa saya merasa sangat nyaman bekerja, pensiun, saya tidak tahu bagaimana atasan saya yang baru memandang diri saya. Dia tampaknya berpendapat bahwa saya harus menjadi kelinci percobaan bagi tim penjualan, dan memberi tugas-tugas yang sangat menantang bagi saya.

Ketika Mary Baker Eddy mentahbiskan Alkitab, dan buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci sebagai Pendeta bagi Gereja Induk, kedua buku itu mendapat tugas untuk "terus berkhotbah bagi Gereja ini dan bagi dunia" ( Buku Pedoman Gereja , hlm. 58).

Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.