Ketika putera saya meninggal dalam kecelakaan mobil, saya sangat terguncang. Ini terjadi sebelum saya menemukan Ilmupengetahuan Kristen, dan saat itu saya menganggap Allah sebagai Tuhan yang suka menghukum. Tetapi saya telah mendengar bahwa Allah itu baik, dan saya berpikir: “Baiklah, kalau Allah itu ada, dan Allah itu baik, Ia tidak akan melakukan hal ini kepada seorang ibu. Tidak sesuatu pun yang baik, akan merampas anak dari ibunya.”
Hal ini membuat saya melakukan pencarian yang intensif. Saya berbicara dengan para pendeta, saya membaca berbagai buku, dan saya mendengarkan semua yang menurut saya dapat membantu pencarian saya. Tetapi setiap kali saya berusaha memahami atau mencari penghiburan dari Alkitab, saya sama sekali tidak berhasil. Setiap kali makin banyak pertanyaan yang muncul dalam pikiran saya. Rasanya saya telah membaca dan mencari 24 jam sehari. Saya berupaya keras untuk memahami apa yang telah terjadi.
Dalam rangka pencarian ini, saya menghadiri sebuah pertemuan pengilhaman lintas kepercayaan. Orang yang memimpin pertemuan itu memperkenalkan diri sebagai penasihat dalam masalah keluarga, tetapi pembicaraannya lebih banyak mengenai kebaikan, Allah, dan penyembuhan. Sesudah pertemuan tersebut saya membuat janji untuk bertemu dengannya.
Ketika tiba di kantornya, saya merasa bahwa orang itu sangat baik dan pengasih. Dia mulai menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang umum: Siapa nama Anda, di mana alamat Anda, apakah Anda mempunyai anak? Saya menangis tersedu-sedu, dan berkata: “Itulah masalahnya! Putera saya baru saja meninggal dalam kecelakaan mobil yang mengerikan.”
Pria itu berkata, “Yang Anda butuhkan adalah Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci karangan Mary Baker Eddy.” Meskipun dia bukan pelajar Ilmupengetahuan Kristen, dia menggunakan ide-ide dari buku itu dalam memberikan konseling. Saya tidak tahu apa-apa mengenai buku itu, tetapi dia mulai berbicara dengan saya tentang Allah, dan mengatakan bahwa Allah itu Roh, dan Allah itu baik, dan bahwa Hidup ilahi, Allah, bersifat abadi. Bukan bahwa hari ini kita ada di sini dan akan menemukan hidup atau keabadian setelah kita mati. Keabadian sudah senantiasa tersedia saat ini. Ini merupakan ide-ide yang belum pernah saya dengar sebelumnya, dan membangkitkan perhatian saya.
Saya mengatakan, “Bagaimana Allah yang baik bisa melakukan hal ini kepada seorang ibu?” Dia mengatakan: “Allah tidak melakukannya, dan Anda akan menemukan kebenaran.” Itulah yang saya cari selama ini. Saya membeli buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan dan mulai membacanya.
Saya mulai mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan saya, dan salah satu yang sangat berkesan terdapat di halaman 275 buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan: “Pangkal bertolak Ilmupengetahuan ilahi ialah: Allah, Roh, adalah Semua-dalam-semua, dan tidak ada kekuasaan ataupun Budi yang lain....” Saya memahaminya seakan seperti ini, “Baiklah, kita selalu mulai dengan Allah—apakah Allah itu,” dan kita diciptakan dalam gambar dan keserupaan Allah.
Hal lain yang saya pegang sejak awal terdapat dalam Kitab Filipi, “Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu” (4:8).
Saya tahu ini adalah suatu perintah—bukan seperti, “Wah, sebaiknya Anda melakukan hal ini,” atau, “Mungkin inilah yang harus Anda lakukan”. Pangkal bertolak kita adalah Allah. Dan kita bersifat rohaniah. Kesejatian rohaniah ini harus merupakan pangkal bertolak kita dan kita harus menetap di sana. Selain itu melalui Ilmupengetahuan dan Kesehatan, Alkitab menjadi terbuka bagi saya dengan cara yang belum pernah saya pahami sebelumnya. Saya tidak lagi memandang Allah sebagai Tuhan yang suka menghukum yang menyebabkan segala hal yang mengerikan. Semua yang dapat terjadi pada manusia insani dikemukakan dalam Alkitab. Tetapi Alkitab juga menyatakan bahwa Roh adalah mahakuasa, dan kebaikan selalu menang. Itulah yang telah selalu saya cari. Saya selalu menyukai ide tentang kebaikan.
Saya mulai memahami bahwa hukum Allah akan kebaikan, akan kasih, dan akan kesehatan, bersifat ilmiah dan dapat dibuktikan. Oleh karena itu saya harus mulai dengan Ilmupengetahuan ilahi. Itu adalah kebenaran yang mutlak dan dapat dibuktikan, dan itulah yang saya cari.
Hal ini terasa sangat menenteramkan, dan memberi saya cara-cara untuk mengatasi mimpi buruk tentang putera saya, yang sering saya alami.
Saya berpaling kepada petikan dari Ilmupengetahuan dan Kesehatan ini: “Jalan untuk mengeluarkan kesesatan dari budi fana ialah mengalirkan masuk kebenaran dengan arus pasang Kasih. Kesempurnaan Kristen tidak diperoleh atas dasar yang lain” (hlm. 201), dan itulah yang saya coba lakukan—mengalirkan masuk kebenaran dengan arus pasang Kasih. Saya membaca berbagai artikel dan kesaksian penyembuhan di majalah Sentinel dan The Christian Science Journal. Saya membawa Ilmupengetahuan dan Kesehatan ke mana pun saya pergi. Saya membacanya saat rehat makan siang. Saya melahap semua kata-kata kebenaran yang dapat saya temukan. Sebagai hasilnya, saya merasa kesedihan saya sangat berkurang.
