Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

Pembedahan secara mental membuka jalan untuk membangun suatu keluarga

Dari Bentara Ilmupengetahuan Kristen - 20 Maret 2017

Asilnya diterbitkan di edisi Februari 2017 majalah The Christian Science Journal


Beberapa tahun setelah kami menikah, suami saya dan saya berharap bisa membangun suatu keluarga. Ketika saya mengandung anak kami yang pertama, bayinya lahir hampir empat bulan lebih awal dan tidak bisa bertahan. Sayangnya, dua kehamilan berikutnya berakhir dengan cara yang sama. Setelah keguguran yang ketiga kalinya, dokter spesialis kandungan yang merawat saya melihat bahwa otot yang menunjang berat tubuh bayi saya robek. Ia mengatakan bahwa seorang dokter dari India telah merancang suatu cara pembedahan lima tahun yang lalu untuk membantu mengatasi hal ini. Saya mengambil langkah untuk menyelidiki kemungkinan ini dan menemui seorang ibu muda yang telah menjalani operasi tersebut. Setiap kehamilan memerlukan dua pembedahan serta operasi Caesar saat melahirkan dan juga selama kehamilan si calon ibu harus terus istirahat di tempat tidur tanpa melakukan kegiatan apa pun. Saya juga diberitahu bahwa kemungkinan keberhasilan hanyalah 45 persen. Saya tahu bahwa pembedahan itu tidak cocok untuk saya.

Selain itu, saya sangat bersedih karena kehilangan bayi-bayi saya, dan memikirkan apakah mereka dikasihi dan diurus dengan baik. Secara emosional saya berada di titik terendah dan kadang-kadang menangis. Suami saya menelpon dokter yang merawat saya dan menceritakan kepedihan saya. Dokter itu menjawab, bahwa jika hal itu terus berlangsung, saya harus menemui dokter ahli jiwa. Saya menyangka dokter itu akan memahami penderitaan yang saya alami selama beberapa tahun terakhir, tetapi ternyata tidak demikian. Meskipun sangat sedih, saya tahu bahwa saya tidak sakit jiwa.

Saya mulai mempertanyakan apakah Allah itu ada. Suatu hari ketika suami saya berangkat kerja, saya duduk mengingat-ingat apa yang diajarkan di Sekolah Minggu Ilmupengetahuan Kristen. Sungguh menyenangkan untuk diingatkan akan kasih Allah yang mesra kepada saya.

Saya selalu merasa bahagia dan aman mengetahui sifat Allah. Saya mulai memikirkan sifat-sifat Allah, seperti kasih, kebenaran, dan keadilan. Saya merenungkan ide bahwa Allah itu adil, dan bahwa jika seorang dokter mengembangkan cara pembedahan lima tahun yang lalu untuk memperbaiki cedera seperti yang saya derita, apakah yang akan dilakukan seorang wanita enam atau enam puluh tahun yang lalu? Konsep tentang ketergantungan kepada penyembuhan kebendaan, baik cara tersebut sudah dikembangkan atau belum, bagi saya tidak menyatakan keadilan ilahi. Saya tidak merasa hal itu sesuai dengan Kasih ilahi, yang senantiasa hadir bersama kita dan memelihara kita.

Saya berdoa dengan sepenuh hati, menanyakan, “Jika Allah memang sesungguhnya ada, tolonglah saya.” Suatu suara batin menjawab dengan janji Alkitab ini: “Bagimu akan ada matahari yang tidak pernah terbenam dan bulan yang tidak surut, sebab TUHAN akan menjadi penerang abadi bagimu, dan hari-hari perkabunganmu akan berakhir” (Yesaya 60:20). Pesan dari Allah ini, yang belum pernah saya dengar sebelumnya, terdengar lantang dan jelas, dan dengan segera saya berpaling kepada Ilmupengetahuan Kristen untuk mendapatkan kembali kegembiraan saya. Saya bangkit dan membuang semua obat-obatan di tempat sampah. Malam itu untuk pertama kali dalam berbulan-bulan saya tidur dengan nyenyak.

Saya menghubungi seorang penyembuh Ilmupengetahuan Kristen yang saya kenal sejak saya kecil, yang telah membantu keluarga saya mengatasi banyak cobaan. Kata-katanya yang menghibur adalah bahwa saat itu juga saya sudah sempurna. Kami berdoa bersama selama berbulan-bulan untuk membuktikan hal ini, dan setiap hari saya merasa mengalami kemajuan rohaniah. Pada suatu hari saya berkata kepada diri sendiri, “Inilah hari yang tepat.” Sore itu ketika suami saya dan saya berada di sebuah gedung bioskop, tiba-tiba saya merasa seakan sebuah mesin jahit sedang bekerja di dalam diri saya. Saya tahu bahwa sedang terjadi penyembuhan dan bahwa pembedahan secara mental sedang memperbaiki otot saya yang robek.

