Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

Bersatu dalam perjuangan yang membawa kebebasan

Dari Bentara Ilmupengetahuan Kristen - 25 Juli 2017

Aslinya diterbitkan di edisi 3 Juli 2017 majalah Christian Science Sentinel


Di seluruh dunia hampir 200 negara merayakan kemerdekaan atau kebebasan mereka. Sesungguhnya, lebih dari dua puluh negara merayakan hari kemerdekaan mereka di bulan Juli ini. Perlawanan terhadap penindasan yang menghasilkan kemerdekaan serta kesempatan yang lebih besar bagi pemerintahan sendiri dirayakan dan dihormati di seluruh dunia.

Dalam video untuk memperkenalkan produk pemberitaan baru, Christian Science Monitor Daily, Mark Sappenfield, editor dari Monitor, baru-baru ini mengatakan “berita adalah cerita tentang kita; itulah cerita tentang perjuangan kita untuk memperoleh martabat, keadilan, kejujuran, kasih sayang, kemajuan” dan “itu jarang merupakan jalan yang lurus atau mudah.” Tetapi setiap langkah kemajuan yang perlahan namun mantap—di mana  kelaliman disingkirkan dan kemajuan demi kebaikan yang lebih besar menjadi tujuan—adalah langkah yang lebih rohaniah. Dan perjuangan untuk mewujudkan kemanusiaan yang lebih luhur mempersatukan kita.

Dilihat secara rohaniah, perjuangan perorangan kita untuk kemerdekaan, kesehatan, dan kekudusan adalah perlawanan kita terhadap penindasan dan kelaliman materialisme dan didorong maju oleh harapan serta keyakinan bersama bahwa kemerdekaan itu mungkin diperoleh. Di sinilah Ilmupengetahuan Kristen, dengan menjelaskan hukum Allah, membantu mempersatukan kita dan memberi kekuatan kepada upaya insani kita untuk memperoleh kemerdekaan itu.

Ilmupengetahuan Kristen mengajarkan: “Manusia ada di bawah pemerintahan Allah, Roh, dan tidak di bawah sesuatu yang lain. Wujud Allah adalah ketidakberhinggaan, kebebasan, keselarasan, dan kebahagiaan yang tidak berbatas” (Mary Baker Eddy, Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci, hlm. 481). Kita belajar bahwa Allah, Kasih, adalah Asas ilahi yang mendasari karya penyembuhan Yesus. Ilmupengetahuan Kristen menunjukkan bagaimana kita dapat mempraktekkan penyembuhan Kristen di masa ini dengan saling menyatakan kasih dan kasih sayang yang besar—saling menghormati pengalaman hidup masing-masing orang—apa pun tantangannya. Secara insani, kita menghadapi berbagai cobaan.  Ny. Eddy mengalami hal ini dan menulis: “Kita harus mengalami cobaan dan penyangkalan diri, maupun suka cita dan kemenangan, sampai semua kesesatan dimusnahkan” (Ilmupengetahuan dan Kesehatan, hlm. 39). Selanjutnya, ia menjelaskan pahala yang mulia sebagai hasil dari mengatasi kesulitan. “Cobaan mengajarkan kepada manusia fana supaya jangan bersandar pada tongkat yang kebendaan ... Duka cita bermanfaat ... Tiap-tiap tahap pengalaman yang berikut membuka pandangan baru tentang kebaikan serta kasih ilahi” (Ilmupengetahuan dan Kesehatan, hlm. 66).

Gereja adalah kekuatan yang menyembuhkan yang menyatukan kita, membantu kita memperoleh pandangan baru ini tentang kebaikan serta kasih ilahi. Dampaknya adalah “meluhurkan umat manusia,” membangunkan pikiran yang sedang tidur kepada ideal-ideal yang lebih luhur dan menyatakan penyembuhan Kristiani (Ilmupengetahuan dan Kesehatan, hlm. 583). Kemerdekaan dari pembatasan kebendaan adalah sesuatu yang didambakan semua orang, dan Gereja memberi kita kesempatan untuk bersama-sama menuntut kemerdekaan kita, mengatasi tantangan, dan bersukacita. Gereja dapat memberi kita jalan untuk mengerjakan keselamatan kita sendiri dan menyembuhkan dalam suatu lingkungan yang bebas dari penghakiman serta celaan. Adalah wajar untuk merasa ingin bergabung bersama orang lain dalam pekerjaan yang mulia ini.

