Pernahkan anda memikirkan arti sesungguhnya dari istilah “Gereja yang Hidup?” Apa artinya bagi kita, bagi sesama, dan bagi dunia?
Sudah hampir setahun ini, banyak pelajar Ilmupengetahuan Kristen di seluruh dunia merenungkan pertanyaan tersebut dan menemukan jawaban yang menarik dan beragam. Banyak di antara yang hadir mengatakan, bahwa Rapat Tahunan 2011 Gereja Pertama Kristus, Ahli Ilmupengetahuan, di Boston, AS, membuat kita semua memikirkan kembali dengan cara-cara yang baru bagaimana kita semua dapat lebih membuktikan bahwa Gereja yang kita kasihi adalah sesuatu yang benar-benar hidup. Mary Baker Eddy menjelaskan dalam Buku Pedoman Gereja bahwa Gereja ini dimaksudkan untuk memperingati perkataan dan pekerjaan Guru yang paling agung, Kristus Yesus. Ny. Eddy mendirikan gerejanya untuk menegakkan kembali penyembuhan rohaniah seperti yang diajarkan dan dipraktekkan Kristus Yesus dalam pekerjaan pelayanannya (lihat Buku Pedoman, hlm. 17). Adakah cara yang lebih baik untuk menunjukkan bahwa Gereja kita benar-benar hidup selain melalui penyembuhan Kristiani, yang dilakukan setiap hari, saat demi saat, dalam setiap keadaan? Singkat kata, pembaktian kita kepada penyembuhan dapat membawa kita untuk bersama-sama membentuk dunia yang lebih baik, dunia yang sarat dengan berkat dan sukacita.
Pertemuan Puncak di Boston Mengenai Gereja yang Hidup
Pertemuan Puncak ini dihadiri para pelajar Ilmupengetahuan Kristen dari wilayah New England dan wilayah-wilayah lain, dan dibuka pada hari Jumat sore yang dingin, di bawah sebuah tenda besar yang didirikan di Plasa Gereja. Setelah pendaftaran dan sajian musik hidup, Marceil DeLacy, CSB, satu di antara dua manajer Dewan Penceramah, menyampaikan pembicaraan singkat tentang ceramah Ilmupengetahuan Kristen. Dia menjelaskan bahwa ceramah dapat diselenggarakan dengan gaya dan panjang yang berberbeda sesuai keperluan yang berbeda dalam masyarakat yang beragam. Kemudian Kevin Graunke, CSB, dan Tom McElroy, CS, memberikan contoh bagaimana suatu ceramah yang berlangsung selama 15 menit dapat disampaikan dengan cara yang berbeda namun sangat efekktif. Setelah pembicaraan tersebut, hadirin dari berbagai wilayah Amerika Serikat dan Jerman menceriterakan bahwa setelah berdoa secara tekun dan penuh dedikasi, gereja-gereja mereka “menjadi hidup.” Pertemuan ditutup pada jam 9:00 malam dengan musik yang mengilhami yang disajikan sebuah band rock.
Keesokan harinya, pada jam 9:00 pagi, Bill Warrick, Manajer Kegiatan Gereja yang Hidup, menyambut para hadirin di gedung Gereja. Pada Pertemuan-Pertemuan Puncak sebelumnya, banyak yang melaporkan bahwa berbagi pengalaman dan berdoa bersama mengenai Gereja telah mengilhami dan membangkitkan semangat mereka. Mereka mengatakan bahwa saling berbagi pengalaman membuat kita sadar bahwa kita tidak sendiri dalam upaya kita. Ibaratnya menanam pohon yang kemudian berbuah, Bill mengingatkan bahwa kita tidak boleh membiarkan akar tanaman kita sulit bernafas, karena hal itu akan membatasi pertumbuhan kita.