Pada waktu yang sama, di tubuh saya terdapat daging tumbuh, dan kelihatannya perlu perawatan medik. Oleh karena itu saya ke dokter dan menjalani pemotretan sinar-X, dan dokter itu mengatakan bahwa keadaannya buruk sekali. Pertumbuhan terjadi di daerah yang tidak dapat dioperasi, dan hasilnya tidak menggembirakan. Dokter itu mengatakan bahwa saya harus menjalani biopsi, lalu dia meninggalkan ruangan itu.
Saya berpaling kepada Allah, dan berkata, “Ya Allah, Tuhanku, apakah ini ganas?” Dan saya mendengar jawaban “Tidak!” dengan keras dalam pikiran saya. Oleh karena itu saya pergi meninggalkan ruang dokter itu, dan menyurati seorang penyembuh Ilmupengetahuan Kristen untuk mendapatkan bantuan doa penyembuhan. Saya berpikir, “Jika Allah itu ada, dan Allah itu baik, maka seperti dinyatakan dalam Alkitab, “pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah” (Yosua 24:15). Saya tahu, “saya akan beribadah kepada Allah, dan itulah pendirian saya.”
Penyembuh menelepon saya dan berkata, “Anda aman—Anda baik-baik saja,” dan mulai berdoa untuk saya. Suatu hari saat berkendara di jalan bebas hambatan, tanpa sesuatu sebab, tiba-tiba saya merasakan suka cita yang besar sekali. Maksud saya, tidak ada kejadian yang istimewa—saya sedang berkendara—tetapi saya merasakan kegembiraan yang luar biasa, bahwa semuanya baik. Saya merasa telah menerima pesan “bahwa semua baik-baik saja, dan Anda aman.” Saya tidak tahu kapan persisnya daging tumbuh itu hilang, pertumbuhan itu tidak ada lagi. Sama sekali hilang. Penyembuhan ini benar-benar membantu mengukuhkan ide bahwa kita bukanlah bersifat kebendaan dan bahwa zat bukanlah seperti apa yang kita pikirkan.
Dalam dua tahun berikutnya saya menjadi anggota dari cabang Gereja Pertama Kristus, Ahli Ilmupengetahuan, dan juga anggota Gereja Induk. Saya juga mengikuti pelajaran kursus dalam Ilmupengetahuan Kristen, di mana kita belajar lebih banyak tentang Allah dan bagaimana menyembuhkan dalam Ilmupengetahuan Kristen.
Sebelum mengenal Ilmupengetahuan Kristen, saya menderita herpes yang sangat parah, dan sudah berlangsung selama bertahun-tahun. Waktu itu saya memeriksakan ke dokter yang mengatakan, “Penyakit ini tidak ada obatnya dan bisa kambuh.”
Setelah daging tumbuh itu hilang, penyakit herpesnya kambuh. Saya sangat ketakutan mengingat rasa sakit yang saya alami sebelumnya. Tetapi saat itu, saya telah belajar tentang cara berdoa. Ny. Eddy mengatakan dalam Ilmupengetahuan dan Kesehatan: “Untuk menyembuhkan penyakit yang mana juapun, diperlukan fakta yang merupakan kebalikannya. Maksud kita dalam mengucapkan kebenaran ialah untuk menegur dan memusnahkan kesesatan. Mengapa kebenaran tidak akan mujarab dalam hal penyakit, kalau penyakit semata-mata adalah akibat ketidakselarasan?” (hlm. 233). Maka saya pergi berjalan-jalan, dan berpikir, “Tuhan, apakah fakta yang merupakan kebalikan penyakit ini? Apa yang perlu saya lihat saat ini?”
Dan, fakta yang merupakan kebalikannya pun datang, yakni, bahwa kita bersifat rohaniah. Jadi saya tahu bahwa saya bersifat rohaniah. Saya adalah ide Allah, utuh dan lengkap. Saya tiba di lampu merah penyeberangan jalan, dan tiba-tiba, seakan semua ketakutan dibuang. Saya tahu saya sembuh. Dalam sekejap penyakit itu hilang. Sangat jelas bagi saya bahwa saya telah sembuh. Saya tahu bahwa penyakit itu telah hilang. Saya berlari pulang, membuka kaus saya dan sama sekali tidak ada tanda-tanda penyakit herpes. Semua itu lenyap saat saya memahami bahwa Allah adalah Kasih. Itu merupakan kesembuhan yang serta-merta, dan sangat luar biasa sehingga saya lebih menyadari bahwa zat tidak memiliki substansi yang nyata, seperti yang kita pikirkan.
Semua itu terjadi lebih dari 25 tahun yang lalu, dan sebagai akibat dari kejadian tersebut saya mendapatkan kedamaian—saya telah mengatasi rasa duka saya. Saat ini saya sama sekali tidak merasa kehilangan. Saya merasakan kasih—saya merasakan kasih kepada anak saya. Pemahaman yang lebih baik mengenai apa sesungguhnya kasih itu telah membantu saya memahami wujud anak saya yang bersifat rohaniah dan abadi. Dan kedua penyembuhan di atas menguatkan pemahaman serta kepercayaan saya kepada Allah, kebaikan. Saya berpaling kepada Allah untuk semua hal—dalam setiap keperluan.
Pat Segars
Lake Oswego, Oregon, AS