Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

Selalu berada di tempat saya yang benar

Dari Bentara Ilmupengetahuan Kristen - 1 September 2011

Diterjemahkan dari The Christian Science Journal, edisi Agustus 2011


Beberapa tahun yang lalu saya mendapat tawaran kerja di suatu perusahaan yang menjanjikan. Namun setelah bekerja selama dua minggu, saya menjadi sangat kecewa. Saya merasa bahwa baik perusahaan maupun posisi yang ditawarkan sama sekali tidak sesuai untuk saya. Saya merasa sangat tertekan dan sedih, seakan karir saya berhenti sama sekali. Karena tidak tahu apa yang harus saya perbuat, saya memutuskan untuk berdoa tentang karir saya dan pekerjaan baru itu. Saya merasa bahwa satu-satunya jawaban adalah keluar dari pekerjaan tersebut. Saya  tidak tahu bagaimana Allah akan membantu langkah saya berikutnya, tetapi saya yakin bahwa Dia sudah  merencanakannya.

Meskipun saya merasa yakin, Allah mempunyai rencana yang berbeda. Saya meneruskan pekerjaan saya, dan tidak melihat titik terang. Saya berjuang untuk melihat apa tujuan saya menghabiskan waktu di situ, dan hati saya menjadi ciut. Tetapi setelah bekerja beberapa bulan, akhirnya saya sadar akan apa yang selama itu saya lakukan. Saya telah menggariskan pemecahan masalah tersebut dan minta kepada Allah untuk mengabulkannya, padahal selama itu saya merasa telah mempercayai Allah sepenuhnya. Rasanya, setiap kali doa saya adalah seperti ini: “Saya bersyukur untuk ……, tetapi tolong bantu saya keluar dari pekerjaan ini.” Saya sadar, bahwa saya harus merubah pemikiran saya tentang pekerjaan dan tujuan saya.

Meskipun saya percaya Allah mempunyai rencana untuk masa depan saya, saya lupa bahwa Dia juga memiliki rencana untuk masa sekarangsaya. Saya tahu bahwa Allah menyediakan tempat yang sesuai bagi saya, tetapi saya belum menyadari bahwa saya sudah berada di tempat saya yang benar. Saya sadar bahwa rencana Allah tidak hanya menyangkut kedudukan saya berikutnya, tetapi juga kedudukan saya saat itu. Saya melihat bahwa saya dapat diberkati oleh pengalaman ini dan memberkati teman-teman sekerja saya.

Suatu hari, saat istirahat makan siang, saya duduk di tempat yang sunyi dan berdoa mengenai keadaan saya. Saya merenungkan bahwa Allah adalah Kasih yang tidak berhingga dan meliputi semuanya, dan bahwa Asas dinyatakan dalam setiap segi kehidupan saya, setiap hari. Saya memahami bahwa saya tidak pernah dapat dipisahkan dari Asas ini, dan Asas ini dengan lemah lembut membimbing dan memerintahi setiap langkah saya. Tidak sesuatu pun dapat mengganggu hubungan saya dengan Allah, atau memisahkan saya dari kasih Allah. Saya juga melihat dengan jelas bahwa pekerjaan saya aman di dalam Allah, dan bahwa pekerjaan tetap saya, yang pertama dan yang utama, adalah selalu memuliakan Allah di dalam semua yang saya lakukan. Saya menyadari bahwa saya dapat melakukan hal tersebut di mana saja, apa pun kedudukan saya, dan bahwa pekerjaan utama saya ini, yakni bekerja pada Allah, meluhurkan dan memelihara saya. Saya dapat merasa yakin bahwa setiap seluk-beluk kehidupan saya akan diurus dan bahwa setiap detik dalam pekerjaan ini ditata dan diatur oleh Asas yang maha-mengetahui. Allah tidak hanya menjaga saya, setiap orang tercakup dalam rencana ilahi ini—tidak ada yang terkecuali.

Saya menegaskan bahwa setiap orang di kantor saya adalah ide Allah yang sangat berharga dan bahwa setiap rekan sekerja saya memuliakan Allah. Saya merasa nyaman, damai, puas, mengetahui bahwa kehendak Allah sudah terjadi. Sedang saya berdoa, saya memutuskan untuk mendengarkan, diam berserah dan menyaksikan apa yang ditunjukkan Allah kepada saya. Saya memahami bahwa Allah tidak akan pernah membawa saya ke dalam suatu keadaan tanpa memberi sarana yang saya perlukan, bukan saja untuk bertahan, melainkan untuk berkembang.

Untuk pertama kali dalam beberapa bulan, saya dapat menerima kenyataan bahwa mungkin  Allah menghendaki saya untuk tidak meninggalkan pekerjaan itu. Dengan ilham yang baru ini, hari-hari saya di kantor diperbaharui. Saya menggunakan saat-saat yang semula saya habiskan untuk mengasihani diri sendiri dan merasa bosan, dan merubahnya menjadi saat-saat yang menyembuhkan. Saya mulai merencanakan hari-hari saya untuk memuliakan Allah. Saya mempelajari berbagai topik dengan bantuan Concord, suatu perangkat lunak yang memungkinkan kita mencari kutipan dari Alkitab, Ilmupengetahuan dan Kesehatan, karya tulis Mary Baker Eddy lainnya, dan Buku Nyanyian Ilmupengetahuan Kristen. Saya juga membaca biografi Ny. Eddy, memberikan doa penyembuhan Ilmupengetahuan Kristen bagi diri sendiri serta masalah-masalah di dunia, dan bahkan mulai menerima telpon dari teman-teman dan sanak saudara yang memerlukan dukungan doa.

Beberapa minggu kemudian, secara tidak terduga saya menerima telpon dari majikan saya yang lama, meminta saya untuk kembali bekerja di perusahaannya dengan mendapat promosi. Saya segera menerima tawaran tersebut. Hati saya sarat dengan rasa syukur untuk Kasih yang telah memenuhi segala keperluan saya secara melimpah.

Kemudian saya mendapati bahwa doa saya waktu itu telah menghasilkan beberapa kesembuhan yang sebelumnya tidak saya sadari. Beberapa kutil lenyap dan ketidak-nyamanan di kaki yang sudah lama saya rasakan juga hilang. Kedua kesembuhan ini bersifat permanen. Bagi saya, semua ini hanyalah sedikit bukti tambahan bahwa mempercayakan setiap waktu kita kepada Allah tidak hanya menyelaraskan keadaan secara garis besar tetapi juga dalam setiap seluk-beluknya.

Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.