Setiap hari saya merenungkan secara mendalam pernyataan dari buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci karangan Mary Baker Eddy, yang berjudul pinggir “Ilmu kebidanan yang ilmiah,”: “Untuk memberi pertolongan yang sepatutnya pada kelahiran anak yang baru, atau ide ilahi, kita harus sama sekali melepaskan pikiran fana dari paham-pahamnya yang kebendaan, sehingga kelahiran akan berjalan dengan wajar dan aman. Walaupun beroleh tenaga yang baru, ide itu tidak dapat melukai lingkungannya yang berguna dalam pekerjaan kelahiran rohaniah. Suatu ide rohaniah tidak mengandung satu pun unsur kesesatan, dan kebenaran ini membuangkan dengan selayaknya apa pun yang merugikan. Ide yang baru, yang dikandung dan dilahirkan oleh Kebenaran dan Kasih, berpakaikan pakaian putih. Permulaannya akan lemah lembut, pertumbuhannya kuat perkasa, dan kedewasaannya tanpa kehancuran. Apabila kelahiran baru ini terjadi, maka bayi Ilmupengetahuan Kristen lahir dari Roh, lahir dari Allah, dan tidak dapat lagi menyebabkan penderitaan pada ibunya. Demikianlah kita tahu, bahwa Kebenaran hadir dan telah melaksanakan pekerjaanNya yang sempurna” (hlm. 463).

Suatu saat saya menyadari, bahwa bahkan jika saya tidak pernah punya anak, saya dapat mengasihi setiap orang sebagai anak Allah, dengan demikian membangun suatu keluarga yang sangat besar. Berbulan-bulan kemudian saya sadar bahwa saya mengandung.

Beberapa anggota gereja menyebutkan seorang dokter terkenal yang dapat menerima pandangan Ilmupengetahuan Kristen. Saat itu saya sudah hamil sekitar enam bulan. Ketika saya menelpon, dokter itu bertanya tentang catatan kesehatan saya. Saya menceritakan keadaan saya, tetapi tidak tentang pembedahan yang disarankan. Dokter itu mengatakan bahwa ia tidak bersedia menerima saya sebagai pasiennya, karena merasa bahwa kehamilan saya sudah terlalu jauh dan ia tidak mau bertanggungjawab. Tetapi, ketika saya hampir menutup telpon, ia menawarkan untuk memeriksa saya di tempat kerjanya keesokan harinya.

Saya menghubungi penyembuh dan menceritakan apa yang dikatakan dokter itu. Penyembuh itu berkata bahwa dokter itu benar dalam hal tidak mau bertanggung jawab, karena hanya Allah yang bertanggung jawab untuk hidup saya. Saya merasa terhibur dan menemui dokter itu sesuai perjanjian, dan menghargai sudut pandang profesionalnya. Pertemuan itu menyenangkan, dan dokter itu bersedia menangani kehamilan saya asalkan saya bersedia mengikuti semua petunjuknya. Saya meyakinkannya bahwa saya akan melakukan hal itu.

Sepulang dari pertemuan kesaksian hari Rabu di sebuah cabang Gereja Kristus, Ahli Ilmupengetahuan—beberapa minggu sebelum tanggal yang diperkirakan untuk kelahiran bayi saya—saya mulai merasakan kontraksi dan bayi itu terasa turun, yang menandakan bahwa kelahiran segera akan terjadi. Saya ingat seorang penyaksi dalam pertemuan kesaksian itu mengutip ayat ini dari kitab Yesaya: “janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan” (41:10). Saya terus memusatkan pikiran saya pada kebenaran itu, percaya bahwa Allah akan menjaga bayi saya. Dalam satu jam, kontraksi itu berhenti. Dua minggu kemudian putera kami lahir secara normal, sehat sempurna. Dua tahun kemudian, puteri kami juga lahir dengan normal dan saya tidak mengalami masalah selama mengandungnya.

Kami bersukacita untuk pertumbuhan rohaniah serta pemahaman yang mendatangkan berkat yang sangat berharga ini. Saya terus bersyukur untuk hal ini dan berbagai penyembuhan lain dalam Ilmupengetahuan Kristen. “Syukur kepada Allah karena karunia-Nya yang tak terkatakan itu!” (II Korintus 9:15). 

Joanne B. Wolf
Rockville, Maryland, AS

Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.