Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

Karunia Natal

Dari Bentara Ilmupengetahuan Kristen - 4 Desember 2015

Aslinya diterbitkan di edisi 25 Desember 1976 majalah Christian Science Sentinel


Tidak peduli kapan kita merayakannya, tidak peduli penyimpangan-penyimpangan yang mengelilinginya, tidak peduli hingar bingar beserta ekses yang datang dari iklan mengenainya, tidak ada yang telah benar-benar menyembunyikan pesan Natal bahwa Allah bersama kita. Allah telah memberikan tidak kurang dari seluruh diriNya yang sempurna untuk dicerminkan sebagai kesejatian dari setiap orang di antara kita. 

Itulah kebenaran yang berlaku sepanjang waktu. Dalam buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan Ny. Eddy menulis, "Dalam segala keturunan, baik sebelum maupun sesudah permulaan tarikh Kristen, Kristus, sebagai ide rohaniah — cerminan Allah — telah datang dengan sekadar kekuasaan serta kasih karunia kepada tiap-tiap orang yang bersedia menerima Kristus, Kebenaran” (hlm. 333).

Oleh karena itu Natal bukanlah sepenggal waktu dalam satu tahun; Natal mengingatkan kita pada ide rohaniah Allah—Kristus—yang senantiasa hadir. Jika Yesus menyatakan ide rohaniah tentang Allah lebih sempurna daripada siapa saja yang hidup sebelum atau sesudahnya (dan karena itu kita menyebutnya Yesus Kristus), Kristus tidak pernah datang dan pergi. Kristus ada selamanya.

Sang Guru terkasih bekerja keras untuk menyatakan secara insani sifat Kristusnya yang abadi, sehingga kita semua dapat menemukan jalan kita. Hal ini dinyatakan dengan begitu fasih dalam doanya yang sederhana, “Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada” (Yohanes 17:5). Melalui teladan Sang Guru yang penuh kasih dan monumental, Natal menjanjikan kepada setiap orang di antara kita untuk menemukan kesejatian rohaniah kita.

Sekarang ini Ilmupengetahuan Kristen menembus mazhab kegerejaan yang terkumpul selama berabad-abad dan menjadikan pemahaman mengenai ide-Kristus serta-merta praktis. Sekali lagi banyak orang disembuhkan melalui kesadaran yang murni akan Allah. Mereka diangkat dari keadaan yang tidak berpengharapan dengan mendapati bahwa mereka adalah ide-ide Allah yang berkembang, bukan organisme biokimia yang rumit.

Dunia yang disusun dari zat, yang dapat datang dan pergi, dengan segudang kesulitan dan kebaikannya yang tidak memadai, adalah pernyataan lahir dari kepercayaan akan hidup yang terpisah dari Allah. Kita tidak perlu bekerja untuk menemukan jalan keluar dari dunia kebendaan dengan masalah-masalahnya—kita hanya perlu mengatasi kepercayaan kepada hal tersebut. Dunia kefanaan yang tidak bertuhan tidak pernah ada kecuali sebagai suatu kepercayaan. Natal menembus kepercayaan yang pekat kepada hal yang mustahil ini dengan berita tentang kesatuan manusia dengan Allah sebagai cerminan baka kebaikan yang mahakuasa.

Karena wujud kita yang sejati ada bersama-sama dengan Allah, yang kita perlukan selama keabadian kita cakup setiap saat. Misalnya, kita tidak perlu menunggu seorang teman yang istimewa untuk mendapatkan pertemanan. Dalam semangat Natal yang sesungguhnya untuk memberi, kita dapat memberikan  kasih dan rasa sayang yang tidak ada habisnya yang mengalir dari Allah melalui wujud kita dan dengan berbuat demikian, kita mendapat pertemanan ilahi. Jika motif kita adalah memberi pertemanan yang tulus alih-alih mencarinya, dunia tidak akan mendiktekan kepada kita pola-pola pertemanan yang tidak sesuai. Kita akan dibimbing oleh rencana Kasih untuk mendapatkan pemenuhan kita yang khusus—apakah itu seorang pasangan, suatu tujuan mulia, berbagi sesuatu bakat seni, atau pertemanan dengan pemikiran serta watak orang-orang besar yang melintasi zaman. Kita merasa terpuaskan sebanding kita membiarkan yang ilahi di dalam diri kita mengalir keluar.