Karena doa melandasi semua yang kita lakukan, pada bulan September 2010, para penyembuh Ilmupengetahuan Kristen di seluruh dunia mulai berdoa untuk medukung kegiatan Gereja yang Hidup. Sejak itu, Pertemuan Puncak Gereja yang Hidup, dengan partisipasi Gereja Induk, telah diselenggarakan di Munich, Jerman; Melbourne, Australia; Victoria, Canada; dan di AS di Pasadena, California; Chicago, Illinois; Denver, Colorado; dan di Boston, Massachusetts. Secara keseluruhan, sebelum, selama, dan sesudah Rapat Tahunan 2011, 80 komunitas di seluruh dunia telah atau akan menyelenggarakan Pertemuan Puncak Gereja yang Hidup di negara-negara seperti Argentina, Brazil, India, Liberia, Nigeria, Spanyol, dan di berbagai tempat di AS. Semua berpendapat, sungguh menakjubkan bahwa begitu banyak anggota dari begitu banyak tempat yang berbeda memusatkan perhatian kepada Gereja yang Hidup. “Gereja yang Hidup” berfokus pada pembaharuan gereja, bukan perubahan yang dramatis. Pembaharuan yang terus-menerus menguatkan setiap anggota dan menjadikan hidup suasana yang menyelimuti seluruh jemaat. Ny. Eddy menjelaskan dalam buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci bahwa “Alkitab mengajarkan, bahwa tubuh diubah dengan pembaharuan oleh Roh” (hlm. 241). Dan “pembaharuan oleh Roh” tumbuh dari akar yang dalam yang menyebabkan pohon berbuah untuk musim-musim yang akan datang. Apabila kita senantiasa berjaga, maju, dan menolak untuk menerima kemandegan, kita menyuburkan lahan dan tetap membuka mata untuk memastikan Gereja kita benar-benar Hidup.
Tiga Tema Utama
Selama sehari, para pembicara dan peserta memusatkan perhatian pada tema berikut: “Gereja dan Pertumbuhan Rohaniah,” “Gereja yang Dinyatakan,” dan “Gereja di dalam Masyarakat.” Beberapa hal yang dibahas bersama dengan Dewan Direktur Ilmupengetahuan Kristen adalah bagaimana roh Gereja menggerakkan, menyembuhkan, dan menguatkan setiap anggota. Para Pembaca Gereja Induk, Sandy Sandberg, CSB, dan Marian English, CSB, kemudian menyampaikan ide-ide yang bermanfaat mengenai bagaimana mereka berdoa untuk kebaktian gereja, dan bahwa membaca dengan penuh ilham sangatlah penting dan menyembuhkan. Judy Wolff, CSB, seorang anggota Dewan Wali Badan Penerbit Ilmupengetahuan Kristen, menyampaikan ide-ide metafisika yang penuh wawasan dan menarik tentang bagaimana mempertahankan dan menegaskan pertumbuhan Gereja kita serta Ilmupengetahuan Kristen di seluruh dunia. Pembicaraan lain yang mengilhami adalah mengenai Sekolah Minggu dan “Dasar yang Tidak Berbatas untuk Pertumbuhan,” oleh Lesley Pitts dan Mike Davis dari Perpustakaan Mary Baker Eddy, serta “Ceramah yang Mengena.” Pertemuan Puncak ini ditutup dengan suatu loka-karya yang bagus sekali tentang nyanyian solo di gereja, yang dipimpin solois Gereja Induk, Julia Wade dan pakar musik Peter Link. Kita dapat mendengarkan konser ini dan menyaksikan video tentang pertemuan puncak serta acara-acara lain (dalam bahasa Inggris) di http://christianscience.com/church-alive/events/boston-summit/.
Sekitar 1000 orang atau lebih hadir dalam Pertemuan Puncak Gereja yang Hidup di Boston. Berkat bagi semua dan terutama bagi mereka yang telah bekerja keras demi keberhasilan pertemuan tersebut.
