Anak laki-laki saya mengalami kesembuhan yang menakjubkan ketika berumur tiga setengah tahun. Kesembuhan itu menunjukkan bahwa Kasih Ibu-Bapa senantiasa hadir di mana-mana dan dapat menangani segala keadaan darurat.
Saat bermain di arena palang gantung di sebuah pusat penjagaan anak-anak, anak saya terjatuh dan leher serta pundaknya cedera. Ketika petugas di situ menolongnya, dia dapat melihat bahwa ada sesuatu yang tidak pada tempatnya. Karena saya sedang keluar kantor dan tidak dapat dihubungi, maka direktur pusat penjagaan anak itu mengacu kepada petunjuk saya bila terjadi keadaan darurat dan segera menelpon seorang penyembuh Ilmupengetahuan Kristen. Setelah mendengarkan apa yang terjadi, penyembuh mengatakan bahwa dia akan datang ke pusat penitipan anak itu. Saya sungguh sangat bersyukur kepadanya atas hal itu!
Sementara menunggu penyembuh datang, dan terus berusaha menghubungi saya, guru anak saya duduk di atas tilam di mana anak saya terbaring dan mulai berbicara tentang kasih Allah kepadanya. Ternyata guru tersebut pernah belajar di Sekolah Minggu Ilmupengetahuan Kristen saat remaja dan masih ingat penegasan yang menghibur bahwa Allah adalah Kasih. Setelah kejadian itu, guru itu berceritera kepada saya bahwa dia sudah lama tidak berpikir tentang hal itu, tetapi saat dia berbicara dengan anak saya untuk menenangkannya, timbul pikiran untuk mengatakan hal tersebut kepada anak saya. Guru itu mengatakan takjub melihat perubahan yang serta merta pada anak saya. Anak itu berhenti menangis, menjadi lebih tenang dan ketakutannya berkurang. Betapa bersyukur saya menyadari bahwa anak-anak kita tidak pernah terlalu muda untuk mulai mempelajari Ilmupengetahuan Kristen. Kira-kira dua jam sesudah kecelakaan itu, saya dapat dihubungi dan kami dapat membawa anak itu pulang.
Dalam doa kami untuk anak itu, penyembuh dan saya menyadari pentingnya meyakinkan direktur dan guru di pusat penitipan anak itu bahwa anak saya telah mendapat perawatan yang baik. Saya menelpon direktur itu dan mengucapkan terima kasih atas perhatiannya dan memberitahukan bahwa anak saya telah dapat makan siang dengan baik dan sedang bermain dengan gembira. Saya meyakinkannya bahwa saya akan tinggal di rumah menemani anak saya dan menjaganya. Dalam doa, saya mengakui bahwa kekhawatiran yang dinyatakan direktur dan guru tersebut sesungguhnya adalah kasih yang dinyatakan, dan saya tahu bahwa sumber kasih adalah Allah.
Dalam buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan, Mary Baker Eddy mengatakan, “Kecelakaan tidak ada bagi Allah, atau Budi baka, dan kita harus meninggalkan dasar fana kepercayaan kita dan bersatu dengan Budi yang esa, untuk mengganti pendapat tentang nasib dengan paham yang benar tentang bimbingan Allah yang tidak dapat salah, dan dengan demikian menjadikan nyata keselarasan.”
“Di bawah pimpinan dan penjagaan ilahi tidak dapat terjadi kecelakaan, karena tidak ada tempat bagi ketidaksempurnaan di dalam kesempurnaan” (hlm. 424).
Saya perlu melihat bahwa anak itu tidak dapat dipisahkandari Allah, Ibu-Bapanya. Dia tidak pernah jatuh keluar dari penjagaan Allah. Kesatuannya yang terus berlangsung dengan Allah tidak pernah terputus atau terganggu. Malam itu anak saya terbangun beberapa kali. Setiap kali hal itu terjadi saya menyanyikan lagu-lagu gereja untuknya, dan dia akan segera tenang dan tidur kembali. Salah satu lagu kesayangannya adalah syair Ny. Eddy “Doa Ibu di Malam Hari,” yang mengandung baris-baris ini: “Kasih pengasuh burung di sarang / Anakku pun jagalah tiap malam” (Buku Nyanyian Ilmupengetahuan Kristen, No. 207).
Keesokan harinya sang ayah meminta agar kita membawa anak kami ke dokter. Setelah memeriksa anak itu, dokter merujuk kami ke rumah sakit untuk melakukan ronsen. Sampai saat itu saya tidak takut, tetapi ketika mereka mempersiapkan peralatannya, rasa takut memenuhi pikiran saya. Saya pun keluar ruangan sebentar untuk berdoa. Saya sadar bahwa saya takut karena peralatan ronsen itu terlihat begitu seram dan berkuasa. Tetapi pemikiran tentang kuasa itu segera menyadarkan saya. Siapa yang memiliki kuasa yang sesungguhnya? Sangat jelas dalam pikiran saya bahwa Allah adalah satu-satunya kuasa, bukan seperangkat alat. Kesejahteraan anak saya ada dalam Kebenaran, Allah. Dan anak itu bersifat rohaniah, sejahtera, dan sehat karena begitulah Allah menciptakannya dan memelihara anak itu selamanya. Sedang saya memahami kebenaran-kebenaran ini, saya merasa bebas dari ketakutan dan hanya mengharapkan kebaikan. Hasil ronsen menunjukkan bahwa tulang selangka anak saya memang pernah patah, tetapi saat itu sudah pulih pada tempatnya dan sembuh sempurna. Anak itu tidak lagi merasa kesakitan, dan pada akhir hari itu dia sudah bebas bergerak sepenuhnya. Sekarang anak saya sudah kuliah dan tidak pernah mengalami kesulitan dengan tulang selangkanya.
Terima kasih Tuhan. Terima kasih kepada para penyembuh yang selalu bersedia dan siap membantu kita, dan kepada para pekerja gereja di seluruh dunia yang bekerja menyampaikan Ilmupengetahuan yang menakjubkan ini kepada hati yang yang menunggu. Saya bersyukur untuk Penunjuk Jalan kita, Kristus Yesus, dan untuk Ny. Eddy serta penemuannya akan Ilmupengetahuan Kristen.
Napa, California, AS