Dalam semangat Natal yang sama kita tidak menginginkan keuntungan pribadi, baik secara finansial maupun sosial. Kalau demikian, kita percaya bahwa kita tidak mendapatkan kebaikan Sang Bapa, sedangkan Natal memberitahu kita, bahwa kita selalu memiliki kebaikanNya dalam kelimpah-ruahan yang tidak berhingga. Berbagi sebisa kita, kita memiliki kekayaan sejati yang akan menemukan pernyataannya secara insani. Kita akan bergantung kepada Allah, sumber segala yang berharga, alih-alih kepada orang atau uang. Jika alih-alih mencari kedudukan, kekuasaan duniawi, dan pengakuan, kita hanya berusaha menjadi pernyataan yang rendah hati  dari kasih serta kebaikan Allah, kita tidak hanya akan menemukan apa yang kita cari, kita juga akan menemukan kebesaran dalam arti kata yang sesungguhnya.

Ketika Natal yang senantiasa hadir dipahami dalam Ilmupengetahuan ilahi, maka baik kuman atau virus atau bom atau keadaan, tidak dapat meneror kita. Ketika ide-Kristus Allah kita biarkan memasuki kesadaran kita, maka hal itu menegur kejahatan dengan kewenangan sama yang dinyatakan Yesus Kristus dan meniadakan kemungkinan adanya kegiatan yang merusak, karena menyangka ide-Kristus itu tidak hadir. Sementara kesadaran kita berkembang dalam menyatakan kebaikan yang ilahi dan tidak berhingga, maka kemunculan penyakit dan penderitaan hilang. Dalam pengetahuan Allah akan diriNya sendiri kita semua mendapati wujud kita—suatu persaudaraan yang bersatu, sempurna dan damai.

Tidak ada yang tidak mendapatkan berkat Natal. Kasih Allah bagi setiap anakNya adalah tidak berhingga, tidak peduli di mata dunia ia dianggap rendah atau hebat. Apakah Allah lebih mengasihi elang emas daripada burung pipit kecil yang pemberani? Apakah Ia mengasihi orang di seberang jalan lebih daripada anda? Allah memberikan semua milikNya yang tidak terbagi kepada setiap orang di antara kita—memberkati kita dengan seluruh sifatNya dan kebaikanNya. Hanya jika kita tidak menyadariNya, kita bisa merasa ditinggalkan. Tetapi Kristus menjadikan kita mampu mengatasi ketidaktahuan kefanaan. Kristus dapat mengambil seluruh kesenangan palsu serta tujuan yang mementingkan diri sendiri dari diri kita, tetapi sebagai imbalannya Kristus memberikan semua yang ada—suatu pengertian bahwa kita, dan semuanya, menyatu dengan Allah.

Oleh karena itu marilah kita hayati dengan sepenuh hati makna Natal. Pesannya akan Imanuel bukanlah berarti Allah di antara kita, tetapi Allah bersama kita—kemuliaanNya yang penuh sebagai pusat wujud kita. Kita masing-masing berasal dari kemuliaanNya, dan kemuliaan ilahi inilah yang benar-benar memelihara kita dan memberi kesejatian kepada kita. Kebaikan yang tidak berhingga sama sekali tidak bisa tidak memberi. Semua yang dimiliki Allah sudah terbangun secara abadi dalam wujud kita yang sejati. Inilah karunia Natal yang menakjubkan, yang membuangkan seluruh kemurungan dunia, dan menunjukkan kemuliaan seluruh ciptaan.

Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.