Rapat Tahunan 2011
Marta Greenwood, penceramah, penyembuh, guru Ilmupengetahuan Kristen, membuka Rapat Tahunan 2011 sebagai Presiden Gereja Induk yang baru. Marta menyampaikan bacaan dari Alkitab, Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci, dan dari Buku Pedoman Gereja Induk, yang menekankan janji Yesus untuk mengirimkan Sang Penghibur, dan penemuan Ilmupengetahuan Kristen. Marta menekankan definisi rohaniah tentang Gereja dalam buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan, yang antara lain menyatakan bahwa Gereja “adalah lembaga yang memberi bukti tentang gunanya dan ternyata meluhurkan umat manusia — membangunkan pengertian yang sedang tidur sehingga ditinggalkannya kepercayaan kebendaan dan dicapainya pengertian tentang ide-ide rohaniah serta pembuktian akan Ilmupengetahuan ilahi, dengan demikian membuangkan setan, atau kesesatan, dan menyembuhkan orang sakit” (hlm. 583). Marta mengingatkan kita bahwa Gereja kita dibangun di atas Batu Karang, Kristus. Sebagai anggota, kita semua dapat memahami dan membuktikan Kebenaran ilahi, kita dapat menyembuhkan, dan kita mencerminkan Gereja yang Universal dan Menang (lihat Buku Pedoman Gereja, hlm. 19).
Setelah bacaan tersebut, jemaat berdoa dalam hati, dan mengucapkan bersama Doa Tuhan, lalu menyanyikan Nyanyian 176. Setelah itu, para pejabat Gereja yang lain bergabung dengan Marta: Dewan Direktur Ilmupengetahuan Kristen—Michael Pabst, Ketua; Nathan Talbot, Sekretaris; Tom Black, Margaret Rogers, dan Mary Trammell; Pembaca Pertama dan Kedua Gereja Induk, Sandy Sandberg dan Marian English; dan Bendahara, Ned Odegaard.
Marta menyampaikan rasa terima kasih yang tulus dan dalam kepada Fujiko Signs, yang sebelumnya menjabat Presiden Gereja Induk, atas kasih karunia, kekuatan, dan dukungan yang diberikannya kepada wilayah-wilayah yang tahun lalu mengalami bencana alam, seperti Selandia Baru, Indonesia, dan tanah airnya sendiri, Jepang.
Fujiko mengatakan bahwa dia melihat Gereja benar-benar “menjadi hidup” tahun yang silam. Dia mengatakan bahwa banyak gereja cabang yang mengalami kelahiran kembali dan bangkit menyadari makna yang sesungguhnya dari Gereja. Dia menyaksikan hal ini saat berkunjung ke Selandia Baru, India, Indonesia, Filipina, Amerika Serikat, dan gereja cabangnya sendiri di Tokyo. Atas nama rakyat Jepang, dan khususnya para anggota gereja cabang Tokyo, Fujiko menyatakan rasa syukur yang dalam untuk semua doa, dukungan melalui e-mail, lukisan-lukisan dengan pesan yang indah dari para murid Sekolah Minggu—dan juga untuk sumbangan praktis yang banyak dan penuh keikhlasan. Menurutnya sumbangan tersebut telah membantu ratusan orang Jepang—terutama anak-anak dan manula—dan akan terus membantu mereka tahun yang akan datang.
Michael Pabst mengucapkan terima kasih kepada Fujiko, Marta, hadirin serta para pemirsa yang menyaksikan melalui Web. Michael menyatakan bahwa Gereja yang Hidup merupakan fokus selama sepuluh bulan terakhir dan ternyata telah membangun suatu momentum sehingga Dewan Direkktur tidak bermaksud menghentikannya! Karena para anggota di seluruh dunia telah bersikap sangat terbuka kepada Dewan mengenai bantuan yang diperlukan untuk mengatasi masalah yang mereka hadapi, Dewan ingin menghormati sikap yang jujur dan rendah hati ini dan memutuskan untuk menyelenggarakan Rapat Tahunan ini dengan format yang berbeda.
