Beberapa tahun yang lalu, pada suatu malam, saya terbangun tidak bisa bernafas. Langsung saya sepenuhnya waspada dan menyatakan dalam batin, “Zat tidak bisa mengambil hidup saya, karena Allah adalah hidup saya.” Penyangkalan terhadap zat ini, dan penegasan tentang kesatuan saya dengan Hidup ilahi, menyurutkan ketakutan saya. Saya tahu, saya tidak bisa mati. Saya juga mengetahui bahwa Allah hadir dan bahwa saya dapat mempercayai kuasa Kristus yang menyelamatkan dan melindungi.
Saya menyalakan lampu tempat tidur saya dan membuka buku Miscellaneous Writings 1883–1896 karangan Mary Baker Eddy, Penemu dan Pendiri Ilmupengetahuan Kristen. Mata saya tertuju pada kata-kata ini: “Kuasa yang menyembuhkan adalah Kebenaran dan Kasih, dan keduanya tidaklah gagal dalam keadaan darurat yang segawat-gawatnya” (hlm. 5).
Jelaslah bahwa Allah berbicara kepada saya melalui kata-kata ini. Kata-kata tersebut adalah suatu anugerah besar bagi pikiran saya, dan memberi saya keyakinan yang jelas dan dalam akan kuasa penyembuhan Kebenaran dan Kasih. Akibat dari keyakinan itu terlihat dengan serta merta; saya cukup terbebas dari gejala-gejala tersebut sehingga saya mulai dapat bernafas, dan melanjutkan doa penyembuhan Ilmupengetahuan Kristen bagi diri saya sendiri.
Sedang saya berdoa, nafas saya berangsur menjadi normal. Ketika merasa bahwa pekerjaan mendoa itu sudah cukup, dan semua bahaya telah terlalui, saya tergoda untuk tidur kembali. Tetapi, gejala-gejala tersebut belum sepenuhnya hilang, dan dengan cepat saya merasa tergerak untuk tetap bangun dan terus berdoa sampai kesembuhan saya sempurna.
Suatu peringatan yang datang dari salah satu perumpaan Yesus Kristus memenuhi pikiran saya: “Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu” (Lukas 12:20). Kata-kata tersebut membuat saya terkejut, tetapi saya sadar bahwa bagi saya kata-kata itu bukanlah peringatan mengenai kematian melainkan agar saya tetap bangun dan berdoa— bahwa “jiwa” saya, atau pengertian rohaniah saya, masih diperlukan. Naluri yang jelas ini menunjukkan kepada saya bahwa Kasih ilahi hadir dan melindungi saya, dan untuk mematuhi panggilan Allah ini, saya bangkit dari tempat tidur, mengenakan pakaian hangat dan sepatu, dan keluar melalui pintu depan. Saya mondar-mandir di jalan sambil berdoa, dan percaya bahwa saya akan segera sembuh sama sekali.
Selama melakukan hal tersebut saya menyatakan bahwa doa penyembuhan Ilmupengetahuan Kristen efektif—khususnya, bahwa Ilmupengetahuan Kristen menyembuhkan dengan cepat dan sempurna. Saya menegaskan bahwa tidak ada yang dapat menghalangi keberhasilan doa saya, dan bahwa tidak ada “penyangkalan halus akan Kebenaran,” yang disebabkan ketidaktahuan ataupun itikad jahat, dapat mencederai wujud saya (Miscellaneous Writings, hlm. 31).
Sebagai akibat dari doa-doa tersebut, seakan saya menyaksikan kabut terangkat. Ketika dengan sadar saya menegaskan sifat rohaniah dan kesempurnaan saya, saya dapat merasakan sesak nafas yang masih tertinggal sirna. Dalam 20 menit nafas saya sudah kembali normal, dan beberapa jam kemudian tidak ada bukti yang tersisa dari kondisi tersebut. Kesembuhan saya berlangsung dengan cepat, permanen, dan tuntas, dan kesulitan tersebut tidak pernah muncul kembali.
Kesembuhan ini menggambarkan kepada saya kuasa Ilmupengetahuan Kristen dalam melestarikan hidup. Hal tersebut masih terus memberi kesan kuat kepada saya akan bukti bahwa Kasih ilahi memenuhi segala keperluan kita, dan tidak gagal walaupun dalam keadaan darurat yang tergawat sekalipun.
Carl Sheasley
Roxbury, Massachusetts, AS