Tetapi apakah yang hendak mencoba meremehkan pengaruh yang menyembuhkan dari Gereja dan memecah-belah kemajuan serta potensinya? Dalam satu kata: kepribadian. Beberapa bentuk kepribadian yang bersifat memecah adalah sikap malu-malu dan merasa lebih unggul. Sikap malu-malu cenderung membuat orang mengasingkan diri dan menyiratkan bahwa ia tidak cukup baik untuk membantu, atau kehilangan kata-kata, atau takut mengajukan sesuatu masalah, dengan demikian membuang kesempatan untuk saling memberkati. Atau, dalam pekerjaan Gereja mungkin orang melihat kemajuan rohaniah dan penyembuhan sebagai pencapaian pribadi, alih-alih pengakuan yang rendah hati bahwa penjagaan serta kegiatan Kasih ilahi senantiasa tersedia. Meskipun tidak begitu disadari, mungkin muncul sejenis keangkuhan dalam bentuk kepercayaan bahwa mereka yang paling sehat dan paling kaya adalah orang-orang yang paling rohaniah juga. Sikap seperti ini dapat menumbuhkan rasa takut yang tidak terucap akan kegagalan dan menjadikan orang merasa malu atau tidak diinginkan jika mereka sakit, kekurangan, atau bergelut dengan yang disebut sebagai dosa. Suasana pikiran seperti ini membuat orang menjauh alih-alih menarik mereka. Dan hal ini tidak ada hubungannya dengan Ilmupengetahuan Kristen, hukum Kasih, yang mempersatukan kita dalam kemerdekaan Kebenaran.

“Mengucapkan perkataan yang meresap dalam hati dan menghibur orang sakit secara Kristen, dengan penuh belas kasihan sabar akan ketakutan mereka dan menghilangkan ketakutan itu, adalah lebih baik daripada suatu banjir teori yang berlebih-lebihan, pidato yang membeo belaka, serta penghamburan argumen, yang semuanya hanyalah ejekan semata-mata terhadap Ilmupengetahuan Kristen yang sah, yang bernyala-nyala dengan Kasih ilahi” (Ilmupengetahuan dan Kesehatan, hlm. 367).

Dalam suatu pertemuan besar dengan fokus doa penyembuhan, seorang peserta mulai bertingkah aneh, berjalan-jalan melewati kursi-kursi, berbicara dengan orang lain dan mengganggu seluruh presentasi. Ketika orang datang untuk dengan lembut mengajaknya keluar, ia berteriak melawan. Saat itu pembicara berhenti dan meminta kami semua untuk berdoa dalam hati kemudian mengucapkan doa bersama-sama. Kedamaian terasa di ruangan itu. Karena saat itu tiba waktunya untuk rehat makan siang, kami pun melakukannya. Ketika kami kembali, isteri pembicara menemani peserta itu. Mereka duduk di depan. Lengan isteri pembicara merangkul pundak wanita itu. Sesekali wanita itu menengok ke isteri pembicara dan mereka tersenyum. Tidak ada rasa malu atau kikuk, tidak ada yang menekan wanita itu untuk bersikap tertentu. Jelas sekali bahwa kami semua di sana untuk belajar lebih banyak tentang kuasa penyembuhan Kasih. Secara tidak sadar kami semua dapat melihat kasih yang tanpa syarat itu bekerja di kursi depan. Di kemudian hari saya mendengar bahwa wanita itu tak lama kemudian pulih dan pikirannya waras kembali. Tantangan mental yang dihadapinya diatasi dengan kasih yang merangkum serta dukungan tanpa syarat yang dinyatakan seluruh peserta.

Kita tidak sendiri dalam perjuangan melawan semua penindasan serta ketidakselarasan dan dalam upaya kita mendapatkan kesembuhan. Penyembuhan mempersatukan kita, seperti dinyatakan dalam nyanyian berikut:

Kawan, sungguh mulia
Harapan iman kita;
Mari b'rani berjuang,
Hidup suci t'rus pegang.
(Charles Wesley, Buku Nyanyian Ilmupengetahuan Kristen, No. 274)

Kita dapat saling mendukung dan mengasihi ketika menghadapi tantangan apa pun. Dan manakala kita melakukannya, kita akan melihat bahwa pemahaman kita akan kemahakuasaan serta kasih Allah bertumbuh, menghasilkan kemerdekaan, kasih sayang, penyembuhan dan kemajuan yang lebih besar bagi semua. Dan ini adalah sesuatu yang dapat kita rayakan—bersama. 

Kim Crooks Korinek

Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.