Tiga Butir Pembahasan
Kesembilan pejabat Gereja Induk telah berdoa dengan tekun dan dalam tentang pertemuan ini, dan sebagai hasilnya, mereka sependapat untuk menyelenggarakan suatu pertemuan yang bersifat tidak formal, terus-terang, dan pembicaraan yang tidak diatur sebelumnya, dari lubuk hati menimba dari pengalaman mereka sebagai penyembuh dan guru Ilmupengetahuan Kristen.
Tahun ini, 1300 orang hadir dalam Rapat Tahunan Gereja Induk di Boston, dan banyak yang secara langsung menyaksikan melalui 6.500 komputer. Sembilan negara yang paling banyak mengikuti siaran langsung tersebut adalah AS, Inggris, Kanada, Jerman, Brazil, Swis, Perancis, Afrika Selatan, dan Argentina.
Dewan Direktur memutuskan untuk berfokus pada tiga butir pembahasan dalam pertemuan tersebut: landasan rohaniah Gereja; tantangan yang dihadapi para anggota; solusi yang dapat di ditemukan dengan bantuan setiap orang di antara kita sebagai anggota.
Sebagai Sekretaris, Nathan Talbot menyatakan bahwa landasan rohaniah Gereja terbukti dari ribuan orang yang telah menulis blog dan pembahasan di Web selama tahun silam, dan belajar tentang Gereja yang Hidup melalui majalah-majalah Ilmupengetahuan Kristen. Para pajabat telah mendengar dari para anggota, dan berdoa bersama mereka mengenai masalah-masalah Gereja.
Marian English menekankan bahwa Ilmpengetahuan dan Kesehatan menjelaskan bahwa Yesus mendirikan Gerejanya dan memeliharanya di atas dasar rohaniah penyembuhan Kristus—dan dasar rohaniah untuk Gereja tersebut menyangkut setiap orang di antara kita. Dia mengatakan bahwa sebagai Pembaca, mereka terus menerus mendengar tentang kesembuhan yang terjadi selama kebaktian Gereja. Misalnya, sehari sebelum Rapat Tahunan, seseorang mendatanginya dan berkata, “Tahukah anda, bahwa semalam saya merasa tidak enak badan, dan saya berdoa. Sesudah itu saya merasa lebih baik, dan memutuskan untuk menghadiri kebaktian. Dan dalam kebaktian itu saya sembuh sama sekali.”
Tom Black mengatakan bahwa ada banyak keinginan untuk merubah Gereja, tetapi saat orang mendalami keinginan tersebut, mereka mulai sadar bahwa hal itu menyangkut lebih banyak daripada hanya “menggaruk di permukaan.” Mereka sadar, bahwa mereka harus merubah sesuatu dalam kesadaran mereka sendiri, kata Tom, dan menanggapi tuntutan agar pikiran mereka menyerah kepada Kristus.
Anggota Dewan Mary Trammell mengatakan bahwa seorang wanita dari Maryland menulis bahwa dia pecandu berat alkohol dan obat-obatan, tetapi sangat ingin berpartisipasi dalam kegiatan sebuah gereja cabang. Untuk itu dia harus berusaha mengatasi kebiasaan tersebut. Dan sekarang, kata wanita itu: “Sebagai hasil dari keinginan yang kuat untuk melayani Gereja bertahun-tahun yang lalu, saya telah menjadi penyembuh Ilmupengetahuan Kristen dan Penitia Urusan Publikasi.”
Sebuah komentar yang sangat mengesankan juga disampaikan Ned Odegaard: “Ketika kita mohon kepada Allah untuk membaharui pikiran kita, terkadang Allah menjawab doa kita dengan cara yang tidak terduga.”
Setelah mendengarkan komentar-lomentar tersebut, hadirin menyaksikan video klip dari para peserta pertemuan-pertemuan puncak Gereja yang Hidup. Pada dasarnya para peserta menyadari bahwa cara-cara yang segar dalam melakukan sesuatu mendatangkan semangat baru dan bahwa kita perlu merangkum komunitas kita dan dunia kita dengan cara yang menyembuhkan. Seorang peserta dari Munich, Jerman, mengatakan, “Kami sadar bahwa citra lahiriah Gereja telah banyak berubah, dan akan terus berubah. Saya kira, kita, sebagai pelajar Ilmupengetahuan Kristen, dapat berpegang kepada ide tentang Gereja, dan ide tersebut tidak akan pernah berubah.” Dan seorang peserta dari Melbourne, Australia, mengatakan bahwa gereja, “seharusnya mengalir, oleh karena itu harus berada di mana orang berada…itu tidak harus merupakan sebuah bangunan.” Gereja harus menyatakan kegiatan Allah.
Michael Pabst mengakhiri dengan mengatakan bahwa penyembuhan adalah dasar Gereja kita. Dia menyampaikan komentar berikut, yang ditulis oleh seseorang dalam forum diskusi: “Jika kita menyembuhkan seperti Mary Baker Eddy dan Yesus, kita tidak akan mempermasalahkan bentuk kebaktian kita. Orang pasti akan datang.” Dan Margaret Rogers mengatakan bahwa ada orang lain yang menulis, “Jika kita tidak menyembuhkan seperti Mary Baker Eddy dan Yesus, tidak ada bedanya apa pun urutan kebaktian kita.”
Pembahasan berlanjut dalam suasana yang akrab, tulus, dan tidak formal, dan menyinggung pokok yang sangat penting bagi kemajuan serta perluasan Ilmupengetahuan Kristen. Pembahasan itu mencakup komentar untuk mempelajari dengan tekun Pelajaran Alkitab Ilmupengetahuan Kristen dan membuktikan secara terus-menerus kebenaran rohaniah yang terkandung di dalamnya. Setiap anggota dapat memusatkan perhatiannya untuk menjadi penyembuh yang lebih baik, dan menyatakan kasih seperti Yesus. Marta Greenwood menyatakan bahwa kita dapat mengasihi dengan menyatakan agape yang dalam bahasa Yunani berarti kasih tanpa syarat, kasih yang terus tercurah dan memberi sepanjang waktu. Itulah kasih yang dinyatakan Yesus dan Ny. Eddy. Gereja Ilmupengetahuan Kristen dibangun d atas Kasih ilahi. Sebagai anggota Gereja ini, kita dapat menyatakan roh Kasih dengan cara saling mempedulikan dan saling menghormati.
Bahkan saat kita menghadapi tantangan kemunduran—dalam jumlah anggota, gereja, persediaan—tetapi kita memiliki gedung yang besar, kita seharusnya tidak terkesan oleh keadaan tersebut. Yang benar-benar berarti adalah pertumbuhan rohaniah yang dialami para anggota. Yesus bersabda, “Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka” (Mat 18:20), tambah Sandy Sandberg. Sangatlah membantu untuk mengingat bahwa mereka yang telah mendahului kita, dan ratusan ribu kesembuhan yang telah terjadi, itulah yang menempatkan gereja-gereja Ilmupengetahuan Kristen di atas landasan yang kokoh. Dan semangat kesinambungan mendorong kita semua untuk maju.
Butir penting yang lain yang muncul dalam pembahasan yang terus terang tersebut menyangkut permohonan menjadi anggota. Nathan Talbot mengatakan bahwa ukuran dan persyaratan kita harus timbul dari pernyataan Mary Baker Eddy dalam buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan: “Masa bagi pemikir sudah tiba” (hlm. vii). Alih-alih mengajukan pertanyaan sederhana apakah si pemohon minum atau merokok, kita dapat lebih mendalami sifat pemikirannya dan ketulusan hatinya. Suatu keanggotaan yang lebih kuat timbul dengan mendorong para anggota agar lebih dapat melihat watak seseorang, lebih mengasihi Gereja, dan lebih menghargai berkat yang datang melalui pencapaian tujuan yang bermoral.
Penurunan jumlah anggota mungkin mengakibatkan pendapatan yang lebih kecil bagi Gereja setiap tahun, tetapi hikmat yang kita ambil, dalam istilah keuangan, adalah agar kita memiliki kuasa atas bidang keuangan, dan itu juga berlaku bagi bangunan-bangunan kita. Uang seharusnya merupakan hamba bukan tuan, kata Ned Odegaard.
Ny. Eddy menulis bahwa kemajuan Ilmupengetahuan Kristen sebagian besar bergantung kepada Khotbah Pelajaran Alkitab (lihat Buku Pedoman, hlm. 31). Marian mengatakan bahwa kemajuan mencakup “jaminan finansial, pertumbuhan finansial,” tetapi maju,berarti “berkembang, tumbuh, bertambah.” Sudah pasti kita dapat tumbuh dalam keyakinan dan pembuktian kita akan penyembuhan Ilmupengetahuan Kristen.
Dalam majalah The Christian Science Journaledisi bulan Juni 2011, para Wali Badan Penerbit memuat sebuah artikel dalam kolom “News @ CSPS” yang memberitakan bahwa harga langganan majalah Journal, Sentinel, dan Heralds jauh di bawah harga yang dapat menutup biaya penerbitannya. Segera setelah artikel tersebut dibaca para pelanggan, beberapa anggota mengirim email yang menyatakan mereka ingin menyumbang. Menghargai majalah-majalah tersebut dapat juga dianggap sebagai kemajuan yang sesungguhnya, demikian komentar Mary Trammell.
Kesehatan keuangan Gereja kita adalah berkat sumbangan yang penuh kasih dari para anggota selama bertahun-tahun, demikian Michael Pabst mengingatkan kita saat melaporkan bahwa dana yang tersedia saat ini berjumlah $514 juta. Gereja tidak mempunyai hutang. Dan pengeluaran tahun silam berjumlah $93 juta. Sebagian dana yang tersedia tidak dibatasi dan dapat digunakan untuk maksud apa saja. Tetapi dua per tiga dari dana kita memiliki berbagai pembatasan yang dikenakan si penyumbang. Dewan Direktur dengan bimbingan doa telah memutuskan, jika mungkin, untuk memelihara dana dalam jumlah yang lebih besar, sampai kita membalikkan kecenderungan penurunan jumlah anggota.
Michael Pabst juga menyampaikan ucapan terimasih kepada Ned untuk kejujurannya, kesetiaannya, dan wawasannya, sebagai Bendahara. Ned telah mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Bendahara karena ingin membaktikan waktunya untuk penyembuhan Ilmupengetahuan Kristen. Bendahara yang baru adalah Lyon Osborn, yang sebelumnya mengabdi sebagai manajer Badan Penerbit Ilmupengetahuan Kristen.
Persatuan dan kasih memainkan peran penting dalam pertumbuhan gereja—kasih kepada sesama anggota yang kemudian menyentuh masyarakat di sekitarnya. Margaret Rogers melaporkan suatu contoh yang bagus mengenai kuasa penyembuhan persatuan dan kasih di Republik Kongo. Kekejaman yang sangat mengerikan terjadi saat perang saudara di Kongo beberapa tahun lalu, dan seorang wanita dan keluarganyan bersembunyi di rumah mereka. Mereka tinggal di rumah selama tiga hari dan hanya makan dan minum apa yang tersedia di rumah. Tetapi tentara menemukan mereka dan memaksa mereka keluar dari rumah. Tiga ratus pucuk senapan diarahkan kepada mereka. Tetapi yang dilakukan si wanita saat itu adalah mencurahkan kasih. Dia menegaskan kepada diri sendiri bahwa hanya ada satu Allah, satu Bapa, yang membimbing mereka semua. Dan meskipun tentara itu menuduh keluarga wanita itu sebagai musuh, wanita itu melihat mereka semua sebagai cerminan Bapa yang satu. Tentara membawa mereka ke kantor polisi, dan kepala polisi, setelah mengajukan beberapa pertanyaan, memerintahkan kepada para tentara untuk membawa wanita itu dan keluarganya pulang. Sejak saat itu, para tentara datang mengecek keadaan mereka setiap hari untuk memastikan bahwa mereka aman. Kuasa penyembuhan persatuan dan kasih dapat sangat bermanfaat bagi dunia saat ini.
Tom Black mengatakan perlunya semua anggota secara metafisis menangani tantangan yang dihadapi Ruang Baca yang menyangkut penjualan dan tenaga yang dibutuhkan, dan juga menyangkut penurunan angka kehadiran di Sekolah Minggu. Laporan dari seluruh dunia menyatakan bahwa para pelajar Ilmupengetahuan Kristen mengakui kepercayaan serta gangguan pada pikiran masyarakat dan keperluan untuk mengatasi hal tersebut dengan kuasa Kristus.
Mary Trammell menekankan bahwa Ny. Eddy mengharapkan kemajuan, pengembangan, dan solusi untuk majalah-majalah kita saat memerintahkan agar terbitan berkala kita “selalu mengikuti perkembangan zaman,” dengan memenuhi keperluan setiap masa. Dengan mengikuti bimbingan tersebut, Badan Penerbit sedang mengembangkan layanan untuk berlangganan Journal, Sentinel, and Herald secara online, yang akan dimulai pada kuartal pertama 2012.
Unsur utama untuk mendapatkan solusi adalah mengatasi ketakutan apa pun, kata Nathan Talbot. Ketakutan tidak berperan dalam petumbuhan rohaniah kita, dan sebagai anggota gereja kita tidak perlu memiliki rasa tanggung jawab pribadi yang palsu. Kita harus bersikap tidak gentar dan mengetahui bahwa Kasih ilahi menghapuskan ketakutan dan membimbing setiap orang.
Mary Trammell mengumumkan bahwa Bill Dawley, editor kita yang dengan setia mengabdikan diri selama delapan setengah tahun juga mengundurkan diri untuk membaktikan diri secara purna waktu kepada praktek penyembuhan Ilmupengetahuan Kristen, dan menyambut Dorothy Estes, CSB, dari Sacramento, California, AS, untuk menggantikan Bill sebagai editor, dan membawa kita ke masa depan.
Russ Gerber, Panitia Urusan Publikasi, melaporkan beberapa contoh yang mengilhami dalam mengatasi ketakutan serta gangguan dalam pembicaraannya dengan media. Dia mengatakan bahwa Penitia Urusan Publikasi di seluruh dunia telah mulai berbicara dengan lebih terbuka dan berhasil dengan para wartawan, pembuat undang-undang, dan para profesional di bidang kesehatan.
Mengapa kesempatan-kesempatan ini muncul? tanya Michael Pabst. Ini disebabkan karena komitmen kita masing-masing kepada Ilmupengetahuan Kristen dan upaya kita untuk menjadi orang Kristen yang lebih baik. Persatuan, persaudaraan, dan pendekatan yang tidak berprasangka akan membawa kita maju dan membantu kita untuk menyatakan dengan lebih sempurna pemahaman yang sesungguhnya dan penuh kasih tentang Gereja yang Hidup. Dan persatuan bukan berarti keseragaman. Kita semua dapat menyatakan persatuan dan keragaman, menyadari kesamaan kita alih-alih apa yang memisahkan kita. Gereja sebagai kuasa kebaikan yang terorganisir, dapat dan akan mengatasi setiap bentuk yang seakan merupakan perlawanan atau oposisi yang terorganisir.
Dalam semangat persatuan dan kasih kepada sesama, semua peserta mengakhiri pertemuan dengan menyanyikan bersama syair Mary Baker Eddy yang berjudul Doa Ibu Di Malam Hari.Kemudian para pejabat Gereja dengan tertib meniggalkan podium.